Episode 24

91 33 11
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀👀
















Dinasti Joseon.

Kehadiran Pangeran Munjong kembali ke istana setelah beberapa hari menghilang tanpa jejak dengan membawa kedua saudara beda ibu yang terluka cukup parah akibat bertarung dengan pangeran Gyeyang di tengah hutan tempoh hari, ia meminta persidangan atas kasus kematian Pangerang Yeongpung kembali digelar di balai istana. Atas permintaannya, Raja Agung Sejong memanggil semua perdana menteri maupun para anggota keluarga kerajaan lainnya, ia memberi kesempatan pada putra mahkota untuk memulai persidangan.

Pangeran Yeong Eung (Park Jimin) juga turut hadir dalam persidangan, ia  tidak sabar melihat bagaimana kacaunya ibu selir Agung Sin jika perbuatan busuknya diketahui oleh khalayak ramai. Dari tempat ia duduk, ia bisa melihat wajah ibu selir Agung Sin yang sedang menyembunyikan kegelisahan dibalik wajah tenangnya tersebut. Ibu selir Agung Sin sempat beradu pandang dengan pangeran Yeoung Eung (Park Jimin), ia mencurigai tatapan tajam sang pangeran mahkota pada dirinya.

Pangeran Munjong (Namjoon) tidak banyak berbicara di awal persidangan, ia hanya meletakkan sebilah pisau dari balik hanbok yang ia kenakan di atas meja kayu di tengah podium agar bisa dilihat oleh semua orang. Pisau itu masih apa adanya, meski bercak noda darah mulai luntur tapi masih menyisakan bekas yang sulit hilang.

Ibu Selir Agung Sin terlonjak kaget, tapi berusaha menguasai dirinya agar tidak menarik perhatian orang, beribu pertanyaan muncul di benaknya, tentang bagaimana barang bukti itu bisa ditangan pangeran Munjong (Namjoon). Dari balik hanbok yang ia kenakan, kedua tangan yang bertaut bersembunyi di depan, tampak bergerak cemas, ia tak bisa menjauhkan pandangannya dari barang bukti tersebut.

Pangeran Yeong Eung (Park Jimin) menyukai rasa takut di wajah ibu selir Agung Sin. Ia membentuk seringai di sudut bibirnya.

"Pangeran mahkota, bisa jelaskan ada apa dengan benda ini?" Tanya seorang perdana menteri

"Pertanyaan yang aku tunggu, perdana menteri." Balas Pangeran Munjong (Namjoon) dengan tenang, ia memandang satu persatu anggota yang hadir dalam persidangan, lalu berakhir menatap lama ibu selir Agung Sin.

"Sangat aneh karena ketika aku menemukan kedua saudaraku tengah diserang oleh pangeran Gyeyang di tengah hutan, aku mendapatkan benda ini tepat dimana pangeran Gyeyang tersungkur setelah mendapat serangan dari samuraiku. Aku berpikir jika pisau ini hanya benda tak berguna, mungkin miliknya yang ia pakai untuk memburu hewan liar? Kalian semua bisa lihat noda darah ini, bukan?" Pangeran Munjong dengan sarung tangan yang menyelimuti tangannya mengangkat barang bukti itu ke udara.

"Darah hewan? Lalu untuk apa sidang ini dibuka?" Salah satu perdana menteri asal mengambil keputusan.

"Itu hanya opsi pertamaku, perdana menteri. Lalu coba kalian amati lebih dekat, tepat di gagang pisau ini ada sebuah simbol. Mungkin beberapa orang akan mudah mengabaikan fakta tersebut, tetapi pisau yang ditempah khusus untuk istana biasanya memiliki simbol istimewa yang berbeda dengan pisau yang dijual secara bebas di luar sana." Pangeran Munjong melempar pisau itu tegak lurus dengan kencang dan mendarat sempurna di tengah tiang kayu yang kokoh menopang langit langit balai istana.

Kesemua orang disana sampai kaget dan spontan bergerak mundur takut terkena sasaran benda tajam itu.

Para perdana menteri mulai berkerumun untuk memperhatikan simbol yang dimaksud, sang Raja Agung Sejong sendiri juga penasaran dan memerintahkan penasehatnya untuk ikut memeriksa.

The Witch (Sang Penyihir) (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang