Hay hay hay.. Lama banget yah author gk nongol, hihihi miaaannn..
Masih adakah yang setia baca cerita gajeku inii?? *Ayo dong, baca dong! Udah mau abis soalnyaa!!* :D
Dann.. Seperti biasa, maapin segala macam typo yang bertebaran yah guys.. Ingett lagi puasa loh.. Hoho
Yaudahh.. Cekidottt!
~
~
~
~
~
*** (chapter sebelumnya)
aku keluar dari kamar dengan sedikit mengendap-endap. takut bibi moon bangun karena langkah kakiku.
"dimana dia?" tanyaku dalam hati dengan menengok kekanan dan kekiri. mencari keberadaan pria yang terus bersamaku seharian ini, oh sehun.
Oh! dengan masih mengendap-endap aku mendekati sehun yang tertidur pulas disamping meja kecil diruang tamu bibi moon.
entah mengapa rasanya aku sangat merindukan pria ini. meski terus bersamanya seharian, tapi sepertinya rasa rinduku baru bisa terlampiaskan sekarang ini.
"terima kasih. sudah mau turun dari bus.." ucapku sepelan mungkin. memperbaiki posisi tangannya serta menyelimutinya dengan selimut yang sedari tadi kubawa dari kamar bibi moon.
dan terima kasih telah membantuku mengembalikan ingatan yang sangat kurindukan ini.
***
#Author POV
pagi hari yang cerah. cahaya matahari menembus masuk melalui ventilasi di kediaman keluarga moon. burung-burung gereja saling berseruan seolah berlomba membangunkan sang pemilik rumah. tak terkecuali dua siswa SMA yang terjebak bersama dalam rumah yang tampak sederhana diantara pepohonan tersebut.
"jadi ingatanmu sudah kembali?" tanya sehun antusias dengan tangannya yang terus menggenggam erat kedua tangan hana.
"hmm" gumam gadis itu, tak lupa dengan senyum menawannya
"syukurlah.." ujar sehun kemudian memeluk gadis dihadapannya hangat. sungguh dia sangat bahagia mendengar kabar itu. dalam hati dia berjanji sesegera mungkin mengungkapkan perasaannya pada gadis dengan wajan di tangan kirinya itu.
tunggu!! wajan??
prangg!!
kaget, perlahan sehun membuka mata. sedikit merutuki dirinya sendiri atas mimpi yang baru saja dialaminya.
"ahh sial!" rutuknya masih dengan pandangan lurus menatap kedua kakinya yang tertutup selimut hangat.
sejak kapan aku memakai selimut? tanyanya dalam hati
baru saja dia akan bangkit dari posisi baringnya, kalau saja sosok seorang gadis yang tengah tertidur disebelahnya tidak menghentikan pergerakannya.
masih berbaring, sehun menghadapkan dirinya pada sosok itu. meletakkan tangan kanannya di bawah kepala sebagai bantal. memperhatikan setiap lekuk sempurna yang dititipkan Tuhan pada wajah gadis yang sangat disukainya itu. park hana.
dia sungguh jadi jauh lebih cantik saat tertidur.. batinnya kemudian tersenyum. sudah empat kali dia mendapat keberuntungan menonton gratis keindahan alami seorang park hana. keberuntungan yang tidak semua orang bisa mendapatkan keberuntungan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Secret Admirer
Fiksi Penggemaraku Park Hana, ini kisah cintaku pada pria dingin (imut) bernama Oh Sehun, dengan kertas (note) kuning sebagai perantaranya.