다섯 (2)

334 32 5
                                    

Jennie Kim || 

Aku masih mengingat kali pertama aku berbicara dengan Lalisa. Perkenalan kami terjadi tanpa sengaja, tiada yang tahu itu akan terjadi pada saat itu, sebelum kami debut.

"Aku mau Jen Jen berkenalan dengan anak baru itu."

Aku melayangkan tatapan terkejut kepada Nayeon, pencetus tantangan itu, sekaligus teman seperjuanganku sejak aku memasuki Agensi YG sebagai trainee sekitar satu tahun yang lalu. "Kau bercanda! Kau akan membuatku terlihat aneh, tiba-tiba menghampirinya seperti itu."

Kami baru selesai latihan menari. Pada waktu istirahat yang diberikan, kami memutuskan untuk bermain sebuah permainan yang dipanggil 'tantangan atau kejujuran', dan aku menyesal telah memilih tantangan. Kukira tantangan yang diberikannya akan lebih seru dan tidak memalukan.

Seperti antagonis pada setiap drama Korea, ujung bibirnya terangkat. Dia mempunyai tatapan meremehkan yang tertuju lurus kepadaku. "Jen Jen, inilah esensi dari permainan ini, tidakkah kau mengerti? Di mana keberanianmu? Jangan bilang kamu akan lari dari tantangan ini seperti seorang pecundang."

"Aku bukan orang seperti itu," aku berkata, hampir mengerang. Kata-katanya berhasil mempengaruhiku.

"Nah, itu baru bagus. Pergi sana." Dia mengibaskan tangannya sambil meng'shoo' aku pergi.

Aku beranjak dan menghampiri gadis Thailand itu. Aku masih dapat mendengar sorakan-ejekan seperti, "Ayoo Jen Jen! Hwaiting~" dari belakangku.

Aku berjongkok di depan gadis itu, tersenyum sok ramah. "Hey, Lisa. Doing good?"

Aku bertanya dengan Bahasa Inggris. Tinggal di Selandia Baru selama masa remajaku membuat lidahku fasih berbahasa Inggris.

Gadis Thai berambut pendek itu hanya diam saat aku bertanya. Oh no so cringe. Jika saat ini ada tembok di sebelahku, akan kutabrakkan wajahku ke sana.

"Aku Jennie, by the way. Uh... Aku mungkin akan kembali ke teman-temanku sekarang. Sampai nanti!"

Aku tersenyum lagi sebelum memutuskan untuk langsung menghentikan interaksi kami. Aku tahu ini sudah menjadi ide bodoh dari awal. Awas saja gigi kelinci itu.

"Oh, oke Jennie-ssi. S-sampai nanti!"

Dia tidak bisu rupanya. Aku pura-pura tidak mendengarnya dan terus berjalan.

ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ, ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ || ᴊᴇɴʟɪꜱᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang