Kondisi Adel tidak membaik atau pun memburuk. Adel masih terbaring lemah di atas ranjang tidurnya dan juga infusan yang tertempel di tangannya. Adel ingin bangkit untuk menemui Kalan namun apa daya Adel bahkan tidak bisa berdiri dengan tegak.
"Adel, ini ada teman yang mau jenguk kamu." Bunda datang dengan Aksa masuk ke dalam kamar Adel.
"Makasih ya bu." Ucap Aksa lalu menghampiri Adel yang sedang terbaring di ranjang.
"Aksa, ada apa kok lo datang ke sini? Kalan baik-baik aja kan?" Tanya Adel khawatir.
"Kalan masih belum siuman. Lo harusnya gak kaya gini, Kalan gak akan suka ngeliat kondisi lo yang kaya gini."
"Gue gak tahu harus berbuat apa. Gue mau Kalan kembali kaya dulu, ini semua emang salah gue lo bener Aksa."
Aksa terlihat merasa bersalah karena telah mengatakan hal kasar pada Adel. Namun hal itu terjadi saat Aksa sangat emosi. Kini Aksa merasa simpati pada Adel, dan Aksa juga sadar kalau Adel juga telah menaruh hati pada sahabatnya itu.
"Gue kesini mau kasih tahu lo sesuatu, yang mungkin memang lo harus tahu sekarang sebelum terlambat."
Aksa melanjutkan lagi perkataannya. Dan menceritakan bahwa dulu Kalan sering bercerita mengenai Adel kepada Aksa.
"Lo pernah jatuhcinta sejatuh-jatuhnya gak si Sa?" Ucap Kalan di tengah-tengah istirahat setelah meracik kopi.
"Gue pernah jatuh cinta. Tapi untuk jatuh se jatuh-jatuhnya gue gak mau. Karena itu hanya hal bodoh yang akan lo sesali nantinya." Jawab Aksa sambil menyeruput jus mangga buatan Akhtar.
"Tapi gue rasa lo salah. Jatuh cinta bukan sebuah ke bodohan, tapi rasa sayang yang harus di utarakan benerkan?"
"Tapi Kalan. Cinta juga yang buat lo jadi buta sama semua orang."
"Itu tergantung lo jatuh cintanya sama siapa Aksa. Kalau lo jatuh cinta sama seseorang yang baik dan bisa buat lo lebih baik, gue rasa itu bukan kebodohan kan?"
"Lo lagi kasmaran? Gak biasanya lo ngomongin cinta-cinta an kaya gini." Tanya Aksa yang kembali meneguk jus mangganya.
"Gue rasa gue emang lagi jatuh cinta deh Sa. Tapi sayangnya cinta itu buat gue bahagia dan terluka di waktu bersamaan."
"Kenapa? Kata lo cinta itu hal baik. Kenapa lo terluka?"
"Karen gue jatuh cinta sama orang yang salah. Gue jatuh cinta pada orang yang sebelumnya menjalin ikatan cinta sama kakak gue."
Mendengarkan cerita yang Aksa ceritakan hati Adel terasa nyeri. Adel merasa di bohongi bagaiamana bisa Kalan tidak jujur kepadanya kalau Kalan adalah adik dari mantan kekasih Adel yang tak lain adalah Mahesa.
"Gue tahu, lo pasti sakit denger ini Del. Tapi gue harus jujur sama lo, Kalan jatuh cinta sama lo saat pertama kali liat lo ke kafe dengan muka murung. Dia jatuh cinta sedalam-dalam nya sama lo. Tapi dia gak bisa ungkapkan itu semua. Karena lo pernah punya hubungan sama kak Mahesa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffe latte ✔
Fanfiction(COMPLETED) ✔ 21/10/2021 Adel Dui Nanda mahasiswi fakultas kedokteran yang menjalin hubungan selama satu tahun enam bulan dengan Mahesa Wijaya kakak tingkat fakultas sastra Inggris. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja, namun suatu waktu Mahesa...