MPB | X

5.7K 333 20
                                    

Yuhu kurang 2 chapppptterrrr!!!!

Gak sabar bakal namatin Passionate secepatnya juga SETELAH ITU AKU HIATUS SELAMA SATU BULAN FULLL! DAN AKAN KEMBALI DENGAN CERITA BARU. MUNGKIN AWAL BULAN NOVEMBER AKU HIATNYA.

SENGAJA NGASIH CLUE BIAR
KLEAN TAU.

MASA UDAH BACA SAMPE MAU END DAN KAMU BELUM FOLLOW AKUN WATTPAD KU? WAH PARAH SIH! YUK FOLLOW MUMPUNG GERATIS!

___________________

"Ayo cepet ih Oji lelet amat lo kek bekecott!" Pekik Gilang yang menarik paksa tangan oji.

"Anjir stop dulu napa! Bengek gue sumpah! Ntar bisa pingsan ini ya Allah sakit dada gue!" Ucap Oji sambil memegangi dadanya.

"Iya Lang! Stop dulu! Capek gue," sambar Anji yang juga terlihat penat.

Kini kelima pria itu sedang berlari menuju bandara, Oji, Gilang, Anji, Ares, dan Wawan. Aslinya mereka menaiki mobil Wawan tapi sialnya saat belum ada sepertengahan jalan mobil yang ditumpangi itu mogok tiba-tiba, mereka juga sudah menaiki angkot. Kenapa mereka malah berlari? Apalagi jika bukan macet lah penyebabnya, kota jakarta selalu pada disaat jam segini. Mereka memutuskan untuk berlari saja melewati kendaraan yang sedang mengantri untuk berjalan.

"Bentar, bentar, scapek gue su." Sarkas Ares yang menarik ujung kemeja Oji dengan keras.

"Ayo sat! Lo semua gak liat ini udah jam 15.40 tolol! Si-Anjing Saka juga gak ngabarin kalo mau minggat. Ayok udah cowok apaan lo pada!" Seharusnya mereka bangga memiliki teman seperti Oji yang tidak kenal akan lelah jika menyangkut masalah persahabatan.

"Ayok! Gas! DEMI SAKA DAN PERTEMANAN INI GUE RELA LARI 10 KILO METER LAGI!" Pekik Anji yang mengangkat kuat tangannya berbentung kepalan yang diikuti serempak oleh ke-empat temannya itu.

"DEMI PERSAHABATAN!" Ucao mereka serempak.

Kelima cowok itu mulai berlari dengan sangat cool, Ares mengguyar rambutnya yang basar itu kebalang membuat salah satu pengendara perempuan yang melihat dari arah berlawanan mengangga karna sangking tampan sekali.

Anji mengusap keringatnya yang sudah membanjiri wajahnya, supir angkot yang melihat itu hanya bisa menggeleng-geleng karena wajahnya yang terkena semprotan dari keringat Anji yang semerbak wanginya.

Wawan berlari sambil menaiki celananya yang tiba-tiba saja hampir merosot kebawah, membuat beberapa orang yang melihatnya pun tertawa.

Oji sendiri tidak melakukan apa-apa dia hanya fokus berlari, dari ke-empat temannya bisa dibilang Oji lah yang mempunyai skil berlari sangat cepat. Catat juga jika Oji tidak kenal lelah, dia berlari dengan pandangan lurus fokus menghadap kedepan.

Gilang ini yang paling berbeda dari yang lain, dia mengupil ditengah berlarinya dan sempat-sempatnya membuang upil tersebut kesembarang dan alhasil mengenai wajah bapak-bapak yang sedang menunggu kemacetan selesai untung saja bapak itu pake helm kalau tidak pasti upil Gilang sudah dipastikan memasuki mulutnya yang mengangga, Gilang juga mengusap ingusnya dengan cepat dan mengelapnya dibaju. Sudah dibilang Gilang memang berbeda.

"Kurang 6 kilo meter lagi guys! Semangat!" Teriak Oji yang berjarak 200 meter dengan Ares, sedangkan Oji dan Anji hanya berjarak 100 meter. Gilang ini yang paling lemot tertinggal hampir 500 meter.

Oji tadinya ingin berbelok kearah jalan tikus tapi karna ada acara mantenan mereka tidak jadi, daj mau tidak mau harus melewati jalan raya yang macetnya luar biasa apa lagi didepan sedang lampu hijau yang membuat mereka tidak bisa menyebrang.

Ares melirik kearah kerumuman pengguna sepeda motor yang sedari tadi mengelakson tak jelas padahal sudah tau didepan lampu merah, dan matanya kemudian membulat sempurna ketika melihat siapa yang sedang mengendarai sepeda motor Scoopy  berwarna merah hati dengan baju tidur berwarna pink lengkap dengan bando merahnya.

Ares langsung menyenggol lengan Oji yang berada disampingnya beda lagi Gilang yang baru sampai. "Clara noh!" Pekik Ares menunjuk gadis itu yang sepertinya sedang buru-buru.

"Lah iya tu Clara, tumben-tumben keluar pake pakaian gitu? Mau kemana ya?" Tanya Wawan sambil menggaruk tengkuknya yang memang gatal.

"Peak lo! Ya pasti mau datangin si Saka lah! Gue yakin si Saka tolol itu gak bilang apa-apa ke Clara!" Ucap Anji sambil menggeplak kepala Wawan.

"Diem lo pada!" Sarkas Oji dengan wajah galaknya.

"Ra! Clara!" Oji berusaha memanggil Clara dengan suara lantangnya.

Karena memang sedang keadaan ramai jadi Oji langsung menaikan suaranya menjadi 8 oktaf, "CLARA! CLARA WOEE!!" Sontak semua mata menuju kearah mereka, dan akhirnya Clara menoleh dengan alis berkerut. Ares hanya melanbaikan tangan menyuruh Clara untuk mendekati mereka.

"Oji, Gilang, Wawan, Anji, Ares. Ngapain mereka?" Beo Clara pada dirinya sendiri tapi tak dipungkiri jika dirinya juga mendatangi mereka. Mencari celah untuk bergeser kearah kiri yang membuat beberapa pengguna sepeda motor mendesis marah Clara hanya bisa mengucap maaf dengan wajah tak enaknya.

"Ra! Udah tinggal aja motor lo disini! Kita lari aja! Tinggal 3 kilo lagi nyampe bandara!" Ucap Oji dengan mode cepat.

"Lah lari?"

"IYA LARI! AYOK! INI SAKA UDAH MAU NGANU TIKET!" Kali ini Gilang yang bersuara dan parahnya lagi langsung berlari ketika lampu merah menyala, disusul Anji dan Wawan.

"Udah taro sini aja dulu Ra, nitip sama ibu warung! BU SAYA NITIP SEPEDA MOTORNYA YA! NANTI BAKAL DIKASIH 500 RIBU. TAPI JANGAN SAMPE ILANG YA SOALNYA INI YANG PUNYA ANAKNYA PENGUSAHA TERKENAL. OKE BU?! MAKASIH! AYO RA! RES!" Oji yang mendapat persetujuan dari ibu warung yang untungnya ada disana dan bisa menitipi motor Clara.

Oji langsung menarik tangan Clara membawanya berlari tapi tidak sekencang sebelumnya karena Oji tau Clara perempuan, kalau Ares saja tidak papa.

Clara diam dan masih berlari mengikuti langkah Oji menerobos beberapa kendaraan seperti mobil dan motor. Clara sudah bisa melihat kepala besar dari bandara.

Sedangkan Ares hanya menatap tubuh Clara dari belakang dan menghela nafas panjang, Ares juga sudah menyerah dengan semuanya. Biarkan saja Clara ingim berasama Saka atau tidak dirinya tidak akan memaksa.

Kalian masih ingat pertengkaran antara Saka dan Raja? Karena sebuah foto, foto seperti Raja yang tengah memeluk Labela? Kalian pasti ingat kan. Itu semua adalah ulah dari Ares, dirinya sengaja melakukan itu agar menjauhkan Clara dengan Raja. Dan kondom yang berada dikamar Raja itu sebenarnya juga ulah Ares, dia sengaja mengendap masuk kedalam kamar Raja yang baru saja dimasuki oleh Reyhan dan pacarnya. Menaruh kondom disana karena Ares tau bahwa Clara akan pergi kerumah Raja untuk mengambil sesuatu.

Dan selama ini yang selalu memandang sinis antara Saka dan Clara itu adalah Ares, bukan Agnes maupun Labela. Apa lagi jika Saka sudah berdekatan dengan Clara rasanya panas langsung menjalar didada Ares. Ares akui jika dirinya sudah menyukai Clara dari awal MOS.

Dan juga setiap kali Clara bertengkar dengan Raja rasanya dirinyalah yang sangat puas. Ares juga menyuruh beberapa orang untuk mengawasi pergerakan Clara, karena Ares sudah terobsesi pada Clara tapi dirinya sendiri tidak bisa mengungkapkan-nya hingga Ares tersadar jika Clara bukanlah jodohnya. Takdir berkata lain.

"Lo harus ikhlas Res!" Pekik Ares tiba-tiba saat mereka sudah memasuki pekarangan parkiran bandara.

"Ha? Lo ngomong apa Res?" Tanya Clara yang samar-samar mendengar Ares berteriak, Clara berhenti sejenak karena kelelahan diikuti oleh ke-lima cowon itu.

"Kita mencar oke?! Lo kesana Nji!" Tunjuk Oji kearah barat.

"Lo kesana Res!" Tunjuk Oji kearah selatan.

"Wan sama sama Gilang kearah timur! Gue sama Clara bakal nyari kepenungguan dulu." Mereka semua mengangguk dan mulai berlari kesegala arah yang ditunjuk oleh Oji tadi.

"Saka Please! Jangan pergi dulu! Seenggaknya kasih gue harapan dulu!" Pekik Clara menjerit dalam hati dengan kakinya yang dengan cepat melangkah.

Tbc.

My Possesive Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang