Abi kembali kekamar Luca dengan semangkuk soup hangat dan obat yang dipersiapkannya sendiri untuk Luca.
Yaa Abi mulai menunjukan tanda- tanda keposesifannya pada Luca.Abi meletakan soup itu di nakas dan mengecek keadaan Luca, ternyata bajunya sudah sangat basah dengan peluh yang keluar dari sekujur tubuhnya.
Luca juga mengigau, tapi karena mulutnya tersumpal jadinya dia hanya mengerang-ngerang tak jelas.
Akhirnya Abi memutuskan untuk membasuh tubuh Luca terlebih dahulu dengan air hangat dan menggantikan bajunya.Abi menuju bathroom dan mengambil air hangat dengan wadah dan handuk bersih. Lalu dia membuka ikatan, sumpalan serta baju Luca dan mulai membasuh tubuh Luca yang sudah sangat berkeringat. Setelah selesai dia memakaikan lagi baju piyama yang di double oleh sweater tebal. Dia juga memasangkan collar imut dengan lonceng pada leher Luca.
Setelah selesai semua, Abi membangunkan Luca untuk memakan soupnya dan meminum obatnya.
"Baby Luu, bangun sayang" Abi
"Enngghh Ka Ab, apa aku tidur terlalu lama?" Luca
"Tak apa sayang, kan Luu sedang sakit. Ayo makan dulu soup nya lalu minum obat agar kau cepat sembuh" Abi
"Ba baik Ka Ab, terima kasih sudah merawat ku" Luca
"Ya, no problem dear" Abi
Abi perlahan menyuapini Luca dengan soup yang dimasaknya tadi dan memberinya obat penurun demam.
Setelah itu mereka berbincang mengenai hal yang akan menjadi pekerjaan Luca nanti.
"Hmm Ka Ab, apa yang harus kulakukan untukmu lagi nanti?" Luca
"Belum tau, tapi aku ingin kau terus memakai apa yang aku kasih nanti. Tapi untuk saat ini sepertinya hanya pakai restraint saja dan mulutmu akan kusumpal, apa kau keberatan Luu? Oh iya dan aku mau collar itu tetap menempel di lehermu ok?" Abi
"O ok Ka Ab, apa yang aku bisa lakukan untukmu akan kulakukan dengan sebaik mungkin" Luca
"Good answer baby Luu, semoga kau tak mengecewakanku. Apa kau mengantuk setelah minum obat?" Abi
"Huum Ka, aku sepertinya agak sedikit mengantuk" Luca
"Kau harus tidur dan beristirahat agar kau cepat sembuh Luu" Abi
"Baik Ka" Luca
Abi memasangkan handcuff pada Luu dan menyumpal mulut Luu dengan saputangan rajut yang dilapisi lagi dengan scarf. Yang terakhir Abi memakaikan lagi masker tebal dan menyelimuti Luu.
"Apakah sakit baby Luu?" Abi
Luu menjawab dengan gelengan saja.
"Ok, berarti sudah nyaman ya? Aku akan bekerja di ruanganku, kalau ada apa-apa kau bisa memencet tombol yang ada diatas nakas ini ok?" Abi
Luu pun kembali hanya menjawab dengan anggukan saja. Setelah itu Abi mencium kening Luu dan meninggalkannya ke ruang kerja pribadinya.
. . . . .
Abi baru saja selesai dengan pekerjaannya yang sudah sangat menumpuk, dia harus mengurus penjualan slave nya, harus mengurus perusahaannya. Banyak sekali yang harus ditandatangani oleh Abi karena cutinya kemarin itu.
Dia juga menggerutu karena permintaan slave banyak sekali, padahal slave yang dimiliki Abi sudah habis.
"Hmm apa aku jual saja si Kenan ya?? Tapi aku berniat menjualnya nanti saat aku sudah menemukan pelanggan yang tepat untuknya. Ahh tak tau lah!! Pusing!!!" Abi
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS (MALE&FEM DOM)
AcakDIINGATKAN CERITA INI MENGANDUNG ADEGAN 26++ HARAP YG DIBAWAH UMUR TIDAK MEMBACA STORY INI. _________________________________________ Apa sebaiknya aku mati saja?