16- Berharap

644 114 69
                                    

Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah

HAPPY READING
.
.
.
Author Pov

Sebelum matahari terbit Michel sudah keluar dari mansionnya Raymond, tujuannya adalah makam istrinya. Jam masih menunjukkan pukul empat pagi, masih sangat gelap dan udara pun MSIH sangat dingin.

Suasana makam pun masih sangat gelap, hanya ada penjaga makam yang berkeliling memeriksakan sekitar.

Michel terkejut saat ini ada seorang pria yang tertidur di samping makan Christy. Michel mengarahkan senternya ke arah wajah pria itu, ternyata dia Richard.

"Bang, bangun. Abang ngapain tidur di sini?" Michel menepuk lengan Richard membuatnya terbangun kaget.

Richard pun terkejut melihat ada Michel di sana, padahal masih terlalu pagi untuk datang berziarah.

"Abang semalaman tidur di sini?" Tanya Michel.

"Saya tadi ke sini jam 2" Jawab Richard sembari mengenai nama Christy yang terukir rapi di makam itu.

"Baju Abang sampai kotor gini" Michel tidak tega melihat Richard.

"Sudah lama tidak menemaninya princess tidur, kasihan dia sendiri di sini" Richard tersenyum masam.

"Saya ada urusan beberapa hari ke depan, tapi saya tetap di Indonesia. Kalau kamu butuh bantuan, bilang saja pada Steven" Ujar Richard menepuk pundak Michel, lalu berdiri.

"Aku boleh nanya sesuatu ke Abang?" Tanya Michel membuat Richard mengangguk.

"Abang udah ikhlas dengan kematian Chris?".

Pertanyaan Michel membuat Richard kembali menatap makam adiknya itu, bukan hal yang mudah untuk mengikhlaskan seseorang yang sangat berarti.

"Bagaimana dengan kamu?" Richard justru membalikan pertanyaan itu.

"Belum" Jawab Michel membuat Richard mengangguk dan tersenyum.

"Saya yang merawat princess, melihat pertumbuhan dia, dan menyaksikan bagaimana perjalan cinta dia. Menurut kamu saya bisa ikhlas? Itu bukan hal yang mudah" Lontar Richard.

"Setengah dunia saya ada pada ayah, dan itu hilang sejak saya tahu perbuatannya pada Steven. Dan setengahnya lagi ada pada princess, dan itu juga hilang".

"Singkatnya, kalau kamu saja belum bisa iklhas. Berarti saya juga belum dan tidak akan pernah iklhas".

Richard langsung pergi dari sana, meninggalkan Michel yang masih terdiam. Michel juga merasakan hal yang sama, terlalu sulit untuk mengikhlaskan kepergian seorang Christy. Sangat berat.

"Kamu beruntung bisa punya sosok seperti bang Richard" Ucap Michel sembari mengelus nama Christy.

"Kalau aku berharap kamu masih hidup, boleh kan?" Michel bertanya seolah akan ada yang menjawab.

"Peri yang anak-anak kita sering sebut, aku berharap itu kamu Chris. Walaupun mustahil tapi aku tetap berharap akan hal itu".

Michel terus memikirkan sosok peri yang kedua anaknya sering ucapkan, ia merasa itu adalah Christy. Tapi harapannya terkadang membuatnya merasa bodoh, harapan yang seharusnya tidak pernah muncul di hatinya.

"Kalau waktu itu aku lebih milih kamu dari pada anak-anak kita, kamu pasti gak akan pernah maafin aku".

Kejadian di masa lalu kembali terlintas di kepala Michel. Ia mengingat bagaimana dokter  itu menyuruhnya untuk memilih antara Chris dan calon bayi kembarnya. Detik itu juga Michel merasa dunianya seolah hancur berkeping-keping.

HANCUR || Part 3✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang