4

427 60 2
                                    

"Tapi aku akan menolak jika rencanamu adalah perpustakaan kota" keluh Jimin.

Rosie menghela nafas, tangannya memberi isyarat Jimin untuk mendekat.

Lalu Rosie membuka buku yang dia baca, menunjukannya pada Jimin.

"Bagaimana menurutmu?"

Jimin masih tidak paham.

"Kenapa ada 2 buku yang bertumpuk?"

Benar, ada 2 buku ditangan Rosie dengan ukuran yang berbeda. Buku besar yang membahas mengenai sastra sedangkan buku dengan ukuran lebih kecil yang ditumpuk kedalam buku sastra yang terbuka adalah komik anime.

"Rosie Angelina anak tunggal dari keluarga Dirgantara dan penulis terkenal tidak bisa membaca buku sembarangan" Rosie berbisik.

Jimin bisa mendengar dengan jelas karena posisi telinganya didekat mulut Rosie. Jika Jimin menoleh ke arah Rosie maka habislah jarak mereka.

Jimin sih suka-suka saja jika terjadi insiden ehemm bibir bertabrakan tapi Rosie sepertinya tidak satu pendapat dengannya.

Saat Jimin akan menjauhkan diri tangan Rosie menahannya hingga membuat jarak mereka sama sekali tidak merenggang.

Rosie kembali berbisik "Aku akan keluar duluan dari perpustakan, di lantai atas terdapat toko buku. Tolong belikan aku beberapa komik anime yang nanti judul bukunya akan ku beritahu lewat pesan"

Jimin berpikir sebentar, ia hendak menoleh tapi wajahnya langsung ditahan tangan halus Rosie.

Jimin sedikit kecewa karena insiden yang ia bayangkan tidak jadi terwujud. Nona kaku ini cepat tanggap ternyata.

"Apa imbalanku?" tanya Jimin.

Rosie diam.

"Habiskan hari ini dengan rencanamu"

"Termasuk selalu bersama hingga petang?" tawar Jimin.

"As you wish"

Bibir Jimin tertarik dengan lebarnya, dia senang tentu saja.

Jimin lalu berdiri dan membenarkan jas nya.

"Baik aku akan keatas dulu"

Rosie menarik ujung jas Jimin.

"Perlu black cardmu untuk membayar buku?"

"Tidak perlu, simpan saja"

Mereka berdua berpisah dengan Jimin yang menyerahkan kunci mobilnya pada Rosie.

Rosie memandang keluar jendela, sudah 15 menit tapi Jimin belum kembali.

Tak lama kemudian terlihat sosok pria dengan paper bag yang ia yakini adalah barang kesukaannya.

"Aku terlalu lama?"

Rosie menggeleng dan tangannya terulur menerima paper bag.

Matanya berbinar melihat isinya. Wow sekarang komik anime yang ia inginkan benar-benar ditangannya.

"Sesuka itu?" Jimin bertanya dengan mulai menjalankan mobilnya.

Rosie mengangguk, bibirnya tersenyum tipis.

"Berapa yang harus kuganti?" Rosie tiba-tiba bertanya yang membuat Jimin sedikit menatapnya aneh.

"Kenapa?"

Jimin menghentikan mobilnya dipinggir jalan.

"Hei Rosie, apa aku terlihat miskin dimatamu?"

"Kamu tersinggung dengan perkataanku?"

FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang