MPB | T

6.3K 346 145
                                    


"Si anjing Raja bohongin gue keknya ni, mana Kak Saka-nya aja kagak ada." Clara sedari tadi celingak-celinguk mencari letak keberadaan Saka.

"Gue kira gak bakal dateng," Clara yang mendengar suara itu langsung terlonjak kaget dan mengelus dadanya.

"Ada apa?" Tanya Clara yang sudah membalik badannya.

Disana Saka berdiri dengan wajah datarnya, membuat Clara mengerutkan keningnya. Oh come on! Masalah kemarin? Jangan tanyakan Clara dirinya tentu masih kesal pada Saka namun Clara berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

"Gue mau ngomong sama lo Ra," gumam Saka yang masih menatap lekat wajah Clara.

"Ngomong apa sih? Buru gue mau masuk kelas ntar." Ucap Clara dengan nada yang super cepat.

"Tentang perasaan gue ke lo Ra, gue gak bohong." Kali ini wajah Clara yang berubah menjadi datar dan menatap tak percaya pada Saka.

"Lo mau bahas hal itu lagi? Luka jahitan gue aja belum sembuh Sak, untung-untungan gue gak lupa ingatan apa lagi mati." Saka yang mendengar ucapan Clara langsung mendengus keras.

"Lo gak tau apa-apa Ra, lo gak tau yang sebenernya terjadi. Dan lo 100% gue jamin gak bakal bisa pergi jauh dari gue, karna sampai kapan pun lo itu punya gue. Milik Saka Albara seorang." Tekan Saka diakhir kalimatnya.

"Apaan sih lo! Gak jelas kalo ngomong! Minggir gue mau kekelas!" Clara mencoba pergi namun langsung dihalangi oleh tubuh kekar Saka.

"Mknggir Sak! Gue mau masuk kelas! Bell udah bunyi!" Pekik Clara yang merasa kesal.

"Sejak kapan embel-embel 'Kak' udah gak lo pake?" Clara menatap bingung pada Saka dengan wajah cengo-nya.

"Lupa gue ih! Minggir!" Clara akhirnya mendorong kuat bahu Saka.

Baru saja berjalan tiga langkah Clara sudah harus berhenti lagi karena Saka yang menarik paksa lengannya yang membuat tubuhnya otomatis menabrak dada bidang Saka.

"Gue bukan kakak kandung lo Ra."

Deg.

Saat itu juga tubuh Clara lemas seperti Jelly, bagai tersambar petir Clara mencoba mendengar dan mengulang kata-kata Saka barusan. Apa?

"Gue bulan kakak kandung lo Ra."

"Gue bukan kakak kandung lo Ra."

"Gue bukan kakak kandung lo Ra."

"Gue bukan kakak kandung lo Ra.

"Gue bukan kakak kandung lo Ra."

Kata-kata itu terus berputar dengan cepat diotaknya, Clara berusaha mengenyahkan semuanya. Clara tertawa dengan mata yang mulai memerah menahan tawa.

"L-lo bercanda Sak! Gue, gue adik lo! Dan lo k-kakak gue!" Clara tersenyum getir saat mendapati wajah Saka yang tampak menahan tangis.

"Gue anak pungut Ra." Clara kembali menggelng, tidak mungkin! Itu semua tidak mungkin!

"L-lo ngomong apa sih Sak!! LO MAU MATIIN GUE HAH?!" Clara seketika berteriak didepan wajah Saka.

"Lo? Lo bukan anak kandung Mama Papa? Terus lo anak siapa Sak?!!" Clara tak terima dengan semuanya Clara merasa, Clara merasa dirinya dibohongi.

"Gue, gue gak tau Ra." Saka mendesah lirih berusaha mengambil bahu Clara yang mulai bergetar.

"Gue jagain lo selama ini lo kira gue gak sayang sama lo? Lo salah besar Ra. Gue sayang sama lo, gue cinta sama lo maka dari itu Mama sama Papa ngasih kepercayaan ke gue dan__" Saka memotong ucapannya dan menatap wajah Clara lekat.

"Dan apa?!" Sarkas Clara yang kini sudah menangis.

"Dan kalau lo minta buat gue jauh dari lo maka gue siap ninggalin semuanya Ra."

Clara terdiam dengan air mata mengalir deras, Clara tidak menyangka akaan hal ini. Saka? Saka ternyata bukan anak kandung dari kedua orang tuannya? Kenapa mereka menutupi semua itu?

"Lo udah bikin sebagian didiri gue hancur Sak, dengan lo nyatain cinta ke gue, dan sekarang? Sekarang lo ngasih kejutan yang luar biasa Sak. Kenapa? Kenapa gak lo pendam aja Sak?! Kenapa lo pake acara bilang ke gue?! Kalo gini lo tau apa yang ada dipikiran gue?! Gue merasa kurang percaya lagi sama lo Saka Albara." Setelah mengatakan hal itu Clara langsung menyentak tangan Saka dan berlari pergi.

Kalo gini lo tau apa yang ada dipikiran gue?! Gue merasa kurang percaya lagi sama lo Saka Albara.

"ARGHHHH!!!"

Saka menangis sambil menjambak rambutnya keras, dirinya tidak bisa terus berbohong tentang kebenaran aslinya. Biarkan kali ini Saka yang tersiksa lalu kita lihat bagaimana takdir menyatukan mereka atau mungkin takdir yang akan memisahkan mereka.

Saka dan Clara dua hati yang berbeda, Saka mencintai Clara dan Clara juga menyayangi Saka. Namun hanya sebatas kakak dan adik, Clara tidak habis pikir dengan pola pikiran Saka yang begitu Random.

Dan karna pola pikiran Saka yang begitu Random itu, membuat Clara tidak percaya lagi pada dirinya. Tapi tidak apa Saka rela toh sebentar lagi dirinya akan pergi. Dan tidak ada seorang pun yang tau.

Tbc.t

Lanjut gak sih?

Capek banget dah mikirin alur MPB 😔

My Possesive Brother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang