Episode 29 (The End)

125 30 12
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀













Severus Palace.

Pasukan Aslan telah tiba di depan gerbang istana Severus berjarak. Raja Agung Gong berada di garda terdepan bersama dengan Paman Dong. Raut wajah sang raja yang tampak tegang dibalik sikap tenangnya telah menggambarkan semua hal, hari ini adalah hari dimana penentuan sebuah sejarah, tentang bagaimana akhir perseteruan panjang antara kedua kubu penyihir, akan segera diselesaikan di dalam Medan perang yang sesungguhnya.

Raja Agung Gong menyadari jika kekuatan pasukannya akan memiliki banyak kekurangan pada puncak blood Moon, para leluhur juga lebih mendukung pihak Severus disebabkan oleh kesalahan masa lalu yang ia lakukan, cinta terlarang antara bangsa penyihir dengan manusia tidaklah dibenarkan oleh para leluhur sejak dahulu kala.

Raja Agung Gong adalah generasi awal bangsa Penyihir yang melanggar ajaran para leluhur dan membuat kedua kubu pecah dalam sekejap, tetapi ia tidak akan mengikuti tradisi dimana seharusnya manusia terpilih yang akan membayar atas semua kesalahannya demi menebus keselamatan ketiga putri mahkota Aslan. Hari ini pada puncak blood Moon, Raja Agung Gong akan memilih takdirnya sendiri, melawan sampai titik darah penghabisan pasukan Severus maupun para leluhur yang terlibat. Ia telah menerima semua konsekuensinya nanti apapun hasil di Medan perang.

Paman Dong sedari tadi memperhatikan sang kakak, ia berkali-kali menghela nafas, di lain sisi ia ingin egois demi keselamatan bangsa Aslan dan keluarga besarnya tetapi dia tidak bisa membantah perintah sang kakak yang mutlak. Cinta di masa lalu adalah pemicu segalanya, Paman Dong juga memiliki perasaan khusus pada mendiang Putri Mahkota Se Ra di masa lalu, tetapi ia merelakan perasaannya saat menyadari bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan, selama di dalam perjalanan menuju Severus Palace, paman Dong banyak berpikir tentang hal ini.

Sebelumnya di istana ia bersikeras untuk mengikuti tradisi para leluhur dengan mengorbankan manusia terpilih demi menebus kesalahan keluarga besarnya, tetapi pada akhirnya bayangan cintanya pada mendiang Putri Mahkota Se Ra telah mengetuk pintu hatinya. Jika ia berada di posisi sang kakak, ia juga akan melakukan hal tersebut.

Cinta tidaklah bersalah dalam hal ini, hanya sebuah tradisi kuno yang tidak berdasar dan sikap primitif sebagian kaum.

"Hyung...."tegur Paman Dong

Sekejap Raja Agung Gong merubah ekspresi wajahnya, senyum mulai menghias wajahnya dan ia menoleh pada sang adik.

"Siapkan pasukan. Aku memberimu kuasa penuh untuk memimpin pasukan Aslan" titah sang kakak

".........." Paman Dong mengangguk.

Tidak berapa lama pintu gerbang istana Severus terbuka dan di dalam sana pasukan prajurit bertopeng milik Severus Palace telah bersiap dengan senjata perang masing-masing.

Suara sirine cukup kuat dinyalakan dari dalam, sebuah kode untuk menyambut kedatangan Pasukan Aslan. Agak aneh saat keadaan genting begini Raja Agung Jeon masih bertingkah sok ramah. Pasukan Aslan dibawah perintah Paman Dong mulai berjalan ke dalam, dan sejurus kemudian pasukan prajurit Severus membuka jalan untuk mereka, meletakkan sementara senjata di belakang punggung mereka, meski tatapan tajam tidak pernah lepas dari semua prajurit Severus.

Setelah berhasil masuk ke pelataran istana, paman Dong sontak menghentikan pasukannya.

"Berhenti!!... Bajingan!!" Teriaknya cukup kuat, kedua matanya membulat sempurna cukup shock melihat sesuatu di depan sana.

Raja Agung Gong juga terkejut dan merasakan jika dadanya terasa nyeri seketika.

"Hermione...anakku.." nafasnya tercekat di tenggorokan ketika melihat sang putri mahkota Hermione tergantung di atas tiang kayu menjulang tinggi dengan disuguhkan bara api dibawah kakinya.

The Witch (Sang Penyihir) (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang