6

56.9K 6.5K 160
                                    

Kesalah fahaman itu mengerikan.

______________________





Ara tengah berjalan di koridor kelas sambil menyeret tas sekolahnya menuju UKS.

Rasa malas tengah menghantui Ara kerena habis berjemur di lapangan. Bel istirahat akan berbunyi 30 menit lagi, jadi Ara tak mau pergi ke kelas karena 'nanggung'.

Ara merebahkan dirinya di kasur UKS lalu menyelimuti dirinya sendiri. Saat suasana sepi seperti ini Ara selalu teringat akan keluarganya lagi dan lagi.

Ingin rasanya Ara segera menamatkan cerita novel ini namun ia ingin mengubah takdir Ara. Itulah yang ingin Ara lakukan untuk membalas budi selama ia tinggal di raga Ara.

Ara memejamkan matanya mencoba untuk tidur dengan harapan saat ia terbangun ia sudah kembali ke tempatnya.



BRAAK

BUK

SREEET

TAP. TAP. TAP

"bang lo pelan-pelan bisa nggak?"

"diem lo "

"lo jangan kemakan emosi gini"

"berisik"

Suara itu mengganggu Ara yang tengah tertidur kini terbangun. Ara mengucek matanya pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke bola matanya.

Rendra, Rendra melihat Ara yang kini sudah terdudukpun langsung menghampirinya.

Ara masing dalam keadaan linglung habis bangun tidur, lagi pula mereka tau dari mana jika ia ada di sini.

"lo mending jujur sama gue sekarang!" bentak Rendra sesampainya ia di dekat Ara.

"jujur apa?" mendengar suara serak Ara sedikit menurunkan emosi Rendra. Ingat sedikit.

Aurel dan Kris mendekat ke sisi Ara, tepat di depan Rendra. Pintu UKS kini tengah di jaga oleh taman-teman Rendra supaya tak ada satupun orang yang bisa masuk.

Karena para manusia pecinta gosip, rumor tentang Ara sudah menyebar dengan luas. Bahkan orang-orang kepo tengah bergerumbul di depan UKS memasang telinga di balik dinding.

"lo nggak usah ngelak"

Ara tengah bingung sekali, perasaan ia belum membuat masalah dengan Rendra tapi kenapa pria ini sudah marah.

"lo tanya baik-baik bisa nggak sih bang!" Kris yang mulai jengah dengan nada tinggi Rendra mulai terpancing emosi.

"ARAA!"

Teriakan Rendra mampu membuat nyawa Ara berkumpul, ia sudah sepenuhnya bangun sekarang.

"lo hamil?"

"hah?"

"gue tanya apa lo hamil? Siapa? Siapa yang berani ngehamili lo? Siapa bapaknya?"

"siapanya yang siapa"

"cih, Salsa bilang kalau lo hamil. Jadi lo hamil anaknya siapa?"

"SALSA LAGI SALSA LAGI, makan tuh sambel salsa." saat mendengar nama Salsa disebut tiba-tiba Ara menjadi emosi sendiri.

"ARA JAWAB ABANG!"

"LO BUKAN ABANG GUE BANGS*T INGET ITU BAIK-BAIK"

"mau gue hamil apa enggak itu bukan urusan lo! Lo tau nggak arti kata percuma itu apa? YANG NAMANYA PERCUMA YA PERCUMA! MAU GUE JELASINPUN OTAK LO NGGAK BAKAL NYAMPE!"

Transmigrasi Antagonis Ara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang