하나 || Jealous Eonni

1.4K 79 9
                                    

Masa liburan Blackpink telah berlalu sehingga mengharuskan para member untuk kembali beraktivitas seperti biasanya. Hari-hari kerja adalah hari di mana keempat gadis itu menjadi sangat sibuk. Girl group bernama Blackpink itu baru saja merilis lagu baru berjudul 'As It If Your Last' sehingga jadwal mereka menjadi sangat padat dengan acara-acara TV, pemotretan, wawancara, dan kegiatan-kegiatan lain yang biasanya para idol lakukan untuk mempromosikan karya mereka.


Memang sangat merepotkan adanya. Namun sebagai seorang pekerja keras, Jennie tidak bisa tidak merindukan perasaan itu setelah sekian lama berlibur. Perasaan di mana dia akan merasa lelah karena seharian bekerja, bepergian, dan berinteraksi dengan manusia membuatnya merasa lebih berguna di masa mudanya. Meski ada saat-saat di mana dia malas bahkan untuk menggerakkan ujung jarinya, dia menikmatinya.

Lagi pula, ini juga profesi impiannya sejak dulu.

Gadis bermata kucing itu sedang berada di dalam ruangan luas yang dikelilingi oleh kaca besar di setiap sisinya. Orang-orang menyebut tempat itu studio dansa. Dari kaca, Jennie dapat melihat bayangan dirinya, dan jam dinding di atas kepalanya yang menunjukkan pukul 5 sore.

"Lelah sekali," gumamnya sambil mengusap keringat yang hampir mengenai matanya. "Yang lain tidak mau berhenti?"

Member muda yang bermarga Kim itu tidak sedang sendirian di studio dansa. Di depan sana, member yang sepolos anak kecil, Chaeyoung Park masih berlatih seorang diri di depan kaca. Suara tapaknya menggema, Park mengayun-ayunkan tangannya sambil bernyanyi...... lebih tepat disebut asal bunyi. Nadanya amburadul, dia jelas sangat letih namun tidak mau berhenti.

Di sudut ruangan, member tertua yang semarga dengannya, Jisoo Kim duduk menyendiri di lantai sambil meneguk air mineralnya. Si tua sudah habis energinya.

Sedangkan Lalisa Manoban, satu-satunya member yang berani memotong poninya sendiri berjalan ke arah Jennie dengan 2 botol air di tangannya.

"Mau minum, Jen?" tanya Lalisa yang tiba-tiba sudah di depan Jennie. Dia mengulurkan botol air kepadanya.

Member muda ini tidak pernah memanggil Jennie dengan embel-embel eonni (sebutan kakak perempuan dalam Bahasa Korea). Itu karena mereka sudah seperti kakak-adik sejak Jennie menjadi orang pertama yang berbicara kepada gadis Thailand itu dengan Bahasa Inggris. Jennie selalu tahu bahwa dia itu badass. Dia tahu sajangnim (sebutan untuk CEO) hanya memperbolehkan Lalisa untuk Berbahasa Korea pada saat itu. Mengingatnya selalu membikin Jennie mengacungkan jempolnya kepada Jennie 16 tahun.

Jennie menerima pemberian rekannya. "Thanks, Lisa."

Lantas, Lalisa ikut duduk samping Jennie. Tanpa berkata apa-apa, bocah itu menyalakan ponselnya dan langsung berfokus pada isi di dalamnya.

Tidak seperti biasanya, Lalisa akan selalu mengusik Jennie saat dia beristirahat. Jennie sedang menunggu hal itu yang tidak kunjung terjadi, padahal dia sudah berlatih untuk balik mengerjai Lalisa malam sebelumnya. Dia berencana akan menggelitik gadis Thailand itu sampai dia meminta ampun. Jennie tahu betul bahwa Lalisa tidak tahan gelitik.

Jennie akhirnya menyerah untuk menunggu. Energi Lalisa juga sudah terkuras habis untuk hari ini.

Cukup lama mereka berada dalam diam. Apa yang begitu menarik dari ponsel Lalisa sehingga dia mengabaikan Jennie? Jennie sungguh penasaran.

Dari ujung matanya yang menawan, Jennie melihat bibir Lalisa yang tersenyum. Sorot mata Jennie lantas turun ke ponsel Lalisa yang menampilkan.... Eh, foto photoshoot Jennie sendiri? Jennie tidak salah lihat, kan?

Jennie ingin melihatnya dengan lebih jelas di saat Lalisa tiba-tiba mematikan ponselnya karena dipanggil oleh Chaeyoung.

Jennie yang jelas sedang mengendap-endap pun kaget mendengar celetukan itu. Secara bersamaan, Jennie dan Lalisa mengangkat kepala mereka untuk melihat Chaeyoung yang sedang melambai-lambaikan tangannya ke arah Lalisa. Dia terlihat seperti robot saat melakukan itu.

"Lalisa, help me with this move!" teriak Chaeyoung.

Lalisa mengeluarkan tawa kecil sebelum beranjak pergi menemui temannya, dan itu tanpa pamit ke Jennie SEDETIKPUN. Jennie kesal sekarang, tapi jujur saja dia tidak tahu penyebab utamanya. Sebagai orang yang lebih tua, Lalisa tidak sopan karena sudah mengabaikannya...... atau itu karena dua member asing itu yang berisik di depan sana, DAN ATAUU....... yang membuat Jennie sangat kesal adalah interaksi kedua manusia yang sangat menodai kesucian matanya itu.

Lihatlah cara Lalisa menuntun tangan Chaeyoung dan menggerakkannya. Apakah tidak bisa Lalisa jika hanya memperagakannya? Tatapan Jennie tidak lepas dari tangan Lalisa di pinggul Chaeyoung. Tupai itu tanpa malu menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan di depan Lalisa, dan bisa-bisanya Lalisa malah tersenyum mesum seolah sangat menikmati pemandangan yang sedang dia lihat!

Jennie mungkin kesal karena tiga alasan itu, namun yang terakhir benar-benar membuat Jennie tidak habis pikir. Jennie saja tidak pernah seperti itu dengan Lalisa.

Jika dibandingkan dengan saat latihan, darah Jennie terasa jauh lebih mendidih sekarang.

Sebenarnya, jika dipandang dari kacamata netral, gerakan yang dibuat oleh Lalisa dan Chaeyoung normal. Mereka hanya sedang memperagakan salah satu gerak dalam tarian mereka. Hanya saja, entah bagaimana gerakannya menjadi se-erotis itu di mata Jennie, dan Jennie benci teramat benci pemandangan itu. Apa yang dia lihat itu terlalu berlebihan!

Lalisa dan Chaeyoung masih belum berhenti goyang sana-sini di depan kaca itu. Jennie ingin langsung menghampiri mereka dan menghentikan latihan mereka dengan menarik rambut Lalisa agar bisa menjauh dari Chaeyoung. Namun dia tidak melakukannya. Dia hanya akan melakukan apa pun selain memperhatikan sejoli itu bersenang-senang.

Jika tanpa memasukan oksigen lagi, Jennie pasti mati kehabisan nafas jika dilihat dari jumlah dia menghela nafasnya hari ini. Jennie meletakkan tangannya pada dahinya, bergumam, "Look at you, Jen. Aku tidak percaya kamu bisa cemburu pada sahabatmu sendiri sekarang."

"Lisaaaa!" teriak Chaeyoung tiba-tiba menggelegar ke seluruh sudut ruangan, membuat siapa pun yang mendengarnya terkejut. Suara tawa Lalisa yang tidak kalah besar kemudian menyusulnya. Mereka bermain seperti anak balita di ruangan ini!

Sekuat tenaga Jennie mencoba untuk tidak menghiraukan mereka, namun pada akhirnya, kalian tetap akan melihat sepasang cat-eyes yang memiliki tatapan membunuh tertuju pada sejoli itu. Jika hanya dengan tatapan mampu melelehkan sesuatu, Chaeyoung dan Lalisa sudah pasti menjadi cairan saat ini.

Pada akhirnya Jennie tidak dapat menahan kesalnya. Dia hendak berteriak dan menyuruh mereka diam, tetapi suara bantingan pintu menghentikannya.

Jennie, untuk yang kedua kalinya terlompat kaget hari ini. Jennie dapat melihat pembanting pintunya.

Ada apa dengan Jisoo?

Jennie tahu ada yang tidak beres dengan kakak tertuanya, dan member lainnya tampak memiliki pemikiran yang sama, jika dilihat dari respon yang mereka kasih. Lalisa dan Chaeyoung seketika menghentikan latihan mereka dan melihat ke arah pintu, kemudian melihat ke arah Jennie yang juga sedang melihat mereka.

"Dia kenapa?" Lalisa yang berbicara, tertuju kepada semua manusia di ruangan ini.

Chaeyoung yang jelas tidak tahu mengangkat bahunya, sementara Jennie hanya diam, tidak merespon apa pun. Jennie juga tidak yakin. Barisan adik-adik tidak tahu jelas apa penyebab kakak mereka bersikap seperti itu. Tapi yang valid untuk saat ini adalah: Jisoo sedang tidak ingin diganggu.

Bertahun-tahun hidup bersama membuat mereka mengetahui bahwa Jisoo adalah tipikal yang perlu menyendiri saat dia memiliki suasana hati yang buruk. Dia tidak suka diajak bicara oleh siapa pun saat dia menginginkan personal space-nya. Oleh karena itu, ketiganya membiarkan Jisoo menenangkan dirinya. Jika masih belum setenang itu, salah satu dari mereka yang akan menenangkannya. Dalam situasi seperti itu, Chaeyoung adalah kartu terampuh.

Tapi sepertinya Jennie punya rencana lain saat dia mengemasi barang-barangnya, berjalan ke arah pintu, dan mengatakan, "Aku akan menyusul dia." Suaranya datar dan terdengar sangat lelah. "Setelah itu aku mau pulang."

Suara pintu yang ditutup Jennie menggema ke seluruh ruangan, seketika sunyi menyapa. Chaeyoung dan Lalisa hanya berdiri diam di tempat mereka, saling menatap bingung pada satu sama lain. Siapa juga yang tidak bingung dengan sikap eonni-eonni mereka yang tiba-tiba sekali hari ini? Jennie dan Jisoo terkenal sangat kompak, dan kekompakan mereka kali ini sungguh di luar nalar.

ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ, ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ || ᴊᴇɴʟɪꜱᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang