Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah
HAPPY READING
Author Pov
Penyerangan yang Michel dapatkan akhirnya sampai ke telinga Richard dan seluruh anggota KC. Entah apa mau Hervator mereka terus saja mencari masalah, bahkan terang-terangan menyakiti seluruh anggota keluarga Christy. Nyali para anggota Hervator cukup besar, walaupun sudah banyak anggota mereka mati di bantai para pasukan KC.
Richard yang harusnya masih berada di rumah sakit nekat pergi tanpa sepengetahuan orang-orang. Dia bahkan menyabut infusnya sendiri, membiarkan banyak darah keluar dari tangannya. Kelakuan Richard kali ini cukup membuat Vira marah, dan membuat yang lainnya khawatir.
Richard yang tidak ada kabar sejak semalam tiba-tiba muncul di kantor pagi ini. Vira yang melihat kehadirannya pun hanya diam tanpa ekspresi, Vira memilih fokus mengerjakan beberapa berkas bersama Ceri yang kebetulan juga sudah datang.
"Bisa keluar sebentar? Saya mau bicara berdua dengan dia". Richard menunjuk Ceri yang sejak tadi fokus pada laptopnya.
Vira yang mendengar ucapan Richard semakin hilang akal. Bukannya menjelaskan apa yang terjadi, Richard justru menyuruhnya keluar bahkan tidak melihatnya sedikit pun.
"Nona Ceri, saya permisi dulu. Kalau masih ada yang ingin di tanyakan, hubungi resepsionis di depan. Saya gak di kantor pagi ini, mungkin sekitar jam 5 saya baru kembali". Ucap Vira sembari membereskan beberapa berkas miliknya.
Vira yang hendak keluar tiba-tiba berhenti karena Richard menahan tangannya. Dengan perasaan malas pun Vira menatap kekasihnya itu, sungguh hari ini Vira merasa sangat tidak enak dan mudah terbawa suasana.
"Kalau tidak di kantor, lalu dimana?". Tanya Richard.
"Ada urusan penting di luar". Jawab Vira seadanya lalu melepaskan tangan Richard.
"Dimana? Dengan siapa?". Richard kembali bertanya membuat Vira menghembuskan nafasnya gusar.
"Cuma Chris yang tahu tentang hari ini". Ucap Vira sembari tersenyum miris. "Ceri, terimakasih hadiahnya". Lanjutnya lalu pergi dari sana.
Richard yang bingung pun menatap Ceri yang sejak tadi tetap fokus pada laptopnya. Hadiah? Tapi hadiah apa dan untuk apa? Richard tidak tahu.
"Mau ngomong apa?". Tanya Ceri yang tidak ingin berlama-lama berada di dekat Richard.
"Apa tujuan kamu datang ke sini?". Tanya Richard yang tiba-tiba saja terlihat sangat mengerikan. Aura hitam itu seolah kembali, membuat suasana menjadi sangat dingin dan mencekam.
"Maksud anda apa? Anda yang nyuruh saya untuk berkerja di sini! Jangan konyol!". Lontar Ceri dengan suara yang meninggi akibat marah.
"Apa tujuan kamu datang ke Indonesia! Jangan membuat saya marah. Kehadiran kamu membahayakan orang-orang terdekat saya!". Lontar Richard dengan tatapan yan semakin mengerikan.
"Tuan Richard yang terhormat! Pertama saya ke sini atas perintah anda. Kedua, saya tidak kenal dan tidak ingin mengenal orang-orang terdekat anda. Yang terakhir, saya bukan orang yang suka mengusik hidup orang lain!". Tegas Ceri yang langsung berdiri tepat di hadapin Richard.
Topeng di wajah Ceri menjadi pembatas di antar keduanya. Terlihat tatapan Richard yang begitu mengerikan namun Ceri seperti tidak takut melihatnya, justru terang-terangan membalas tatapan Richard.
"Apa hubungan kamu dengan Hervator?" Tanya Richard yang semakin membuat Ceri naik pitam.
"Saya mengurus saham perusahaan, bukan mengurus komplotan pembunuh seperti kalian!". Ungkap Ceri dengan begitu tegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANCUR || Part 3✓
Teen FictionKehidupan mereka benar-benar hancur, setelah sosok malaikat yang mereka jaga selama ini akhirnya pergi untuk selamanya. sudah cukup semua beban yang ia pikul, waktunya untuk beristirahat dengan tenang. Kali ini tidak ada yang baik. Keluarga, persaha...