19. Korban Drakor?

1.4K 171 13
                                    

.

Ayu tersenyum canggung saat melihat kehadiran Randu. Hari ini mereka janjian untuk bertemu, membahas hutangnya tempo hari yang belum ia bayar sepeser pun. Sebagai seseorang yang tidak begitu suka merepotkan orang lain, jelas saja Ayu merasa tidak nyaman berhutang dengan orang yang tidak begitu dekat dengannya. Yang lumayan dekat saja Ayu sering kali tidak enak, apa lagi yang tidak dekat.

"Sorry, nggak telat-telat bangetkan? Alesannya klasik sih, tapi beneran kejebak macet," sapa Randu sambil menarik kursi dan duduk di hadapan Ayu.

Ayu tidak banyak merespon, ia hanya mengangguk. Mencoba memakluminya, ibukota dan macet sudah seperti soulmate yang tak terpisahkan. Jadi bisa apa ia selain memaklumi.

"Telat berapa menit?" ringis Randu merasa sedikit bersalah.

Ayu langsung menyingkap lengan blusnya. "Hampir 20 menit."

Randu kembali meringis dan merasa semakin bersalah. Ia benar-benar tidak menyangka kalau ia akan telat selama itu. Ini janjian pertama mereka dan Randu sudah mengacaukannya? Payah sekali kamu, Randu.

"Sorry, beneran--"

"Iya. Tahu, orang sibuk ya gitu," potong Ayu cepat, "langsung aja deh, Ran."

"Buru-buru amat sih, Yu. Pesen makan dulu kek." Randu kemudian mengangkat tangan kanannya dan memanggil pelayan, "kamu mau makan apa?"

Terlihat sekali kalau Ayu tidak nyaman sekarang. Randu menyadarinya, tapi ia mencoba sedikit mengabaikannya. Ayu sedikit menghela napas lalu menerima buku menu yang disodorkan pelayan. Ia kemudian menyebutkan pesanan diikuti Randu setelahnya.

"Jadi berapa?" tanya Ayu tak ingin berbasa-basi.

"Kamu suka nonton drama Korea?" Randu malah balik bertanya, dan menurut Ayu pertanyaan Randu sangatlah aneh sekaligus tidak nyambung.

Kening Ayu mengernyit heran. Pertanyaan macam apa ini? Batinnya tak habis pikir.

"Suka nggak?"

"Ran, jangan bercanda deh. Jangan ngalihin pembicara--"

"No. Pertanyaanku ada hubungannya kok sama yang kamu tanyain tadi," sahut Randu memotong ucapan Ayu, diikuti gelengan kepala tegas.

"Korelasinya?"

"Jawab aja dulu," balas Randu sambil mengutak-atik ponselnya.

Ayu berdecak samar, namun masih terdengar lumayan jelas di indera pendengaran Randu. Membuat pria itu tersenyum.

"Meski nggak selalu ngikutin, tapi kadang suka nonton kok kalau ada yang seru."

"Genre favorit?"

"Randu!" panggil Ayu dengan nada memperingatkan.

Bagi Ayu, pertanyaan Randu terdengar mengada-ngada. Untuk apa coba pria itu menanyakan genre drama kesukaannya, ketara sekali kalau mau modus.

Dengan wajah tidak bersalahnya, Randu malah menyengir. "Galak banget sih, cuma tanya genre doang. Kali aja genre kesukaan kita bisa sama, terus kita bisa nonton bareng kapan-kapan."

Ayu menaikkan sebelah alisnya. Merasa ada yang aneh dengan kalimat Randu barusan. Maksudnya pria itu juga suka menonton drama Korea begitu?

Randu mengangguk. "Iya, meski nggak terlalu sering, tapi ya pernah lah nonton beberapa kali. Awalnya sih terpaksa, tapi lama kelamaan seru jugaa. Apalagi pilihan genre drama Korea tuh banyak banget, aku pikir dulu tuh isinya cuma drama menye-menye doang."

"Randu, kamu lagi ngalihin pembicaraan, ya?" tuduh Ayu mulai kehilangan kesabarannya.

"Su'udzon," balas Randu tidak terima, "oke, sekarang aku tanya, kamu tahu dramanya Dinner Mate?"

GamaphobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang