[Jangan lupa kasih vote & comment ya]
-Cara memasuki rumahnya, dia baru saja pulang dari sekolah. Sebenarnya dia udah pulang dari tadi, cuma memilih untuk nongkrong terlebih dahulu. Setelah mengantarkan Cara, Jeff juga langsung pulang.
"Pulang sore lagi, Car? Kapan gitu di temenin anak gadisnya di rumah." Cara menoleh ke ruang keluarga, di sana mamanya duduk sambil membaca majalah. Cara tersenyum manis menghampiri mamanya. Dia tau mamanya lagi menyindir.
"Iya ma, maaf, lain kali kita jalan bareng deh, ngabisin uang papa." Cara mencium pipi mamanya.
Irish yang mendengarnya tersenyum, anaknya ini lagi menikmati masa muda. Dulu dia juga seperti ini, jarang di rumah. Kalau ada waktu ya pasti nongkrong bareng teman.
"Boleh deh, ada tas yang lagi mama incar juga. Jangan sampai tante Sindy, teman arisan Mama yang dapati duluan."
Cara tertawa, dia ingat tante Sindy, teman arisan sosialita mamanya. Mereka berdua memang berteman, tapi adakalanya bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling kaya. Mamanya bukanlah orang yang suka pamer, kalau bukan tante Sindy yang duluan, mamanya mana mungkin pamer.
Cara sangat menyayangi mamanya, apapun akan dia lakukan untuk wanita yang telah melahirkan nya ini. Sebisa mungkin Cara akan menuruti permintaan mamanya, tapi tetap selama itu wajar menurut Cara. Bukan maksud Cara menolak, siapa tau aja mamanya meminta hal yang tidak Cara sukai.
"Gimana sekolah kamu hari ini?" Irish mengelus rambut anaknya yang tiduran di pahanya dengan sayang.
Cara hampir saja tertidur kalau mamanya tidak bertanya lagi. "Nggak gimana-gimana! Hari ini Free class."
"Sebentar lagi kamu lulus, udah tau mau kuliah dimana?"
"Belum kepikiran, kalau nggak Amerika ya London." Cara juga ingin kuliah di luar? Setelah Kenric-anak pertamanya. Irish menghembuskan napas berat.
"Kamu mau kuliah di luar juga? Kakak kamu bahkan udah tinggal di Chicago sekarang."
Irish sangat rindu dengan Kenric, dua minggu yang lalu anaknya itu baru saja mendapat gelar bachelor-nya di University of Westminster. Mereka bahkan sekeluarga menghadirinya dan berencana mengantarkan ke Chicago juga. Tapi, karena suaminya ada urusan bisnis mendadak, mereka memutuskan pulang lebih awal. Hanya Cara yang tinggal, itulah sebabnya Cara pulang lebih lama. Sekalian ngabisin liburan semester, katanya waktu itu.
"Kenric, kan, memang di minta grandpa untuk tinggal di Chicago setelah lulus." Cara membalas ucapan mamanya yang terdengar sangat sedih. Sepertinya dia harus meminta Kenric untuk sering menghubungi mama mereka.
Setelah lulus, Kenric memang di minta untuk tinggal di Chicago, dia akan meneruskan Allegra Group—perusahaan kakek mereka di sana. Sebenarnya kakeknya punya dua cucu laki-laki—Kenric dan Alex. Alex yang merupakan anak dari adik perempuan ayahnya itu, harus meneruskan perusahaan ayahnya Alex.
Mengingat bahwa ayah mereka lebih memilih membangun perusahaannya sendiri. Maka kakeknya sangat berharap Kenric lah yang akan memegang Allegra Group menggantikan dirinya.
Ngomong-ngomong soal ayahnya, Cara sampai melupakan satu hal.
"Di mana papa?" tanya Cara, ada yang ingin dia tanyakan ke ayahnya.
Irish menaikkan alisnya. "Tumben kamu nanya di mana papa. Ada apa, Cara?"
Irish sangat tau Cara jarang sekali berkomunikasi dengan ayahnya. Ada permasalahan yang membuat hubungan ayah dan anak ini merenggang, bahkan sampai sekarang. Jadi jika Cara bertanya di mana ayahnya, pasti ada sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARABELLA
Teen Fiction[Follow sebelum membaca ya] ⚠️[R17+] Carabella Ceysa Allegra, merasa hidupnya baik baik saja selama ini. Terlahir sebagai putri satu satunya keluarga Allegra dan hidup serba berkecukupan membuat Cara selalu mudah mendapatkan apapun yang dia inginkan...