Episode 8

120 40 2
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀
















Perumahan elite, distrik Hannam

Pagi ini, Yongsan menemani Lee Dong Wook (yang masih memakai raga tukang kebersihan apartemen) menuju ke alamat pemilik perpustakaan kota.

Mereka disambut baik oleh pemilik rumah dan kini sedang duduk di sofa ruang tamu.

Tuan Shin  adalah nama pemilik perpustakaan tersebut, ia sudah berusia delapan puluh tahun lebih, tubuhnya mulai ringkih dan hanya mengandalkan kursi roda untuk melakukan aktivitasnya.

Dengan mata sipit dibalik kelopak matanya yang berkeriput, ia menatap bergiliran ke arah tamunya.

"Tuan Shin?" Ucap Lee Dong Wook memulai percakapan

"Yaa"

"Aku minta maaf jika kedatangan kami mengganggu waktu tuan Shin tapi, ada hal mustahak yang harus aku tanyakan"

"Katakan saja"

Lee Dong Wook mengambil sampel photo dari balik sakunya

"Apakah tuan Shin masih ingat dengan buku ini? Menurut pengakuan karyawan perpustakaan, tuan Shin pernah melelang buku ini pada seorang pengusaha"

Tuan Shin menerima sample photo itu dan mengamatinya cukup lama.

"Ohh...yaaa.... sepertinya aku masih mengingatnya"

"Jadi, tuan Shin bisa katakan siapa pengusaha yang membeli buku itu dari anda?" Tanya Lee Dong Wook penuh harap

"Untuk apa anda menanyakannya?" Tuan Shin menatap curiga

"O-oh...itu...." Lee Dong Wook jadi gelagapan mencari alasan

"Ayahku ini seorang seniman, dia hanya tertarik untuk mengulas suatu karya sastra yang unik" jawab Yongsan membantu Lee Dong Wook.

Lee Dong Wook berujar lega dengan kecerdasan Yongsan membantu dirinya.

"Ohh begitu" tuan Shin mengangguk kecil

"Buku ini saya lelang kepada sahabat lama saya, tapi beliau sudah lama meninggal dunia."

"Kalau begitu, bisakah kami meminta alamat sahabat lama tuan Shin tersebut?"

"Tentu saja, tapi ada satu hal yang harus kukatakan tentang buku ini" tuan Shin memajukan kursi rodanya, mendekati kursi sofa yang di duduki oleh Lee Dong Wook

"Aku menemukan buku itu saat hendak keluar dari perpustakaan tepat pada tengah malam dan saat itu, aku melihat sinar yang cukup pekat terpancar dari sampul buku dan sebuah suara tangisan....menurutku itu sangat menyeramkan"

"Tangisan?" Lee Dong Wook berpura-pura tidak tahu apapun, tapi nyatanya dia memang paham sepenuhnya.

"Yaa, tangisan wanita. Bukan satu saja tapi sepertinya lebih dari satu orang... Dan kala itu aku memutuskan untuk membuangnya tapi sahabat lamaku memaksa ingin memilikinya."

"Ohh begitu..." Lee Dong Wook tentu mengerti suara tangisan wanita yang keluar dari buku itu, suara tangisan ketiga ponakannya yang dihukum oleh tetua adat pengadilan istana dengan memasukkan jiwa mereka ke dalam buku.

"Aku jadi curiga akan satu hal" ujar Tuan Shin

"Maksud tuan?"

"Kematian sahabat lamaku itu, sangat tidak wajar menurutku. Aku jadi curiga apakah mungkin ada kaitannya dengan buku tersebut?"

"Entahlah, tuan...aku juga tidak paham." Balas Lee Dong Wook, suatu tabir menguak di benaknya.

"Buku ini didesain dengan sempurna dan mempunyai aura mantra sihir yang cukup kuat. Sehingga golongan penyihir manapun tidak bisa keluar dari buku itu, energi mereka akan diserap habis termasuk kekuatannya sendiri." Ujar seorang tetua adat pada Lee Dong Wook kala itu.

The Witch (Sang Penyihir) (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang