MPB | H

12.7K 763 35
                                    


Happy reading dear.

Jangan lupa kasih vote-nya ya xixi.

_______________

Keesokan harinya Clara bangun dari tidurnya, gadis itu merenggangkan seluruh anggota tubuhnya yang terasa kaku. Clara melirik jam yang berada dinakas dan mata gadis itu langsung membulat sempurna ketika melihat jam yang sudah menunjukan pukul 07.50 yang artinya kurang 10 menit lagi pelajaran disekolahnya akan dimulai.

"Anjir telat gue!!" Clara langsung bergegas untuk bersiap.

Dengan secepat kilat gadis itu memakai seragamnya dan langsung memoles bedak dan lipstik pada wajahnya.

Clara membuka pintu kamarnya dan langsung berlari mengambil kunci motornya, dirinya sempat celingak-celinguk mencari keberadaan Saka dengan geng-nya itu namun tak ada. Tidak mau ambil pusing Clara langsung berlari mengambil motornya.

_________________

Clara sudah sampai diparkiran bersyukur tadi dirinya tidak bertemu dengan satpam, jika tidak maka lagi-lagi Clara akan dihukum ditiang bendera. Memperbaiki rambutnya yang acak-acakan Clara dengan tergesa-gesa berjalan melewati rolong parkiran.

"Anjir, anjir! Bisa-bisanya gue telat lagi. Sudah ke 46 kalinya ini kalau Pak Broto tau aduh mampus gue!!" Gumam Clara.

Sangking sibuknya sampai tidak melihat jalanan Clara tidak melihat jika seseorang berjalan dengan cepat juga dari arah berlawanan.

"AW! AW!!" Clara berdecak kesal karena dirinya ditabrak dan membuat buku paket yang dibawanya terjatuh berhamburan.

"Ck. Kalau jalan pake mata napa! Jatuh semua kan lo kalau jalan itu gimana sih! Gak liat-liat! Jatuh semua kan buku gue!" Clara berjongkok untuk mengambil semua barangnya yang terjatuh.

"Helah! Udah salah gak mau bantuin dasar gak bertanggung jawab! His!" Sarkas Clara dengan berbicara tanpa menatap siapa lawan bicaranya.

"Lo kalo jalan kenapa gak pake mata sih?! Lo tau gak kalau____" Clara langsung terdiam ketika melihat siapa yang berdiri dihadapannya dengan mata menatap tajam kearahnya.

"Akbar?" Beo Clara dengan pelan.

Sedangkan yang dipanggil hanya tersenyum miring sambil memajukan langkahnya. Sontak saja Clara langsung memundurkan langkahnya.

"Hai cantik ketemu lagi kita," ucap pria itu sambil membelai pipi chuby Clara.

Dengan cepat Clara menepis tangan Akbar, "Kenapa lo disini? Gak capek ngunitin gue terus?" Kata Clara dengan alis terangkat bahkan tidak ada raut wajah takut sedikitpun.

"Woaaash! Santuy baby,  lo terlalu percaya diri ngomong kalau gue kesini buat lo? He?" Akbar tersenyum miring.

Clara berdecak, "Udah deh gak ada waktu juga ngeladenin manusia sampah kaya lo! Minggir! Bodoamat lo mau ngapain aja! Bye!" Titah Clara dengan wajah yang terkesan bodoamat dan langsung melangkahkan kakinya pergi.

Akbar menatap punggung Clara yang mulai menjauh dengan datar, dirinya terus menatap gadis itu hingga hilang dengan sendirinya. Akbar berjalan dengan seringai tipis yang menghiasi wajah tampannya.

Baru saja melewati kelas IPA 3 Clara sudah dipertemukan lagi oleh orang yang ingin dihindarinya. Siapa lagi jika bukan Saka, tadi Akbar manusia es yang selama ini mengusik Clara membuat kepala Clara pening tiba-tiba.

Saka juga berjalan bersama Oji dan Ares bisa dilihat jika mereka pasti sedang berjaga untuk menghukum siapa saja murid yang terlambat ya mungkin termasuk dirinya. Jangan lupakan juga jika Oji dan Ares adalah anggota Osis sedangkan Saka adalah Ketua Osis.

"Etss! Etss! Etss! Mau kemana lo?" Clara memutar bola matanya malas saat Oji menarik lengannya.

"Gak usah pegang-pegang tanggan lo bau!" Pekik Clara dengan tangan membersihkan seragamnya.

"Buset lo ya Ra! Orang cakep gini dibilang bau! Masa iya sih?" Oji mencium tangannya sendiri dan langsung memperagakan seperti ingin muntah.

"Bacod. Minggir ah gue mau kekelas."

Baru sampai dua langkah dirinya berjalan Saka sudah menarik lengannya dan membawanya dengan cepat meninggalkan Oji dan Ares.

"Buset dah mau diapain tuh anak orang ama Saka, Ck. Ck. Ck." Decak Oji yang tak menyadari jika Ares sudah pergi meninggalkannya.

"Woy buset dah Ares ilang!!" Pekik Oji yang anehnya malah mengusap tengkuknya sendiri.

"Aw! Lepas kak! Kak Saka! Kak! Sakittt!!" Clara mencoba melepaskan cengkram dari Saka yang sangat kuat. Namun semakin dirinya memberontak maka semakin kuat juga cekalan itu mengerat.

Clara tau jika Saka akan membawanya kedalam gudang karena jika melewati rooftop maka tujuannya pasti ke gudang. Saka membuka pintu dengan mendendangnya lalu menutup pintu itu kembali dan menguncinya.

"Sakit!!!" Clara menangis ketika Saka menojokan dirinya dinding dan mengurungnya.

"Diam!" Bentak Saka sambil mencengkram leher Clara dengan kuat bahkan menjadi cekikan.

"K-kak!" Clara menangis karena merasa cekikan dilehernya semakin kuat.

"Lo gak tau Ra seberapa khawatirnya gue ke lo semalam." Clara menggeleng dengan air mata yang terus mengalir rasanya dia ingin mati saat ini juga jika Saka tidak melepas cekikannya.

"Lo n-nyakitin g-gue S-aka!" Pekik Clara mencoba melepaskan tangan Saka yang terlaru kuat mencekik lehernya.

"Kalau lo gak bisa gue milikin maka mending gue ngabisin lo sekalian Ra!" Desis Saka yang membuat Clara tidak mengerti.

Dengan sekali tarikan nafas kemudian pandangan Clara yang mulai memburam Clara menatap tepat pada manik Saka yang menatapnya entah dia sendiri tidak tau apa itu, tubuh Clara perlahan-lahan mulai lemas dan disitu juga cekikan dilehernya mulai mengendur.

Gelap. Clara sudah tidak merasakan sakit lagi, yang akan diingat saat dirinya bangun nanti adalah Saka menyakiti dirinya.

Tbc.

My Possesive Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang