Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah
HAPPY READING
.
.
.
Author PovSudah beberapa hari ini sikap Michel mulai berubah. Pria satu itu mencoba untuk kembali seperti dulu, walaupun itu tidak mudah. Michel memaksakan dirinya untuk mengiklaskan kepergian Christy, ini semua demi anak-anaknya.
Michel tidak ingin terkubur dengan rasa hancur terlalu lama, kedua anaknya membutuhkannya. Para sahabatnya pun merindukannya.
Pagi ini untuk pertama kalinya Michel ikut sarapan pagi bersama yang lain. Para sahabatnya pun merasa sangat bahagia, akhirnya kursi kosong itu kembali terisi dengan pemiliknya.
"Biar mommy bantu" Ucap Megan lembut sembari menyendokan lauk ke piring Michel.
Michel hanya tersenyum tipis membiarkan mertuanya itu membantunya. Diam-diam semua orang yang ada di meja makan tersenyum tipis, setidaknya Michel telah berusaha untuk kembali seperti dulu.
"Hari ini ada kerjaan apa ajah di rumah sakit, Cel?" Tanya Fikra yang mencoba untuk mencari topik.
"Lo bego atau dongo sih?! Michel kan dokter, ya udah pasti periksa pasien lah" Sambar Revano membuat semua orang tertawa.
"Gue juga tahu. Ya kan nanya gitu yang lebih spesifiknya dia mau ngapain ajah hari ini di rumah sakit" Lontar Fikra sembari memakan roti di hadapannya.
"Tergantung pasien di UDG. Sisanya sih gak ada kerjaan lagi" Jawab Michel santai.
"Kita main ke rumah sakit, boleh gak?" Tanya Raja.
"Dimana-mana tuh main ke taman, mall, atau tempat hiburan apa gitu. Lo main ke rumah sakit mau ngapain?" Tanya Fikra dengan polosnya.
"Ya sekalian kan lihatin si Michel kerja" Celetuk Raja santai.
"Setuju" Ucap Dimas dengan semangatnya.
"Kalau gitu gue berangkat dulu. Kalau kalian mau datang, kabarin ajah" Michel berdiri dari duduknya, meraih jas dokternya lalu hendak meninggalkan ruang makan.
Namun langkahnya terhenti, walau dirinya ragu namun tetap berjalan ke arah Wijaya. Meraih tangan pria paruh baya itu, lalu menciumnya dengan penuh rasa hormat.
"Michel berangkat kerja dulu, dad" Ucap Michel tersenyum tipis, lalu melakukan hal sama kepada Megan.
Setelah itu Michel pergi dari sana, meninggalkan semua orang di ruang makan dengan rasa bahagian yang begitu membara. Wijaya pun tidak bisa menyembunyikan rasa harunya, akhirnya Michel mau menatapnya.
"Dia sudah berusaha. Jangan kalian hancurkan lagi" Lontar Richard yang sejak tadi berdiri di tangga, menatap semua orang dari kejauhan.
Dilain tempat dan suasana yang berbeda,terlihat seorang gadis cantik tengah terdiam menatap bingkai foto yang sejak tadi digenggamnya. Foto wanita cantik itu membuatnya merasa sangat sedih dan hampa.
Markas KC seolah menjadi rumah untuk gadis itu, dia Rahel. Gadis cantik yang begitu mematikan. Dia tidak pernah menyangka bahwa Christy akan mati dengan cara yang seperti itu. Rasa lelah yang Christy rasakan membuatnya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Meninggalkan banyak orang dengan rasa bersalah yang begitu mendalam.
"Apa aku juga akan berakhir seperti kakak?" Tanya Rahel yang terdengar begitu sendu.
Seorang pria yang sejak tadi menatap Rahel dari kejauhan, seketika langsung mendekati gadis itu. Duduk di sebelahnya sembari meraih tangannya untuk di genggam.
"Jangan pernah mengambil keputusan yang sama seperti kak Chris" Ucapnya yang begitu takut.
"Kak Reyhan?" Rahel menatap pria tampan itu bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
HANCUR || Part 3✓
Teen FictionKehidupan mereka benar-benar hancur, setelah sosok malaikat yang mereka jaga selama ini akhirnya pergi untuk selamanya. sudah cukup semua beban yang ia pikul, waktunya untuk beristirahat dengan tenang. Kali ini tidak ada yang baik. Keluarga, persaha...