MPB | S

6.2K 366 35
                                    

Gak suka konflik berat aku tuh, tapi kalo di My Posesive Brother  masih dipertimbangkan.

Enakan Alur ringan
Atau penuh konfllik dipertengahan?

Btw spam komen disini!

Buat lanjut ke chapter selanjutnya, kalo komen 'next' ga sampe 20 otw unpub!

"Gak usah berteman kalo cuman manfaatin, gue juga gak mati kalo gak ada teman. Jadi gak usah sok ngedrama pengen temenan sama gue."

Clara Anggarani Muktha.

______________

"Ra bangunn, katanya mau sekolah?" Aira berdecak membangunkan Clara dari tidur sama saja seperti menganggon kebo.

"His Mama! Masih ngantuk tau!"

"Ya udah kalo kamu gak mau sekolah besok juga gak usah sekolah ya? Sampe seminggu gak papa juga sih." Ucapan Aira tadi mampu membuat mata Clara yang terpejam seketika melotot keluar, menatap Aira dengan pandangan horonya.

"Ck. Mama ih! Ya udah sana Clara mo mandi!!" Aira mengangguk dan tertawa lalu dirinya keluar dari kamar Clara namun sekali lagi Aira memastikan Clara.

"Ck. Udah bangun ini!" Kesal Clara yang melempar guling kearah Aira, Aira yang melihat Clara seperti langsung kebirit lari.

"Punya Mama bobrok juga ternyata," guman Clara.

__________________

Clara berjalan pelan dikoridor menuju kelasnya, Clara berdecak dan memasang wajah super datarnya. Bagaimana tidak kesal jika sedari turun dari mobil dirinya sudah bisa mendengar ocehan anak-anak yang bergosip ria menceritakannya.

Untung ini Clara mereka mana berani bertanya apa yang terjadi, jika berani hm. Jangan tanya lagi apa yang Clara bakal buat.

"Anjing banget nih kepala! Pake diperban segala gatelkan kepala gue gak bisa digaruk!" Gerutu Clara sambil menggaruk pinggiran pelipisnya.

Anjir ini semua orang pada kenapa liatin gue sampe kaya begitunya, horor banget. Selebgram kali gue ya.

Acuh tak acuh gadis itu melenggang masuk kedalam kelas yang sudah ramai, Clara diam saja tidak membalas sapaan dari beberapa teman yang sok akrab dengan dirinya. Sudah dibilang ini Clara jangan heran kalau dia seperti itu, prinsipnya adalah 'Gak usah berteman kalo cuman manfaatin, gue juga gak mati kalo gak ada teman. Jadi gak usah sok ngedrama pengen temenan sama gue.'

Kicep dan kena mental kan setiap yang menyapa Clara, paling-paling hanya mendapatkan lirikan sinis dari sang empu yang disapa. Clara tidak punya teman? Bodo amat. Dirinya juga tidak makan dari orang lain kan? Jadi untuk apa berteman dengan banyak orang? Terkecuali Raja dan Bela. Ngomong-ngomong tentang Bela, Clara dan Bela sudah akur lagi setelah sekian abad bermusuhan. Lebih tepatnya Clara yang tidak mau berteman sih.

"Ra, apa kabar?" Sapa Raja yang baru saja datang.

"Hm. Lo buta?" Jawab Clara tak minat sambil memainkan ponselnya.

Raja terkekeh, "Lo dicariin Saka noh." Clara menaikan sebelah alisnya heran Raja dan Saka sudah baikan?

"Kalo lo nanya kapan Gue sama Saka baikan jawabanya pas lo Koma sih. Si Saka duluan yang minta maaf, dia dan lo gak tau kalo foto itu editan siapa lagi pelakunya kalo bukan Agnes. Setelah diselidiki Ares ketemu lah pelakunya." Mendengar penjelasan Raja Clara hanya ber'oria saja.

Ares?

Satu nama yang terlintas dikepalanya, kemarin lusa saat semua menjenguknya kemana Ares?

"Eh Saka nunggu gue dimana?" Segera mengenyahkan tentang pikirannya kepada Ares.

"Dibalkon atas, biasa rooftop." Clara mengangguk dan berjalan keluar kelas.

Jika boleh jujur Clara ini sama sekali tidak rindu oleh sekolahannya walau sudah satu minggu tidak sekolah, siapa yang rindu juga orang Clara saja sering sekali bolos sekolah. Apa lagi karna dirinya sakit beh bisa kumat penyakit bolosnya.

"Aduh!" Pekik Clara yang tidak sadar saat berjalan jika ada orang dihadapannya alhasil membuay dirinya menumbruk sesuatu, Clara mendongak menatap sang empu. Ck. Ternyata itu Dada Ares.

"Lo kalo jalan hati-hati untumg gue liat, lo lupa kalo ini jalan ada paretnya?" Ares menunjuk selokan kecil yang tidak ditutupi itu.

"Ck. Iya iya salah gue, tapi sakit kan kepala ni kejedot! Belum aja sembuh terus lepas perban!" Kesal Clara memegangi kepalanya.

"Maaf," Ares memajukan kepalanya dan memengang kepala Clara dengan lembut, belum reda kaget yang diberikan Ares. Pria itu menyium kening Clara yang terkena perpan juga.

"Anjir Ares jantung gue!" Rasanya Clara ingin berteriak menjerit saat ini juga, jantungnya sudah tidak aman dan apa tadi?! Ares menciumnya?!

"Emm g-gue duluan ya dicariin Kak Saka," setelah mengatakan hal itu Clara lari kebirit menuju rooftop.

"Anjir jantung gue!"

Tbc.

My Possesive Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang