Wanita bernama lengkap Tira Ayu Lestari, atau yang sering di sapa Tira adalah wanita beranak satu yang merupakan adik dari ibu Kalan yakni Tera Ayu Lestari. Tira yang sedari kecil hidup bersama kakaknya sangat tahu betul bagaiamana sikap kedua anak dari kakaknya itu.
Bahkan Tira menganggap keduanya sebagai adik, bukan sebagai keponakan. Tira tahu bagaimana dulu Mahesa kecil merengek kepadanya untuk dibelikan mainan robot. Dan Tira tahu bagaiamana dulu ia selalu menjaga Kalan saat Tera tidak ada dirumah.
Namun saat Kalan dan Mahesa menginjak usia dewasa Tira juga harus pergi meninggalkan keduanya, ia memilih untuk kuliah di salah satu universitas di Kanada. Hal itu juga yang sampai saat ini Tira sesali, mungkin jika saat itu ia ada bersama Mahesa dan Kalan ketika keduanya mulai tumbuh besar hal seperti ini tidak akan terjadi.
Jauh beberapa tahun yang lalu saat Tira masih berusia remaja ia masih duduk di bangku SMP dan saat itu kakaknya yang tak lain adalah Tera baru saja melahirkan anak keduanya yang diberi nama Kalan. Tira tahu bahwa keadaan dan kondisi bayi ini berbeda dengan bayi lain.
"Ayo Kalan sini, sini jalan ke kak Tira." Tira berusaha membuat Kalan kecil bangkit dari jatuhnya.
Kaki-kaki kecil yang ringkuh itu mulai berjalan kembali menghampiri sosok yang sudah menunggunya. Namun saat ia akan sampai ke tempat tujuannya rasa sakit itu datang lagi dan membuatnya jatuh pingsan.
"Kenapa Kalan bisa jatuh gini Tira?" Tanya Tera yang sedang mondar mandir di depan ruag UGD menunggu kondisi anak nya.
"Tira cuma aja Kalan untuk jalan kak. Setelah itu Kalan jatuh pingsan." Tira ketakutan sekarang, apa Kalan kecil akan baik-baik saja di dalam ruang rawat penuh selang dan kabel itu.
"Ya Tuhan tolong selamatka nyawa anak saya. Jika perlu saya mau menukarnya dengan nyawa saya sendiri." Rintihan Tera muali tidak terkendali ia pingsan, lalu suaminya membawa Tera untuk istirahat di rumah. Dan Mahesa akan tetap dirumah sakit bersama Tira.
"Kak Tira, udah jangan nangis lagi. Adik Kalan akan baik-baik aja disana, kan sudah ada dokter sam aperawat yang jagain dia. Kak Tira mau Mahesa beliin sesuatu di kantin rumah skait?" Mahesa kecil mengusap air mata yang terus mengalir di pipi bulat Tira.
"Mahesa, kak Tira gak mau makan apa-apa. Mahesa pasti cape kan nemenin kak Tira dari pagi. Sini bobok di pangkuan kak Tira." Tira membiarkan Mahesa tertidur di pangkuannya. Mengelus rambut anak itu berulang kali.
"Kak Tira, menurut kak Tira ibu sama ayah sayang Mahesa juga tidak ya? Apa mereka hanya sayang adik Kalan karena dia lebih lemah dari Mahesa?" Mahesa masih enggan memperlihatkan wajahnya ke arah Tira. Ia bicara sambil melihat kearah lantai.
"Kenapa Mahesa bilang gitu? Ayah sama ibu itu, sayang juga sama Mahesa. Semua orang tua tidak akan membeda-bedakan kasing sayang untuk anak-anaknya Mahesa."
"Tapi kak Tira, ayah selalu bilang sama Mahesa kalau Mahesa harus jadi laki-laki yang kuat, karena Mahesa bukan bertanggung jawab atas hidup Mahesa sendiri. Mahesa juga bertanggung jawab atas hidup Kalan. Apa Mahesa tidak bisa hidup dengan bebas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Coffe latte ✔
Hayran Kurgu(COMPLETED) ✔ 21/10/2021 Adel Dui Nanda mahasiswi fakultas kedokteran yang menjalin hubungan selama satu tahun enam bulan dengan Mahesa Wijaya kakak tingkat fakultas sastra Inggris. Selama ini hubungan mereka baik-baik saja, namun suatu waktu Mahesa...