#A

7.1K 95 7
                                        

"Hmmmpppttttt!!!"

Itulah suara erangan yang setiap hari dikeluarkan oleh seorang pria cantik bernama Akio Luca yang saat ini berusia dua puluh tiga tahun.

Akio Luca, dialah seorang pria yang selalu dibully sepanjang hidupnya.

Bermula dari sekolah dasar hingga dia bekerja di suatu perusahaan. Dia dibully karena fisiknya yang seperti wanita, tubuhnya kecil, kulitnya putih mulus seperti salju, wajahnya manis, rambutnya agak panjang, suaranya kecil dan dia sangat pemalu.

Baiklah, akan kuceritakan secara singkat bagaimana kisah hidup dia yang memilukan itu.

Akio Luca adalah anak dari seorang pekerja seks, dia tinggal bersama Ibunya tentu saja dan ayahnya?? Entahlah Ayahnya yang mana, Ibunya pun tak tau ayah dari Luca itu pelanggan yang mana.

Ibunya sudah belasan hingga puluhan kali menggugurkan kandungannya, tetapi berbeda saat hamil Luca. Tentu saja Ibunya mau menggugurkannya, tetapi janin itu sangat kuat sampai Ibunya menyerah untuk menggugurkannya.

Setelah lahir ke dunia, Luca tak diurus sama Ibunya. Kasihan Luca karena selalu ditelantarkan sang Ibu.

Setelah Luca menginjak usia lima tahun, Ibu Luca memulai kembali pekerjaan sebagai pekerja seks. Terus berlanjut sampai Luca memasuki sekolah dasar dan Ibunya pergi meninggalkannya dengan lelaki lain yang kaya raya. Dari situlah Luca tak pernah bertemu dengan Ibunya lagi.

Luca hidup hanya dari belas kasihan para tetangga yang memberinya upah makanan setelah Luca membantu pekerjaan rumah seperti mencuci baju, mencuci piring, menyapu halaman dan sebagainya.

Sangat beruntung sekali Luca sering diberi baju bekas oleh tetangganya yang masih layak pakai, kaus wanita pun dia terima karena badannya kecil pasti pas dengan tubuhnya.

Luca menjalani hari-hari itu dengan tenang hingga tiba pada saat Luca memasuki kelas lima sekolah dasar, dia diberikan saran untuk masuk ke asrama sekolah oleh tetangga sekitar yang sering membantunya. Karena menurut Luca ini akan sama saja dan lebih menghemat waktu untuk pergi ke sekolah, maka Luca mengiyakan tawaran itu.

Pindahlah Luca dengan mempercayakan rumahnya pada tetangga sekitar, dia menuju asrama dan dia ternyata sekamar dengan seorang anak bernama Kotaro. Mereka pun berteman hingga pertemanan mereka hancur karena Kotaro melecehkannya, Luca menangis dan dia diancam oleh Kotaro. Itu mengapa Luca tak bisa mengadu pada siapapun, karena juga Luca berfikir tak akan ada yang mendengarkannya.

Kelas Luca berisi pria semua ya karena Luca bersekolah di sekolah khusus pria. Kehidupan Luca mulai memburuk dengan berawal dari pelecehan itu, setiap malam dia merintih karena merasakan sakit. Luca diikat dan dipukul oleh Kotaro, keadaan semakin memburuk ketika ada berita bahwa Luca itu gay dan dia diam saja menerima isu itu.

Hingga sekolah menengah dan sekolah tingkat atas, Luca sering dipaksa, dipukuli, dilecehkan, bahkan diperkosa untuk memenuhi hasrat para lelaki bejat itu yang tak lain dan tak bukan adalah teman-teman sekelas dan sekamar Luca sendiri.

Betapa seringnya Luca mengalami ini, bahkan hampir setiap hari tak ada kehidupan tenang untuknya. Muak? Tentu saja Luca muak dengan semua ini. Dia tak punya apa-apa dan siapa- siapa lagi si hidupnya.

Hingga kejadian yang paling parah adalah ketika hari upacara kelulusan tingkat akhir tiba. Hampir setiap siswa didampingi oleh wali mereka masing-masing, namun Luca tak memiliki itu dan dia memilih untuk langsung meninggalkan gedung aula. Dia memilih untuk berjalan-jalan di sekitar koridor sekolah, tiba-tiba saja......

"Hmmmppttttt hhhmmmpptttt" Luca

Ada yang membekapnya dari belakang, karena badan Luca yang kecil, dia pun tak bisa melawan. Luca diseret dan dibawa paksa oleh orang yang membekapnya ke dalam lapangan indoor kosong di gedung sekolah lama. Tak ada siapapun disana dan tak ada seorang pun hinga akhirnya Luca amat sangat lemas tapi tak pingsan. Tak lama dibukalah bekapan itu dan pelakunya ternyata tak lain dan tak bukan adalah Kotaro.

"To tolooohhmmppp" Luca

Kotaro menyumpalkan sebelah kaus kakinya dan diikat lagi dengan kaus kaki yang satunya. Tak lupa handuk yang dipakai untuk membekap tadi diikatkan sebagai masker ke Luca.

Tangan Luca diikat pada tiang ring basket dengan posisi telungkup, setelah itu diambil beberapa matras hingga lumayan tinggi dan diselipkan di bawah Luca. Posisinya sudah pas dengan tinggi penis Kotaro. Lalu Kotaro mengikat kakinya seperti katak.

Dirasa persiapan sudah selesai, Kotaro melepaskan celananya dan dimulailah adegan pemerkosaan itu. Lubang anus Luca mengeluarkan darah yang sangat banyak karena Kotaro menghujamkan penisnya dengan paksa ke lubang anus Luca.

Luca menjerit sejadi-jadinya, namun apa daya? Mulutnya diikat dan dia terbekap oleh handuk besar. Luca menangis dan merasakan tubuhnya seperti akan terbelah menjadi dua. Beberapa kali Luca pingsan namun itu tak dihiraukan oleh Kotaro, hingga akhirnya setelah orgasme untuk yang ketiga kalinya, Kotaro merasa lelah dan meninggalkan Luca begitu saja.

Kotaro tak melepaskan Luca, Kotaro berfikir dia tak akan pernah kembali ke sekolah itu dan belum tentu juga ada yang menemukan Luca disana.

Setelah Kotaro pergi, satu jam kemudian Luca tersadar dan melihat tubuhnya masih terikat. Dia menangis dan menjerit, namun tak ada seseorang pun disana. Luca sudah pasrah dengan keadaan, dia berfikir jika dia mati pun tak masalah. Toh tak ada yang mencarinya dan dia juga tak memiliki siapapun lagi dihidupnya.

Malam pun tiba hingga akhirnya ada security gedung yang sedang berpatroli. Luca ditemukan dalam keadaan yang mengenaskan, dari lubang anus terdapat banyak darah dan sperma kering. Security itu pun langsung menyelamatkan dan menelepon kepala sekolah.

Kepala sekolah tak ingin sampai awak media tau dan sebagainya, jadilah security itu yang membawa Luca ke rumah sakit. Dan karena tak ada wali sama sekali, jadi Luca langsung diselamatkan oleh dokter.

Keadaannya parah bahkan dia mengalami koma selama dua hari dan ketika sadar, dia seperti orang yang sudah hilang akal sehatnya. Ya... Mentalnya terganggu.

Akhirnya dia dimasukan ke panti rehabilitasi khusus pasien dengan gangguan jiwa, pada akhirnya tiga tahun pun berlalu dan dia keluar dari tempat rehabilitasi itu.

Setelah keluar, dia kembali ke rumah lamanya yang sudah sangat kotor. Dulu semasa sekolah dia akan kembali ke rumahnya setiap seminggu sekali untuk membersihkannya. Namun semenjak dia masuk tempat rehabilitasi itu, dia jadi tak bisa pulang.

Kemudian dia mencari kerja untuk menanggung kebutuhan hidupnya. Singkat cerita, dia diterima di salah satu perusahaan dan dia mulai bekerja disana. Namun setelah bekerja selama setahun, lagi-lagi dia mengalami pelecehan lagi di dalam kantornya. Luca ingin mengadu tapi dia diancam dan juga karena yang melakukan pelecehan padanya adalah atasannya sendiri.

Luca ingin pergi, tapi dananya tak cukup untuk dia bertahan hidup. Hingga akhirnya setelah dua tahun menjadi korban pelecehan oleh atasannya, Luca memutuskan untuk resign tapi tidak diizinkan.

Luca lelah, Luca sakit, Luca sedih.

Perasaan dan kata-kata itu selalu berkecamuk di kepalanya. Sampai akhirnya Luca memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

_______________________________________

Hai Gengs!! Terima Kasih sudah membaca cerita Hopeless chapter ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian dalam bentuk apapun untuk MA. Karena jejak kalian sangat berarti untuk MA dan juga menjadi penyemangat untuk MA dalam melanjutkan cerita-cerita yang MA tulis. Happy Reading Gengs!!!

🥰🥰🥰🥰

HOPELESS (MALE&FEM DOM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang