29 - Home

17K 2.4K 637
                                    

Aku tidak menggantung kalian kan?🤭

Seberapa kangen kamu sama DSM? Aku harap kalian dalam keadaan sehat dan bahagia 🧡

Tetap vote dan beri comment yang banyak yaa🥰. Selamat membaca:)

♥️

Dengan tubuh lelah yang terbaring di sofa, Dirga meletakkan ponselnya di meja setelah selesai menelepon Mamanya. Dirga berada di rumahnya, dan liburan di Bali sudah berakhir sejak 2 minggu yang lalu. Pekerjaan yang ditinggalkannya lumayan menumpuk, sehingga ia baru bisa benar-benar beristirahat hari ini.

Ia menutup mata dan tangan kanannya diletakkan di dahi. Hari masih siang dan Dirga merasa tidak bertenaga. Masalah yang terjadi di restoran cukup banyak menguras tenaganya hingga memakan waktu tidurnya.

Ponselnya kembali berdering dan Dirga segera mengangkat. "Halo, Mel," ujar Dirga sedikit lesu.

"Aku udah mau nyampe."

"Oke."

Dirga bangun dan sedikit meregangkan otot-ototnya. Sudah lumayan lama juga ia tidak berolahraga. Badannya terasa pegal dan sakit di sana-sini. Ia berjalan ke pintu depan dan menunggu Melani di teras rumahnya.

Menunggu sekitar 3 menit, Melani tiba dengan ojek online. Berbeda dengan dirinya, Melani justru terlihat semangat dan ceria. Melihat gadis itu tersenyum, sudut bibir Dirga otomatis tertarik ke atas.

Dirga mempersilakan Melani masuk duluan dan mengikutinya di belakang. Melani mengangkat tas yang dibawanya dan meletakkannya di meja.

Kedua alis Dirga menaik. "Itu apa?"

"Masakan aku," jawab Melani dengan percaya diri. Ia menarik tangan Dirga ke ruang makan, seakan ia tuan rumahnya.

Dirga duduk dan menunggu Melani menyiapkan piring dan peralatan makan lainnya. Perempuan yang akan berusia 22 tahun itu mulai mengeluarkan isi tasnya. Dirga mengamati dengan saksama, bagaimana Melani mengatur susunan piring, gelas, dan hal lainnya di atas meja makan. Tidakkah gadis ini begitu terampil dalam urusan dapur?

Sambil menopang dagu, Dirga melihat-lihat isi kotak makanan yang dibawa Melani. Kotak pertama berisi ayam kalasan, kotak kedua mi goreng, kotak ketiga cumi sambal, dan kotak keempat ada sayur, dan Dirga tidak tahu namanya.

"Ini semua beneran kamu yang masak?" tanya Dirga.

"Yeaa! Anda akan menyesal kalau tidak mencoba masakan saya, Pak."

Melani meletakkan piring yang sudah berisi nasi di hadapan Dirga. "Silakan," ucapnya mempersilakan Dirga memulai makan siangnya.

"Terima kasih," sahut Dirga lalu mulai mengambil lauk yang dihidangkan di meja. Ia tidak pernah menduga dibawakan makanan siang oleh Melani.

"Kamu enggak makan?" tanya Dirga sebelum menyuapkan makanan ke mulutnya.

Melani menggeleng. "Aku udah makan," balasnya.

Dirga mengangguk dan mulai makan. Sesendok demi sesendok nasi, lauk, dan sayur masuk ke mulutnya. Lidahnya langsung candu bahkan ia menambah nasinya hingga 2 kali. Dirga mengakui bahwa dirinya memang sedang lapar.

Tapi ini sedikit berbeda. Mengapa ia malah lebih selera makan masakan Melani dari pada masakan chef di restorannya? Apakah Melani punya bumbu rahasia?

"Kamu dari kapan belajar masak, Mel? Ini enak loh."

"Belajar masak udah dari SD dong," ujar Melani bangga.

DSM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang