[Follow sebelum membaca ya]
⚠️[R17+]
Carabella Ceysa Allegra, merasa hidupnya baik baik saja selama ini. Terlahir sebagai putri satu satunya keluarga Allegra dan hidup serba berkecukupan membuat Cara selalu mudah mendapatkan apapun yang dia inginkan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lapangan basket indoor SMA Astraguna memang tidak perlu diragukan lagi kenyamanan nya, ini juga di dukung oleh beberapa fasilitas yang mumpuni.
Beberapa para siswa tampak sedang menyeka keringat yang mengalir di dahi maupun pelipis mereka masing-masing. Mereka baru saja menyelesaikan latihan dari sepuluh menit yang lalu. Minggu depan akan ada tanding basket antar klub yang akan di adakan di sekolah mereka.
"Lusa kita latihan lagi! Saya ingin kalian lebih baik daripada hari ini," ucap Pak Rion-pelatih basket mereka.
Mereka semua serempak menganggukkan kepala. "Tingkatkan lagi skill pivot dan rebound kalian, agar bola tidak mudah di dapat oleh lawan." lanjut Pak Rion memberi nasihat.
"Oke! kalian bisa bubar! Jangan lupa letakkan bola basketnya ke tempat semula," titah Pak Rion sebelum melangkah pergi.
"Jeff, lo ikut nongkrong bareng kita, nggak?" tanya Bastian yang juga merupakan anggota tim basket.
Jeff melirik arlojinya. "Nggak dulu deh, capek gue!" balas Jeff.
Jeff memang merasakan kalau tubuhnya sangat capek, mungkin karena sejak liburan semester kemarin, baru kali ini mereka kembali latihan.
Hari-hari biasanya, Jeff akan ikut nongkrong bersama anggota timnya yang lain, tak jarang Cara yang menemani Jeff latihan pun akan ikut juga, tapi tidak untuk kali ini.
Meskipun pertandingan kali ini tidak terlalu besar, hanya antar klub basket SMA Astraguna dan SMA Bangsa Mulia, tapi tetap aja pertandingan ini membawa nama sekolah. Jadi, tetap harus di lakukan semaksimal mungkin.
"Oke! Kalau gitu gue sama yang lain duluan," pamit Bastian yang di balas anggukkan oleh Jeff.
Jeff melangkahkan kakinya keluar dari lapangan, tangan nya sibuk mencari-cari kunci mobilnya di dalam tas.
"Jangan bilang ketinggalan di loker ... sial, tuh kunci nggak bisa kerja sama bareng gue apa. Nggak tau kalau gue capek! " monolog Jeff seakan memarahi kunci yang keberadaan nya entah di mana.
Jeff melangkahkan kakinya kembali ke lantai empat, berjalan ke arah lokernya yang berada di ujung lorong. Benar saja, kunci mobil Jeff memang berada di loker. Pasti tertinggal saat Jeff mengambil seragam basketnya tadi.
Saat mencapai lantai satu, Jeff mendengar samar suara seseorang yang meminta tolong. Apa mungkin itu hantu? Jeff percaya kalau makhluk berbeda alam itu memang ada. Tapi apa mungkin di sore hari seperti ini? Saat naik tadi, Jeff nggak mendengar suara sama sekali.
