Kembali

26 4 0
                                    

Camera, Roll, and ACTION!

Camera, Roll, and ACTION!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tok Tok Tok

Tok Tok ToK Tok Tok

Tok Tok Tok Tok Tok Tok Tok


"Ehan! Bangun!"

"Ehan!! Udah siang! Bangun buruan, makan dulu!"

"EHAN ANJIR BANGUN!

Gedubraaaaaak

"Hhhhh, ni orang tidur apa simulasi mati sih?"

"EHAAAAAN BANGUNNNNNNN!"

"Erghhhhh, Rajen bangsat! Berisik anjir!"

"Ck, susah banget bangunnya. Heran gue. Cepet ke kamar Yoga, makan dulu. Udah jam 12 siang ini."

"Akhhh! Iya!"

"Sekali lagi lu nempel ke kasur, gue bawa lagi lewat gorong-gorongnya ye!"

Siang ini, mereka telah kembali. 

Kembali dari perjalanan yang mereka tak dapat lagi pikirkan. Setelah perdebatan di depan mulut gorong-gorong, akhirnya kelima pemuda itu memilih masuk dan pergi dari tempat antah berantah yang tidak pernah mereka bayangkan. Meninggalkan kemungkinan yang akan terjadi nanti. Mereka memilih untuk menutup semua pikiran mereka tentang tempat antah berantah itu dan berjanji untuk tidak masuk ke tempat asing yang baru mereka temui.

Seingat kelimanya, mereka masuk ke dalam gorong-gorong pada waktu senja dan sampai ke negeri itu tepat matahari terbit. Saat kepulangan mereka di malam hari, mereka disambut oleh waktu fajar dimana matahari juga baru menampakkan dirinya di dunia mereka. Itu berarti dunia mereka dan dunia lain itu mempunyai perbedaan waktu sekitar dua belas jam.

Lelah. Itu yang mereka rasakan saat perjalanan pulang yang mereka lakukan. Pikiran mereka terasa padat dan membuat kelimanya pusing tak tau harus memikirkan apa-apa lagi. Sambutan dari sang mentari tak ubahnya membuat mereka bernafas dengan lega, seperti akan ada yang menanti mereka nanti. Perasaan mereka belum sepenuhnya bisa terbebas dari bayang-bayang tempat itu dan banyaknya pikulan dari tugas yang dijabarkan ketua suku negeri. Ah! Tetap saja, mereka yakin apa yang penduduk sana maksudkan tidak untuk mereka. Toh, buktinya gorong-gorong itu kembali dan membuka jalan untuk mereka walaupun kelimanya belum memenuhi tugas yang katanya diembankan pada mereka.

Yoga yang sedari tadi bersikeras untuk pergi dari tempat itu langsung mengurung dirinya dalam kamar kosnya saat mereka sampai ke tempat kos yang kelimanya tempati. Jivan membersihkan kamarnya terlebih dahulu, seperti kapal pecah rupanya karena tempatnya itu menjadi pengadaan rapat untuk demo besar-besaran kemarin. Tunggu! Jivan jadi ingat tentang demo itu, bagaimana keadaan teman-temannya sekarang? Rajen dan Naresh langsung merebahkan diri mereka di kamar Rajen setelah membersihkan diri masing-masing karena Naresh kehilangan kunci kamarnya, tidak tau dimana lagipula Naresh terlalu lelah untuk mencarinya sekarang. Satu lagi, Ehan juga langsung tidur tanpa melepas atribut apapun dari dirinya, Ehan juga terlihat sama kacaunya.

The ChosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang