======
Ayu baru saja selesai mandi dan berganti pakaian, handuk kecil masih membungkus rambutnya yang basah. Ia berjalan menuju meja rias namun mendadak terhenti karena ponselnya berdering, ia kemudian memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut.
"Assalamualaikum, udah bangun?" sapa Rhevan begitu Ayu menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel pada telinga kirinya.
"Wa'allaikumussalam. Tengok jam dulu dong, Van, sebelum tanya," balas Ayu.
"Hehe, lagi ngapain?"
"Baru abis mandi, mau ngeringin rambut sih. Ada apa?"
"Aku ganggu dong?"
"Enggak. Ada apa, Van?"
"Pulang kapan?"
Ayu membuka tutup botol toner, lalu meraih kapas dan menuangkannya sedikit di atas permukaan kemudian menepukkan pada wajah.
"Pagi ini, nanti siang mau ketemu klien soalnya."
Seharusnya Ayu pulang tadi malam dan ikut penerbangan terakhir, tapi karena ada kecelakaan menuju bandara dan menyebabkan kemacetan panjang, akhirnya ia batal pulang karena sudah jelas ia ketinggalan pesawat.
"Aku jemput ya? Nanti kabarin aja kalau udah sampai."
Kali ini Ayu menepuk wajahnya menggunakan telapak tangan. "Emang nggak ngantor?"
"Ngantor kok, tapi ini mau ketemu klien dulu. Jadi ngantornya abis jemput kamu sekalian."
"Nggak usah, kamu langsung ke kantor aja abis ketemu klien," tolak Ayu.
"Kenapa emang? Kamu malu aku jemput?"
"Bukan gitu, aku nggak mau ngerepotin kamu."
"Yu, aku ini pacar kamu lho. Kita pacarankan? Apa cuma aku yang berpikir demikian?"
"Iya, kita emang pacaran, cuma bukan berarti kamu harus antar-jemput aku, Van. Kita baru pacaran lho, kamu--"
"Baru?" beo Rhevan terdengar menyindir dengan nada tersinggung.
Ayu berdecak frustrasi sambil membuka handuk yang membungkus kepalanya. "Maksud aku, kita kan baru di tahap pacaran belum suami-istri jadi kamu nggak punya kewajiban buat anter-jemput aku, Van."
"Terus salah kalau aku mau jemput pacar sendiri?"
"Enggak. Yang jadi masalah kan kamu mau ngantor, Van."
"Yu, aku bilang aku--"
"Van, kita nggak harus berantem cuma perkara ini kan?" sela Ayu memotong ucapan Rhevan.
Terdengar helaan napas pasrah dari seberang, Ayu pun melakukan hal serupa. Mendadak keduanya sama-sama diam, sampai akhirnya Rhevan yang membuka suara.
"Ya udah kalau gitu, fine, aku nggak akan jemput kamu dan langsung ke kantor. Kamu hati-hati ya, nanti kalau udah nyampe jangan lupa kasih kabar," ucap Rhevan pada akhirnya.
"Iya, nanti langsung aku kabarin begitu nyampe."
"Ya udah, kayaknya klien aku udah on the way ke sini, aku tutup ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamaphobia
ChickLitKegagalan pernikahan kedua orangtua dan Kakaknya membuat Pramesti Ayunindya takut melangkahkan hubungannya dengan sang kekasih ke jenjang yang lebih serius. Trauma jelas masih ia rasakan. Namun, pertemuannya dengan Randu Kalandra merubah segala. Aka...