27 - Done

14.8K 2.3K 973
                                    

Hai semuaa! Akhirnya aku bisa up setelah 2 minggu hiatus😂 Terima kasih untuk teman-teman yang sabar menunggu✨

Enjoy this chapter☺️
Beri vote dan komentar yang banyak okeeh.

ADA NOTE DI BAWAH, JANGAN DI SKIP YA NANTI😍

🎶 Who Says - Selena Gomez

♥️

Melani menyumpal kedua telinganya dengan earphone setelah keluar dari ruangan kelas tempat UAS berlangsung. Dengan menggendong tas di punggungnya, Melani berjalan dengan santai sembari memutar lagu yang ada di ponselnya. Seminggu penuh mengikuti ujian lumayan bikin Melani frustrasi dan jenuh. Musik adalah satu-satunya cara yang cepat untuk mengalihkan pikiran Melani dari kekhawatiran akan nilai UAS.

Alasan lain mengapa Melani memakai earphone juga karena ingin menghindar dari keramaian. Rasa ketidakpercayaan dirinya membuat Melani berperilaku seperti itu. Orang-orang memang tidak menjelekkannya, Melani saja yang terlalu overthink dengan semuanya. Dengan capaian akademisnya, pertemanan hingga hubungannya dengan Dirga.

Menghindarnya Melani juga menyebabkan Dirga kepikiran. Bahkan Melani tidak mau menemuinya. Itu terjadi sejak Nia memposting foto mereka di Instagram. Dirga menduga bahwa Melani cemburu.

Dirga juga makin pesimis karena Melani tidak pernah membalas pesan dan panggilannya. Tapi begitu Melani menghubunginya tadi pagi untuk minta dijemput di kampus setelah ujian, Dirga tidak berpikir dua kali untuk menjawab iya.

Dirga menunggu di mobil, karena tidak ingin mengambil perhatian mahasiswa jika ia menunggu Melani di luar. Walau sebenarnya keberadaan mobil Dirga juga sudah mengambil perhatian mahasiswa yang ada di sana.

Notifikasi ponsel yang terdengar membuat Dirga cepat-cepat memeriksanya. Melani memberitahu bahwa ia sudah selesai ujian dan akan datang ke sini. Dirga memeriksa penampilannya, tatanan rambutnya. "Gini amat mau jumpa doi," celetuknya seraya bercermin.

Kaca mobilnya yang tiba-tiba diketuk dari luar, membuat Dirga spontan duduk tegak. Ternyata Melani yang melakukannya. Perempuan itu masuk lalu memakai sabuk pengaman setelah duduk di kursi depan.

"Ehem. Ini buat kamu," ucap Dirga lalu menyodorkan susu kotak pada Melani. Dirga datang ke kampus memang hanya untuk menjemput Melani. Spesial banget kan si Melani ini.

"Thanks," balas Melani yang telah melepaskan earphone dari telinganya.

Dirga mengemudi dengan kecepatan sedang. Ia bingung harus mengobrol apa dengan Melani. "Mau langsung pulang?" tanya Dirga.

"Ya," jawab Melani singkat, tanpa menoleh pada Dirga.

"Mmmm UAS udah selesai, nggak usah dipikirin lagi, nilai kamu pasti bagus," gumam Dirga, memancing Melani untuk mengobrol.

"Nilai DSM gimana?"

"Itu sih rahasia."

Melani mendengkus di kursinya. "Awas aja kalau nggak dibuat lulus," ancam Melani dan Dirga hanya tertawa kecil.

"Kita....udah baikan kan?"

Melani menoleh ke samping. "Memangnya kita pernah berantam?" tanyanya.

"Kamu menghindar dari saya, Mel."

"Saya hanya butuh waktu sebentar untuk menenangkan diri."

"Tapi bukan berarti kamu enggak balas pesan saya kan," ujar Dirga. Melani tidak menanggapi dan hanya melihat ke depan.

DSM (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang