27. coffe latte : Sebuah kebohongan yang besar

31 5 45
                                    

Mahesa sudah membicarakan soal Laras kepada Adel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahesa sudah membicarakan soal Laras kepada Adel. Dan Adel setuju untuk pergi ke rumah sakit jiwa, untuk memastikan apakah benar Laras ada disana. Kini Adel sedang berada di mobil milik Mahesa.

Keduanya tidak banyak bicara, Mahesa sadar posisinya saat ini tidak lebih dari seorang mantan dan juga kakak ipar dari pacar adiknya. Namun mata Mahesa tidak bisa bohong, Mahesa selalu memperhatikan Adel lewat kaca dashboard mobil.

"Kak Mahes yakin, kalau yang ada di foto itu kak Laras?"

"Aku yakin Adel. Dan jika orang itu bener Laras, kita bisa selesaikan kasus ini dengan cepat."

"Makasih ya kak Mahes. Kak Mahesa udah mau bantu Adel, Adel gak tahu harus bilang apa lagi selain terima kasih sama kak Mahesa."

Mahesa hanya memberikan senyum sumir sebagai jawaban. Radio mobil memutarkan lagu milik penyanyi asal Indonesia Arsy Widianto dan Brisia Jordie yang berjudul rindu dalam hati. Namun Mahesa harus tetap bersikap biasa saja di hadapan Adel, padahal hatinya sedang nelangsa sekarang.

"Di depan deh kayaknya kak Mahes."

Mahesa pun memperlambat laju mobilnya dan masuk ke parkiran rumah sakit jiwa yang katanya terdapat Laras di rawat.

"Mau jenguk atau daftar ya mas?" Tanya seorang juru parkir.

"Saya mau jemput temen saya mas. Ruang resepsionis nya diamana ya?" Tanya Mahesa.

"Lurus aja mas, nanti belok kanan."

Adel dan Mahesa pun memutuskan untuk jalan berdua dan akhirnya mereka menemukan tempat resepsionis dengan cepat Mahesa bertanya pada perawat yang sedang berjaga di sana.

Saat Mahesa sedang bertanya mengenai Laras, Adel melihat Agnes yang sedang berjalan tanpa bantuan kursi roda. Namun saat Adel akan memanggil orang yang mirip dengan Agnes itu sudah pergi.

"Kamu lihat siapa Adel?"

"Enggak kok kak Mahes. Gimana ada pasien dengan nama Laras nya?"

"Mereka bilang, mereka gak bisa kasih informasi mengenai pasien. Tapi aku punya temen disini yang bisa bantu kita."

Mahesa mengajak Adel duduk di taman rumah sakit di bawah pohon mangga sambil menunggu teman Mahesa yang jadi perawat sukarela untuk mengurus orang-orang yang perlu perhatian khusus.

"Adel mau minum sesuatu? Biar kakak beliin di depan." Tanya Mahesa.

"Enggak perlu kak. Adel baik-baik aja kok."

Setelah menanyakan itu tidak ada lagi percakapan diantara keduanya. Mahesa hanya melihat asal dan Adel terus menunduk. Lalu Mahesa mengumpulkan keberanian yang Mahesa punya untuk bertanya mengenai Kalan kepada Adel.

"Kamu sama Kalan udah kenal lama?"

"Kita baru kenal satu bulanan lebih. Itu pun karena gak sengaja kafe yang aku datangi ternyata punya Kalan sama sahabatnya."

Coffe latte ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang