FLASHBACK END / WAY-AR FAMILY

111 7 0
                                    

Terdengar bunyi suara pintu dibanting dengan keras, siapa lagi pelakunya jika bukan Mrs. Davikah. Wanita itu tengah menahan amarah yang begitu besar, sedangkan sang suami berusaha untuk menenangkannya.

"Apa hanya ini yang bisa kau lakukan? Berdiam diri setelah dipermalukan oleh orang banyak disana?" marah davikah.

"Tentu saja aku juga marah, tapi tidak seperti ini."

"Lalu?"

Belum sempat Joss menjawab, bunyi telponnya mengambil perhatian penuh lelaki itu. Cepat diangkatnya karena itu telpon dari kantornya.

"Apa maksudnya ini? Kenapa para investor mundur semuanya!!" bentak Joss kepada lawan bicaranya lalu menutup telpon secara sepihak.

"Ada apa? Kenapa dengan investor?" tanya Davikah.

"Mereka semuanya mundur setelah mengetahui perusahaan kita diambang kehancuran." erang Joss frustrasi.

"Sialan, lalu apa yang bisa kita lakukan?" lirih Davikah.

"Apa lagi? Ya hancur semuanya!"

"Tidak mau, aku tidak mau miskin. Aku tidak ingin kalah dari Alice dan Arm!" teriak Davikah histeris.

"Diamlah!" bentak Joss.

Saat mereka berdua sedang saling berteriak, tiba-tiba asisten rumah tangga mereka datang dan mengatakan kalau ada orang dari pihak bank ingin bertemu. Joss dan Davikah hanya bisa terdiam tidak tahu mau berbuat apa.

"Tuan Joss, kami kesini ingin menanyakan tentang pelunasan yang sudah jatuh tempo. Kapan kalian bisa melunasinya?" tanya penagih bank.

"Masih berapa yang harus kami bayarkan?" tanya Davikah.

"10M nyonya."

"Hanya segitu saja? Kenapa tidak dibayarkan?" tanya lagi Davikah bingung.

"Kita sudah ditipu dan akan bangkrut. jangankan 10M, simpanan kita bahkan tidak lebih dari 1M" jelas Joss marah.

"Tolong beri kami waktu 3 hari, kami janji akan melunasinya" pinta Joss memohon.

"Baiklah, 3 hari. Setelah itu, tidak ada kesempatan lain lagi."

"Terima kasih."

"Baiklah, kami pamit dulu." setelahnya petugas bank itu pergi.

"Apa yang akan kau lakukan selama 3 hari, hah?!" marah Davikah.

"Aku akan minta bantuan pada salah seorang kenalan, dia pasti mau membantu kita karena aku mempunyai kartu AS nya. Dia tidak akan bisa mengelak."

"Awas saja jika kau berbohong, aku tidak mau menjadi gelandangan diluar sana."

Sebelum mereka melanjutkan perdebatan, kedua anak mereka datang dari pulang sekolah. Davikah dan Joss pura-pura tidak terjadi apa-apa dan menyambut hangat kedua anak itu.

"Sayang, kalian sudah pulang sekolah? Bagaimana pelajarannya?" tanya Joss.

"Tentu saja kami bisa mengerjakannya, kami kan anak pintar" seru JJ.

"Papi, tadi teman di sekolah ada yang pamer punya mobil baru loh. Keren dan canggih, kan JJ?"

"Iya, keren banget. Kita berdua juga mau punya mobil seperti itu, boleh ya Pi?" pinta JJ pada papi nya.

"Tentu saja boleh, kalian tinggal pilih saja nanti mami pesankan" ucap Davikah.

"Yeeyyy.... Terima kasih papi, mami."

"Sama-sama sayang, sekarang kalian masuk ganti baju lalu makanan sudah ada di meja makan." Davikah menyuruh anaknya masuk kedalam.

"Apa kau gila? Kenapa menuruti permintaan mereka?" cecar Joss.

"Lalu bagaimana? Aku harus membiarkan anak-anak malu dan diejek oleh temannya?"

"Ini akibat kau selalu memanjakan mereka!"

"Aku tidak mau tau, Joss!"

"Baiklah, aku keruang kerja dulu ada rapat dadakan." Joss langsung pergi meninggalkan Davikah begitu saja.

Ruang kerja Joss

"Bagaimana tuan Kajorn? Jika anda membantu saya kali ini, saya akan melakukan apapun untuk anda." Joss berbicara dengan tuan Kajorn melalui Zoom.

"Kenapa saya harus membantu anda tuan Joss?" tanya tuan Kajorn.

"Karena saya mempunyai kartu AS anda, tuan."

"Baiklah kalau begitu, berapa yang kau perlukan?"

"20M."

"Baiklah, kau akan mendapatkannya dalam 1 jam kedepan."

"Senang bekerja sama dengan anda, tuan."

"Tapi anda harus ingat, jangan sampai ketahuan."

"Tenang saja."

Tak lama setelah itu, Joss mendapatkan uang yang dia inginkan. Dia langsung membayar hutang ke bank, dan sisanya akan dia gunakan untuk anaknya dan misi yang tuan Kajorn berikan untuknya.

"AJJ, JJ, Kemarilah. Kalian ingin uangnya atau tidak?" teriak Joss diruang tamu.

"Tentu saja mau papi," jawab AJ JJ serempak.

"Sudah papi transfer ya, masing-masing jangan berebutan."

"Kok banyak banget Pi?" tanya AJ.

"Sisanya bisa kalian beli barang yang mau kalian beli."

"Wahhh... Papi lagi banyak uang nih, makasih ya pi."

"Iya sama-sama, udah sana kalian papi mau bicara sama mami dulu." usir Joss pada kedua anaknya.

"Dapat dari mana semua uang itu? Bahkan pihak bank sudah konfirmasi kalau semuanya sudah selesai."

"Dapat dari kenalan."

"Hutang lagi?" tanya Davikah.

"Bukan, tapi kita harus membantu sesuatu untuk membalas jasanya. Bahkan dia menjanjikan perusahaan kita akan bangkit kembali kalau kita berhasil membantunya."

"Membantu apa?"

"Sudah tenang saja, kita tidak akan rugi."

"Apa kita mengenal orangnya?"

"Tentu saja, bahkan aku sangat membenci orang itu. Dia selalu mengalahkan ku dan selalu menjadi posisi yang pertama."

"Kalau kita bisa menyingkirkannya, kita akan menjadi yang pertama" lanjut Joss.

"Ahh...... Aku tau siapa, tidak perlu dijelaskan lagi."

"Titipkan AJ AJJ pada saudaramu, kita harus pergi ke suatu tempat" jelas Joss.

"Kemana?" tanya Davikah.

"Untuk menjalankan misi kita, semakin cepat semakin baik."

"Baiklah, aku akan berkemas dulu."

"Bawa pakaian seperlunya saja, kita disana hanya 2 hari."

"Baiklah."

To be continue 💜
11 / sep / 2021

Dendam | END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang