dream

719 93 4
                                    

"renjun.. baba sama mama kangen"

"ayah njun, lele kangen"

"sayang, semangat ya"

"jahat lo njun, tidurnya lama banget"

"bangun dong njun, nanti gue traktir hotpot deh"

"ayah, tidurnna lama bannet"

renjun menutup rapat-rapat telinganya. suara-suara yang sama seperti beberapa saat yang lalu kembali terdengar. renjun bingung apa yang dimaksud mereka? ayah njun? semangat? tidur lama? apa semua ini?

kali ini renjun berada di tengah.. hutan mungkin? banyak pepohonan di sini, dengan sinar matahari yang menembus melalui celah-celah daun dan ranting pohon.

apakah ia bermimpi lagi? jika iya renjun berharap dirinya cepat bangun.

"renjun.."

renjun menoleh cepat ke arah belakang, namun nihil tak terdapat apa-apa di sana. badannya berputar lagi menatap ke sekeliling dan yang ia temui hanya pepohonan.

"ingat ini renjun, perbedaan posisi, perbedaan dunia, perbedaan situasi. suatu saat kau akan melihat itu semua"

oh ayolah! renjun pusing memikirkan apa maksud dari perkataan itu. dirinya sedang malas untuk berpikir sekarang.

"cepat kembali, mereka menunggu. ini hanya sementara" suara itu muncul kembali.

renjun hanya berharap semoga ia terbangun saat ini juga karena demi apapun ia pusing memikirkan maksud perkataan tadi.

netra hitam yang indah itu terbuka membuat sang pemilik menatap atap kamar yang bercat putih namun dengan pencahayaan yang minim. hanya terdapat lampu tidur berwarna oranye saja yang ada. dapat ia rasakan pelipisnya sedikit berkeringat padahal suhu ruangannya tak panas.

"mimpi itu lagi.." gumam renjun.

renjun perlahan bangun dari posisi terlentangnya dengan sedikit kesusahan. renjun mengambil ponselnya yang ia letakkan di nakas untuk melihat hari apa sekarang.

"hari senin.. jam dua pagi" gumamnya lagi.

saat tengah menatap sekeliling tanpa tujuan yang jelas tiba-tiba saja renjun kembali merasakan sakit pada kepalanya hingga membuat pendengaran berdengung.

renjun mencari-cari obat yang katanya harus ia minum jika merasakan sakit pada kepala lagi. dengan menahan rasa sakitnya ia mencari obat itu dengan tergesa-gesa hingga membuat beberapa barang jatuh dari atas meja nya dan menimbulkan suara yang cukup nyaring.

suara decitan pintu yang terbuka membuat renjun menghentikan pergerakannya. menatap ke arah pintu kamar yang terbuka sambil menampilkan wajah panik ketiga orang yang sedang berada di rumahnya. tak lain dan tak bukan adalah mama dan baba nya, juga jaemin.

dengan segera ketiganya menghampiri renjun yang memegang kepalanya. baba renjun mengangkat tubuh anaknya untuk kembali tidur, mama renjun mengambilkan obat yang renjun cari sedangkan jaemin mengambil minum.

begitu mendapatkan pil yang dicari renjun langsung meminumnya dengan tergesa. nafas yang awalnya terdengar tak beraturan kini mulai normal kembali.

"injun kamu jangan sekolah dulu ya nak? takut makin parah nanti" ucap mama huang yang tentu khawatir dengan anaknya.

"bener njun, kalau di sekolah pasti makin capek lo" timpal jaemin.

renjun menatap ketiganya dengan tatapan sayu, "bentar lagi njun ulangan tengah semester ma, njun males kalau belajar sendiri di rumah"

[ 1 ] YOU'RE MY ENEMY | END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang