11 - Saturdate

17.5K 2.7K 588
                                    

Hari Sabtu alias malam minggu. Kamu ke mana? Saturdate kah?

Spam emoji sesuai perasaanmu hari ini dungss

Semoga bab ini bikin kamu ketawa yaa🤣😜😜

♥️

Ada yang masih ingat dengan Kak Seblak? Eh, Sella. Cewek cantik yang pernah melabrak Melani di kampus. Sungguh pemandangan ajaib, melihat mereka berdua duduk berhadapan saat ini.

"Lo tinggal di sini?" tanya Melani pada Sella yang duduk di kursi sebrangnya.

"Enggak," jawab perempuan itu jutek.

"Jadi lo ngapain di sini?" tanya Melani sedikit segan.

"Main," sahut Sella dan Melani mengangguk. Sepertinya Sella dan Pak Dirga saling dekat. Sella dengan santainya main ke rumah Pak Dirga, mana bajunya baju rumahan banget. Ditambah soal labrak-melabrak kemarin, makin membuat Melani yakin kalau Sella dan Pak Dirga ada hubungan.

"Ada keperluan apa lo sama Pak Dirga?"

"Mau ke lapangan untuk ambil data. Katanya berangkat dari sini aja," jawab Melani sopan.

Pak Dirga memang menghubungi Melani agar datang ke rumahnya. Sabtu pagi yang direncanakan untuk rebahan terpaksa diliburkan karena ada agenda dadakan. Mana Melani berangkatnya naik ojek online menuju rumah Pak Dirga.

Begitu turun dari ojek, Melani sudah disambut dengan Sella yang berdiri di teras rumah Pak Dirga.

Dan di sinilah mereka sekarang, duduk berhadapan dengan meja kayu yang membatasinya keduanya. "Pak Dirga ke mana?" tanya Melani.

"Ngapain cari-cari Pak Dirga? Kangen lo?" tanya Sella dengan jutek dan dihadiahi dengkusan oleh Melani.

"Ya kali. Ada-ada aja lo."

"Lo...suka sama Pak Dirga kan?" tanya Sella tiba-tiba.

Melani yang ditatap tajam plus diberi pertanyaan mengintimidasi seperti itu mendadak jantungan. Perempuan di depannya ini adalah sosok barbar di kampus. Kalau ia salah jawab, maka bisa jadi bulan-bulanan mereka di kampus.

"Ya suka," ucap Melani.

"Maksudnya?"

"Tapi lo jangan salah paham dulu. Gue suka sama Pak Dirga, tapi hanya sebatas rasa kagum aja. Dari mahasiswa ke dosen, sama kayak gue suka sama dosen yang lain. I mean, mereka berprestasi, ngajarnya juga bagus. Nggak ada alasan untuk nggak suka."

"Rasa suka yang lain gimana? Maksud gue kayak—antara perempuan dan laki-laki."

"Nggak ada. Gue tahu batas. Gue cuman mahasiswa, dan Pak Dirga adalah dosen. Gue menjunjung tinggi profesionalitas."

"Pak Dirga bukan tipe lo ya?"

"Ya?" Melani dibuat cengo oleh pertanyaan Sella. Harusnya kan Sella menyahut, oh baguslah kalo lo nggak suka sama Pak Dirga, saingan gue berkurang. Tapi apa ini, miskah? Ada apa dengan Sella? Ataukah Melani yang terlalu berlebihan menanggapinya?

"Gue nggak tahu," jawab Melani seadanya. "Lo sendiri gimana? Pastinya tipe lo banget dong," ujar Melani.

"Big no! Tukang suruh-suruh gitu. Nyebelin lagi. Ihhh." Jawaban yang diberikan Sella membuat Melani mengerutkan dahi. Kalau bukan tipenya, kenapa Sella melabraknya?

Belum sempat Melani mengutarakan isi pikirannya, sosok yang mereka bicarakan datang dengan senyuman. "Kenapa Melani nggak diajak masuk ke rumah, Sel?"

DSM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang