Hi, aku update
Selalu jaga kesehatan dan ikuti protokol yang berlaku.
Mau double update? Komentar di part ini lebih dari 10 aku update lagi;)
Gadis berusia dua puluh tahunan itu baru saja pulang dari tempat kerjanya pada pukul sepuluh malam. Pemerintah sudah memberitahu untuk jangan berjalan seorang diri di malam hari dikarenakan maraknya pembunuhan. Gadis dengan memakai blazer hitam juga rok span di atas lutut itu matanya melirik ke kanan dan ke kiri secara gelisah ketika indera pendengarannya dengan jelas mendengar suara ketukan sepatu yang mengikutinya dari belakang.
Ia mempercepat langkahnya dan suara ketukan sepatu itu pun mengikuti setiap langkahnya. Saking paniknya, gadis itu malah berbelok ke gang sempit yang buntu membuat dirinya tak bisa lari ke manapun dari seorang laki-laki yang memakai hodie hitam.
"Mau ke mana Kakak cantik? Malam-malam begini enaknya kita bermain dulu."
Gadis dengan surai sepinggang itu menggelengkan kepalanya kuat, air matanya dengan mudah turun begitu saja ketika laki-laki asing itu mendekatinya dan yang lebih membuatnya takut adalah sebuah pisau Fixation Bowie.
"Ja-jangan ... Saya mohon jangan bunuh saya hiks."
Laki-laki itu tertawa kecil, ia suka ketika mangsanya menangis dan memohon kepada dirinya. "Teruskan saja menangis sesuka hati, tidak akan ada yang menolongmu."
"Akh!" Gadis itu berteriak keras ketika pisau Fixation Bowie itu menyayat pipi mulusnya.
Tak puas hanya pipi yang terluka, laki-laki itu lanjut menggoreskan dengan tenang pisau tajam itu ke lengan sang gadis. Suara rintihan kesakitan dan teriakan yang dicampur dengan tangisan membuat dirinya semakin gila, gila karena ingin terus melukai seseorang.
"Akh!" teriakkan keras kembali terdengar saat pisau itu mengoyak perut sang gadis.
Darah terciprat sana-sini, tanah yang awalnya bersih kini penuh dengan darah segar yang mengalir dari seorang gadis yang malam ini baru saja mengembuskan napas terakhirnya.
Puas dengan kegiatannya, laki-laki itu berbalik hendak pergi dari sana sebelum ada orang lain yang tahu dengan tindakannya. Akan tetapi, ia malah dikejutkan dengan seorang gadis berkuncir yang memasang wajah syok di tempat.
Gadis itu adalah Aileen, ia tadi pergi ke supermarket dan di perjalanan malah mendengar suara teriakan. Aileen tak percaya yang ia dapatkan adalah seorang laki-laki yang sedang membunuh secara sadis seorang gadis di sebuah gang buntu.
"Aileen!"
Tubuh sang pemilik nama menegang, ia menatap takut kepada sang pelaku pembunuhan. Dengan cepat ia berbalik untuk pergi dari sana, dari pada dirinya yang menjadi korban si pembunuh selanjutnya. Namun sayangnya, laki-laki itu dengan secepat kilat menarik lengannya membuat Aileen berhasil didekap laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[iii] [END] MAS SUAMI
Teen FictionRavenzy sayang banget sama Alleana, apa pun akan ia lakukan untuk istrinya itu termasuk menikahkan putra pertama mereka--Alvan Alsie Gilbert dengan anak pembantu di rumah mereka, Ririn Evania Felorena. "Rin, lo udah cinta belum sama gue?" "Belum, em...