Aku mencintaimu. Karena itu seluruh alam semesta bekerja sama untuk membantuku menemukanmu. Karena cintaku padamu bagai langit pada bumi. Meski tak selalu ada matahari, namun tetap berotasi.
Bagaimana aku hidup tanpamu jika hadirmu adalah napas dan denyut nadiku? Aku tahu terlambat dan sangat terlambat untuk menyadari itu, aku tetap ingin menjadi malam tempatmu terlelap merangkai angan dan juga membuang sepi, menanti pagi dan merangkai mimpi.
Bagaimana aku bisa menghapus tentangmu, jika setiap lagu adalah tentangmu dan deru angin yang ku dengar adalah napasmu.
Entah aku sabar atau aku dungu. Selama ini aku hanya dapat menunggu dan berharap pada waktu kau akan kembali seperti dulu. Mencintaiku.
Aku selalu menyelipkan doa pada Tuhan di setiap malam suntuk, meminta-Nya membuat hatimu kembali seperti dulu, menginginkanku dan merindukanku sebesar aku merindukanmu saat ini.
Aku bersedia jika kau ingin menghukumku. Karena memang aku telah melakukan kesalahan bodoh dan tidak masuk akal yaitu menyakitimu, membuatmu menangis. namun, berilah aku satu kesempatan untuk membuktikan padamu bahwa au mencintaimu.
***
Banyak kata yang Jaebeom rangkai dalam pikirannya, namun sejak tadi tak terucap sepatah katapun.
"Bagaimana oppa tahu aku di sini?" wanita berparas manis bernama Park Jinyoung itu akhirnya bersuara duluan. Semakin sunyi, ia semakin merasa canggung.
Kehadiran Jaebeom yang tiba-tiba di Jepang— di kafe miliknya, cukup membuat Jinyoung terkejut. Hatinya berkecamuk bingung. Ingin kabur, tapi kabur kemana? Ia tidak bisa terus-terusan menghindari pria itu.
"Kebetulan." jawabnya bohong. Selama ini ia mencari Jinyoung kemana-mana sampai akhirnya detektif yang ia sewa menemukan keberadaan mantan istrinya itu.
Kepala Jinyoung mengangguk, ia tersenyum canggung. Kebetulan bisa terjadi begitu saja secara Jaebeom adalah seorang pengusaha dan Jepang bukan tempat yang jauh dari Korea pikirnya. Walau ada segores rasa kecewa—apa yang ia harapkan?
Manik mata cokelat indah milik Jinyoung melirik ke arah jari manis pria yang duduk di depannya. Disana masih melingkar sebuah cincin pernikahan—cincin mereka. Apa Jaebeom memakai cincin pernikahan mereka saat menikah dengan Youngjae? Tidak heran juga karena awalnya itu cincin mereka. Untung saja sebelum pergi, Jinyoung melepas cincin itu dan menggembalikannya. Memikirkan semua itu seperti membuka luka lama yang ia kubur rapat.
Seharusnya Jinyoung tidak merasa seperti itu, ia pikir selama ini hatinya sudah mati. Ia selalu memastikan kepada Naoki dan ayahnya bahwa ia sudah tidak memiliki rasa apapun untuk Jaebeom. Semua sudah berlalu, ia sekarang bahagia dengan kehidupannya. Entah membohongi siapa, karena semua kata itu hanya hiburan semata untuk membuat dirinya terlihat baik-baik saja.
"Bagaimana kabar Youngjae?" tanya Jinyoung lagi. Selama ini ia tidak pernah berani menanyakan kabar saudara tirinya itu, ataupun kabar Jaebeom. Terlalu takut hatinya tidak kuat, namun kali ini pertanyaan itu keluar seperti basa basi biasa.
Jaebeom menggedihkan kedua bahunya, "tidak tahu." jawabnya jujur. Memang benar ia sama sekali tidak tahu dan tidak mau tahu. Wanita itu bukan lagi hal penting untuk dipikirkan apalagi setelah apa yang dia lakukan selama ini.
Mendapat jawaban itu membuat Jinyoung menggerjap bingung. Ia meneggakkan duduknya kemudian kembali bertanya. "Maksudnya tidak tahu? Hahaha...masa oppa tidak tahu kabar istri sendiri." tawa datar mengudara. Kemana arah obrolan mereka?
Jinyoung penasaran namun juga tak ingin mendengar lebih. Apa Jaebeom telah menemukan wanita lain, jatuh cinta lalu menikah? Tidak, tidak, Jaebeom bukan pria yang seperti itu— Ya Tuhan, memang dia tahu Jaebeom itu bagaimana? Jinyoung sendiri tidak mengenal sosok Jaebeom yang sebenarnya, terlebih hati manusia mudah dibulak-balikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Your Star - JJP (Sequel On Going)
Fanfiction"Jika kamu tidak keberatan, aku hanya ingin seperti ini. Mencintaimu, selamanya." Kalimat itu terucap tanpa ia sadari. Manik matanya telah basah oleh air matanya sendiri. Kalimat yang tidak seharusnya Park Jinyoung ucapkan saat itu, kalimat yang me...