열하나 || Late Night Talks With Jisoo

268 29 7
                                    

Di ruangan yang telah remang itu tampak dua gadis yang berada di atas kasur masing-masing, berseberangan. Jennie dan Lalisa adalah mereka. Gadis bermata kucing itu telah terpejam matanya, dia tidur dengan nyaman menghadap ke gadis berponi yang sedari tadi memiliki tatapan lembut tertuju ke arahnya.

23:00 adalah waktu yang ditunjukkan oleh jam dinding di kamar Jenlisa yang bernuansa feminim dan minimalis. Beberapa hari telah berlalu sejak Anggota Blackpink berada di Blackpink House. Sejauh ini, semuanya berjalan mulus sesuai dengan jadwal yang telah disusun oleh CEO mereka. Menurut agenda yang tertera, keempat gadis itu bersama tim kreatif agensi akan melakukan penerbangan ke Thailand esoknya. 

Semua member sangat senang dengan ide berlibur itu, terutama Lalisa yang notabenenya berasal dari negeri gajah itu. Berpulang ke kampung halaman selalu menjadi hal yang Lalisa nantikan selama ini. Dia berjanji kepada dirinya untuk melepas rindu pada keluarganya sesampainya dia di sana. 

Seperti Jennie, Lalisa seharusnya sudah tidur saat ini, karena penerbangan akan dilakukan besok pagi. Dia tidak bisa terlelap, karena Jennie di seberang sana membuat detak jantungnya tidak karuan.

Hati Lalisa bahagia, senyum tidak luput dari wajahnya saat dia memperhatikan Jennie tidur seperti remaja yang jatuh cinta. Tampaknya di sini, bukan hanya Jennie yang bersemangat untuk Acara Blackpink House, untuk sekamar dengan satu sama lain.

Lalisa tidak bisa melepaskan pandangannya dari kecantikan gadis Korea itu. Dalam diam, perasaan yang terpendam dalam hati Lalisa semakin kuat, menyadari bahwa dia merasa lebih dari sekedar persahabatan terhadap Jennie. Lalisa sudah merasakan perasaan itu sejak masa trainee. Meskipun sempat pudar, tetapi perasaannya semakin kuat sejak belakangan Jennie sangat dekat dengannya.

Suara notifikasi dari ponsel Lalisa berbunyi, itu membuatnya berhenti memandang wajah cantik Jennie. Dengan mata yang menyipit, dia menyalakan ponselnya. Kecerahan layar di ruangan yang gelap terasa seperti membakar matanya.

"Siapa malam-malam begini?" gumam Lalisa, dan dia berdecak saat melihat nama kontak yang mengirimkan pesan untuknya. Dia seharusnya langsung tahu siapa burung hantu yang selalu aktif tengah malam di antara keempat member Blackpink. "Aish, sungguh? Dasar tidak tau waktu."

|| Jis x chikin 4eva
Monyet.

Lisayaaa ||
Apa sih?

|| Jis x chikin 4eva
Jadi kau belum tidur?
Aku juga sama. Temani
aku di luar, cepat.

Lisayaaa ||
Males sekali, eonni!

|| Jis x chikin 4eva
Ayolah, aku kesepian
di ruang tamu ini.

"Ugh, baiklah," kata Lalisa kepada dirinya, dan segera beranjak dari tempat tidurnya. "Apa pun kulakukan untuk member tertua kita."

Lalisa dan Jisoo mungkin seperti kucing dan tikus, tetapi ada saatnya mereka juga saling menyayangi, dan itu hanya sekali-sekali dan dalam hati. Tidak bisa terlalu sering. Mereka berdua suka geli sendiri jika bertingkah manis dengan satu sama lain.

Saat Lalisa sudah berada di ruang tengah, dia melihat Jisoo yang telah duduk di sofa. Dia menghampiri gadis yang lebih tua itu.

"Eonni." Lalisa mengambil tempat duduk di hadapan Jisoo. Dengan wajah datar, dia berkata kepada Jisoo, "Kau mengganggu tidurku."

"Lisa," sebut Jisoo. Suaranya terdengar serius, alisnya sedikit mengkerut. Atmosfir di ruang tamu itu mendadak berubah mencekam, Lalisa tidak pernah menduganya.

Dia khawatir dengan Jisoo, tetapi tetap saja, Lalisa tidak terlalu menunjukkannya. Melakukan pendekatan agar Jisoo ingin cerita memang rumit caranya. Dia tipikal yang terkadang bisa terlalu malu untuk mengungkapkan perasaannya. "Wajahmu seperti jerapah terjepit, jika dilihat-lihat," kata Lalisa, memancing. "Ada masalah hidup apa?"

ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ, ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ || ᴊᴇɴʟɪꜱᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang