둘 || The Kims' Jealousy

846 59 1
                                    

Jennie tidak benar-benar mencari Jisoo seperti apa yang dia katakan kepada adik-adiknya. Itu hanya alasan agar dia bisa pulang lebih dulu. Setelah Anggota Blackpink berambut coklat gelap itu keluar dari gedung Agensi YG, dia langsung pulang ke apartemen.

Jennie punya pemikiran kalau sikap menyendiri yang dia dan Jisoo punya ada di dalam setiap orang yang bermarga Kim. Gadis yang kelelahan itu baru saja keluar dari kamar mandi saat dia langsung ke kamarnya. Jennie mengunci pintu dan berencana untuk tidak membukanya hingga hari esok. Menghabiskan malam sendirian tanpa menghiraukan apa pun yang terjadi di luar adalah rencana inti Jennie saat ini.

Daripada mendengar lagu-lagu yang relate dengan suasana hatinya yang kacau, Jennie memilih bermain dengan anabulnya yang menggemaskan, Kuma dan Kai, untuk mengisi kekosongan hatinya. Tiada yang bisa menenangkanmu seperti hewan peliharaanmu.

Jennie tersenyum gemas saat Kuma melompat tinggi. Wajah Kuma selalu tersenyum padanya, ekornya mengayun ke kanan dan ke kiri terlihat bahagia. Jennie mengangkat kuma setinggi mungkin seperti adegan di kartun Lion King.

Anak ini benar-benar adalah singa kecilnya.

Tidak terlalu lama setelah mereka bermain, sang majikan menjatuhkan tubuhnya ke kasur. Rambut hitamnya berantakan, namun perasaannya adalah surga di saat pinggangnya yang ingin remuk bertemu dengan kasurnya. Baru saja Jennie hendak terlelap, suara ketukan pintu mengganggunya.

Jennie tidak menjawabnya, dan ketukan itu semakin keras. Mau tidak mau, Jennie menghentikan akting pura-pura tidurnya.

Dia berdecak. "Aish, pergilah! Aku ingin sendiri!!"

Ketukannya semakin keras.

"Benar-benar... siapa, sih?!"

Tiada jawaban. Sekarang Jennie tahu persis siapa yang ada di balik pintu. Tipikal Jisoo, dia tidak akan bersuara sampai Jennie membukakan pintu untuknya.

"Pinggangku sakit, katakan saja apa yang kamu mau!!"

Alih-alih menjawab apa pun, Jisoo lagi-lagi mengetuk pintu itu. Jennie berniat untuk mengabaikan Jisoo, tetapi suara ketukan itu mulai membuat Jennie gila. Mau tidak mau, Jennie bangun dan membuka pintu untuk sahabat tercintanya.

Jennie ingin mencuri semua masker wajah milik Jisoo saat melihat wajah cantiknya itu hanya berekspresi datar, tidak ada perasaan bersalah sedikit pun karena telah menggagalkan tidur Jennie.

Jennie membuat suaranya seketus mungkin, dia memelototi Jisoo seolah akan menguburnya hidup-hidup. "Mau kamu apa?"

"Aku mau tidur di sini," ucap Jisoo, tampak tidak terancam sedikitpun dengan raut Jennie.

Permintaan Jisoo menyimpang dengan niat Jennie untuk menghabiskan waktu sendirian di kamar sepanjang malam. Namun Jennie tetap membiarkan Jisoo masuk setelah mengerang panjang.

Kim yang lebih muda itu benar-benar terkuras hari ini, tetapi mengingat yang lebih tua sedang ada masalah, bisa saja Jisoo membutuhkannya. Jennie sebagai sahabat yang baik akan berusaha untuk selalu ada.

Jam sudah menunjukkan hampir pukul tujuh malam saat Jennie menyadari bahwa member lain belum pulang. Dia menggunakan itu sebagai topik yang akan membuka alur percakapan mereka. "Di mana yang lain? Sudah malam begini...."

"Entah. Aku pulang duluan," balas Jisoo acuh tak acuh. Dia mengeluarkan ponsel sembari membuang tubuhnya ke kasur. Dia benar-benar membuat dirinya nyaman di kamar Jennie.

"Kamu menyebalkan sekali hari ini. Lagi kenapa sebenarnya?"

Jisoo hanya diam, namun jemarinya berhenti bergerak pada layar ponselnya.

ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ, ᴊᴇᴀʟᴏᴜꜱʏ || ᴊᴇɴʟɪꜱᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang