"Astaga Rosie!!"
20 menit kemudian Jimin dan Rosie duduk didalam mobil dengan pintu bagian tempat duduk Rosie masih terbuka lebar.
"Sudah lebih baik?"
Rosie mengangguk "Maaf merepotkan"
Jimin diam, ia menyandarkan kepalanya pada sandaran mobil dengan posisi menghadap Rosie.
Dia mengamati Rosie dengan seksama, tidak bermaksud aneh-aneh. Hanya ingin mengamati saja.
"Tatapanmu berasa ingin membakarku hidup-hidup tuan" Rosie tau sejak tadi, bahkan sejak pagi saat bertemu di rumahnya Rosie sering memperhatikannya.
Jimin tersenyum "Ternyata aku ketahuan"
"Apa warna kesukaanmu?" pertanyaan random Jimin membuat Rosie menatapnya. Sangat tiba-tiba sekali.
"Apa Rosie?"
"Hitam"
"Kau yakin?"
Rosie mengangguk.
"Lalu apa buah favoritmu?"
"Lemon"
"Celana atau rok?"
"Celana"
"Menonton film atau wahana permainan?"
"Menon..sedang apasih?"
"Merencanakan first date kita"
Rosie speechless.
"Sebaiknya kita lanjutkan perjalanan, tutup pintumu Rosie"
Perjalanan berlangsung dengan sunyi, tidak ada yang memulai percakapan. Meskipun begitu Jimin masih suka mencuri pandang terhadap Rosie. Terlihat bucin sekali budak satu ini.
Rosie melepas sabuk pengamannya saat mereka sudah sampai didepan gerbang rumah Rosie.
"Aku antar sampai pintu" tawar Jimin.
"Tidak usah"
"Biar aku mampir"
"Tidak perlu"
"Pelit sekali"
"Memang"
"HEIII!" protes Jimin.
Rosie hanya mengangkat alisnya untuk menjawab.
"Kau ini terbuat dari apasih? Kaku sekali"
"Kayu dan batu" Rosie bukannya pergi malah kembali duduk didalam mobil Jimin.
Jimin awalnya hendak protes menjadi bingung saat Rosie kembali.
"Ada yang tertinggal?"
Rosie menoleh "Kau bilang ingin mengajakku kencan, baiklah kita akan berkencan 7 hari lagi dari sekarang. Temui aku di Cafe XXX pukul 4 sore, tak perlu menjemputku."
Rosie kembali membuka pintu mobil "Ahh sebelum itu tolong kau kabari orangtuaku dulu jika kita akan berkencan agar aku diijinkan pergi dan satu lagi rayu orangtuaku agar aku bisa pergi tanpa bodyguard"
"Baiklah terimakasih sudah mengantarku pulang, Tuan" Rosie menutup pintu mobil dan berjalan menuju rumah meninggalkan Jimin yang terpaku.
"Apa-apaan itu tadi?"
"Dan sombong sekali wanita itu berjalan kerumah tanpa menoleh kebelakang"
"Tapi aku maafkan karena dia manis"
Jimin tersenyum geli sendiri lalu melajukan mobilnya.
Rosie
Satu minggu terlewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiance
RomanceJimin dan Rosie itu bagaikan air dan minyak. Sangat tidak mungkin untuk disatukan. Tapi karena perjanjian kolot keluarga membuat mereka harus berada di satu atap yang sama.