Part 01

313 148 211
                                    

Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta
07.10 A.M

Seorang gadis terlihat sedang menarik sebuah koper dan menuju pintu keluar bandara. Matanya melirik kesana-kemari mencari orang yang di tugaskan untuk menjemputnya.

Sleeveless cropped top berwarna hitam dipadukan dengan boyfriend jeans tampilan yang simple namun tetap modis membuatnya di lirik oleh orang-orang disekitarnya, ada juga beberapa dari mereka yang mengetahui siapa gadis ini diam-diam memotretnya.

Gadis ini menghembuskan napas sedikit kesal. Bagaimana tidak, perjalanan 24 jam 25 menit dan 1 kali transitnya dari Chicago membuatnya sangat lelah dan ingin segera berbaring di ranjang kesayangannya. Tapi sepertinya gadis ini harus menunggu lagi, sopir pribadi keluarganya entah berapa di mana, apa mungkin dia lupa?

"Oh god..." lirihnya sambil mengeluarkan ponsel dari dalam tas berniat menelepon sopir pribadinya.

Belum sempat gadis ini menelepon, terlihat seorang laki-laki paruh baya berlari kearahnya.

"Maaf, non Cara. Tadi bapak ke toilet sebentar, maaf udah buat non nunggu," ucapnya sambil mengatur napas dan mengambil alih koper yang dipegang oleh Cara.

Carabella Ceysa Allegra, gadis yang dari tadi sudah sangat kesal ini hanya membalas dengan sekali anggukan dan berjalan lebih dulu. Setelah melihat mobilnya, Cara langsung masuk ke dalam mobil dan membiarkan kopernya dimasukan supirnya kedalam bagasi.

🌼🌼🌼

Perjalanan dari bandara ke rumah Cara memakan waktu sejam, apalagi pagi hari seperti ini jalanan akan sangat macet di lewati oleh pengendara yang berangkat bekerja.

Rumah bergaya klasik Eropa yang terletak di salah satu perumahan elit di Jakarta Selatan ini sudah terlihat. Penjaga yang melihat ada mobil yang akan masuk segera membuka kan gerbang. Cara langsung turun dari mobil begitu sampai di teras depan, sedikit menaiki anak tangga untuk sampai ke pintu utama rumahnya.

"Orang rumah pada kemana, Bi?" tanya Cara ke Bi Sumi—ARTnya yang sudah lama bekerja dengan keluarga nya.

"Nyonya ada di taman belakang, non. Lagi nyiram bunga, kalau tuan sudah berangkat kerja dari tadi," kata Bi Sumi yang lagi menyiapkan bahan masakan untuk makan siang.

Cara mengangguk. Sebelum naik ke kamarnya yang ada di lantai atas, Cara memutuskan untuk menemui mamanya sebentar di taman belakang. Cara sangat rindu dengan mamanya. Padahal dia dan mamanya baru pisah selama seminggu. Tapi perasaan rindunya udah nggak bisa terbendung.

Irish Anyelir, wanita paruh baya yang masih tampak cantik di usianya yang hampir setengah abad ini pun menoleh. Tadi dia mendengar suara langkah kaki dan suara anaknya memanggil, sudah bisa di pastikan kalau itu adalah Cara, Irish tau bahwa anaknya akan sampai hari ini.

"Ma, I miss you," ucap Cara sambil memeluk mamanya. Tidak ada yang tau betapa manjanya dia dengan mamanya. Cara bukanlah gadis yang manja jika di hadapan orang lain, hanya orang terdekat dan yang dia sayangi aja sifat manjanya akan keluar.

"I miss you too honey," kata Irish—mamanya. Sambil membalas pelukan Cara.

"Gimana perjalanan kamu? Tadi papa bilang, kenapa kamu nggak naik jet pribadi keluarga kita?" Mamanya langsung duduk di kursi taman begitu melihat teh yang di bawakan bi Sumi, kebiasaan mamanya setiap pagi sehabis menyiram bunga.

"Cara malas Ma, lagian Cara cuman sendirian—selain pilot dan pramugari. Kak Ken nggak jadi ikut pulang, jadi dari pada Cara sendirian mendingan naik pesawat komersial aja," kata Cara ikut duduk juga saat melihat ada dua cangkir teh di sana, sudah di pastikan salah satu nya adalah miliknya.

CARABELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang