Episode 13

117 40 17
                                    

Warning typo bertebaran 👀👀
















Dinasti Joseon

Ibu selir Agung Shin memakai jubah kebesarannya dan menyematkan topeng untuk menutupi wajahnya, ia berada di luar istana sejak setengah jam lalu tanpa pengawalan pelayan maupun prajurit istana. Ia berjalan menyelusuri pedalaman hutan di arah selatan dari posisi gedung istana. Tujuannya adalah menemui putra kandungnya yang bernama pangeran Gyeyang, putranya yang pernah tertangkap oleh pangeran Suchun (Min Yoongi) dan saudaranya yang lain saat melakukan kudeta tersembunyi untuk menggulingkan raja agung Sejong.

Pangeran Gyeyang menjalankan hukuman berat dari ayahnya (raja agung Sejong) berupa kurungan di dalam sebuah goa terpencil (hukuman pengasingan) untuk waktu yang cukup lama. Ibu selir Agung Shin tiba di depan mulut goa, ia membuka topeng wajahnya dan berjalan perlahan masuk ke dalam.

Brakhh// suara benda jatuh yang tak jauh dari tempatnya berjalan. Dengan cahaya dari sinar matahari yang menyelinap dari lubang atap goa cukup membantu penglihatannya untuk memeriksa sekeliling.

Ia melihat putranya yang terbaring di permukaan tanah dengan kondisi cukup mengenaskan, rantai besi ukuran besar mengelilingi badan putranya, kedua tangan beserta kakinya juga terikat oleh rantai besi, hukuman pengasingan dari raja Agung Sejong benar benar menyiksa pangeran Gyeyang.

"Gyeyang....ini ibu"

Mata sipit pangeran Gyeyang terbuka perlahan, ia tersenyum kecil melihat kehadiran ibunya.

"Apa kau sudah makan? Pelayan istana mengirimkan makanan padamu tepat waktu? Tapi mengapa wajahmu sangat pucat? Apa kau sedang sakit?" Ibu selir Agung Shin begitu cemas melihat keadaan anaknya. Tangannya merapikan anak rambut yang menutupi bagian dahi pangeran Gyeyang, lalu membersihkan kotoran berupa tanah yang lengket dan mengering yang ada di beberapa titik wajah putranya

"Ibu...."

"Kedatangan ibu kesini untuk membebaskan dirimu tapi lebih dari itu ada hal yang ingin ibu berikan padamu" ibu selir Agung Shin membantu putranya untuk bangkit dan duduk menyandar di tembok tanah.

Sebuah bungkusan kain yang ibu selir Agung Shin keluarkan dari balik saku pakaiannya menjadi perhatian pangeran Gyeyang.

"Minumlah, ini ramuan yang mujarab. Ibu mendapatkannya dari seseorang yang bisa dipercaya untuk membantu kita menaklukkan istana"

"Ramuan mujarab? Lalu apa kaitannya dengan usaha kita menggulingkan keturunan ratu Soheon?"

"Minumlah dulu, kau akan paham setelahnya"

Pangeran Gyeyang menegak ramuan bubuk halus dari bungkusan kain yang diberi ibunya. Untuk sesaat belum ada perubahan sama sekali, pangeran Gyeyang sempat bersikap pesimis. Namun beberapa detik kemudian ada perubahan yang ia rasakan dari dalam tubuhnya, seperti hawa panas yang menggerogoti isi tubuhnya dan menjalar ke bagian kepalanya.

"Akhhhhhhhh......ibu!! Apa kau mau membunuhku!!!" Teriak pangeran Gyeyang merintih kesakitan, tubuhnya menggelinjang di permukaan tanah

Ibu selir Agung Shin memilih mundur beberapa langkah dan terus memperhatikan putranya.

"......" Perlahan pangeran Gyeyang berhenti menggelinjang, deru nafasnya memburu pelan dengan sorot mata mulai meredup. Lalu setelahnya ia pingsan tidak sadarkan diri.

"Gyeyang... bangunlah...." Ibu selir Agung Shin merasa cemas

"Apa yang terjadi pada putraku? Apa mungkin raja Jeon telah membohongi ku?!! Brengsek...." Umpatnya murka dan berusaha menyadarkan putranya.

The Witch (Sang Penyihir) (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang