Camera, Roll, and ACTION!
Bagaimana perasaanmu saat orang asing menganggapmu sebagai orang yang dinantikannya? Menunggumu untuk memberikan secercah harapan untuk mereka dengan lingkup yang luas? Sebuah negeri, kira-kira. Bayangkan! Apa yang kau pikirkan kala dirimu bergerak tak tentu arah? Semesta membawamu ke tempat yang entah mengapa membutuhkanmu dengan sangat. Tentu saja, kebingungan dan sedikit kecemasan yang akan menyapamu.
Seperti kelima lelaki pemuda ini. bersama, mengikuti arahan semesta untuk terus berjalan. Bersama, mengiyakan semesta untuk menemukan takdir yang lain. Bersama, sepakat pada semesta dalam menjalani hal yang tak pernah mereka temukan sebelumnya. Mereka hanya sebatas mahasiswa di tahun pertengahan yang memiliki semangat masa muda dan kuatnya rasa pertemanan. Disini, mereka disebut sebagai pemberi harapan. Sang penolong yang dipilih secara langsung oleh semesta. Hey! Itu aneh!
"Tapi, kami tetap tidak mengakui itu. Maaf," ucapan Jivan membuat keheningan kembali hadir
Yoga tidak ingin berpikir lebih jauh lagi tentang apa yang akan terjadi pada mereka. Ehan yang pada dasarnya adalah orang tak bisa diam, kini dirinya diam, tak berkutik sedikit pun. Naresh dan Rajen menunduk dalam menunggu suara yang akan keluar berikutnya. Lain lagi dengan yang lainnya, Jivan menatap intens Asoka yang ada di depannya, menunggu apa respon selanjutnya yang dirinya dapatkan.
"Hahh," helaan nafas Asok, sang ketua menarik perhatian kelima pemuda di depannya
"Menjadi ketua adalah sebuah pilihan dewa. Setiap lelaki dewasa di desa ini yang berumur 25 sampai 30 tahun harus melakukan pertapaan di gua yang letaknya di ujung desa, begitu pun saya. Hingga akhirnya saya dipertemukan oleh dewa di masa pertapaan yang menjadikan diri saya seorang ketua di desa ini. Kalian tau hal apa yang dibicarakan dewa pada saya pertama kali? Dewa mengingatkan akan lima pemuda yang akan hadir sebagai penolong di masa sekarang. Dewa juga memberitahu saya semua ciri yang ada pada lima pemuda itu. Saya berpikir, apakah konflik negeri juga akan terjadi di masa yang akan saya pimpin nantinya? Dan itu benar. Namun, saya tidak terlalu takut karena saya adalah ketua dari desa Arlo, desa yang ditinggalkan. Dan-"
"Tunggu, apa maksud dari desa yang ditinggalkan?" tanya Rajen memotong penjelasan panjang Asoka
"Kami adalah warga dari desa di ujung barat negeri. Letak desa kami bisa dikatakan sebagai pembatas antara negeri ini dan area luarnya. Karena letak yang jauh dari pusat kota, desa Arlo tak pernah sekalipun dilirik dan dikunjungi para pemerintah. Desa ini miskin walaupun terlihat indah. Hanya sekedar datang ke kota saja, kami tak sanggup karena uang yang dikeluarkan sudah tentu akan terlalu banyak. Maka dari itu, kami beternak, menanam padi dan banyak sayuran, mengelola aliran air yang kami punya, mengasah besi sebagai tombak, dan memanfaatkan kayu sebagai bahan bakar pembuat obor. Semua yang kami lakukan kembali pada kami," jelasnya
"Dari kapan pemerintah gak pernah datang?"
"Sudah lama. Sebelum saya dilahirkan juga begini, itu yang orang tua saya katakan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chosen
Teen Fiction5 laki-laki muda yang menghilang diujung pengejaran saat demo tengah berlangsung. Berusaha menghindari petugas keamanan dengan berlari menjauh, sangat jauh. Hingga menghilang dari dunia yang seharusnya mereka tinggali. The chosen. Semesta memilih m...