01. Kolor Ungu

6.6K 273 172
                                    

01. Kolor Ungu

"Kamu kalau jalan lihat-lihat, seragam aku jadi kotor gara-gara kamu!" bentak seorang anak perempuan berkuncir dengan menatap kesal ke arah anak laki-laki yang menunduk di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu kalau jalan lihat-lihat, seragam aku jadi kotor gara-gara kamu!" bentak seorang anak perempuan berkuncir dengan menatap kesal ke arah anak laki-laki yang menunduk di depannya.

"Ganti rugi!"

Alvan mendongak. "Maaf, Alvan beneran nggak sengaja. Tadi Alvan kepeleset gara-gara ada kulit pisang," ucapnya dengan pelan, tetapi masih bisa didengar oleh anak perempuan itu.

Dia bersidekap melirik es krim rasa cokelat milik Alvan yang meleleh ditangan anak laki-laki itu. "Ya, udah. Nggak apa-apa, tapi kalau kamu mau aku maafin, kamu harus nikahin aku kalau kita udah gede."

Alvan melebarkan matanya, menatap anak perempuan berkuncir di hadapannya dengan tidak percaya. "Nikah? Nggak mau! Kita masih kecil tahu."

Anak perempuan itu berdecak sebal. "Aku bilang kalau kita udah gede nanti, bukan sekarang!"

"Kamu maksa banget, sih. Aku nggak mau nikah sama kamu!"

"Kalau kamu nggak mau, kamu nggak akan aku maafin. Biarin dosa kamu makin nambah dan kamu nggak bakal masuk surga."

Alvan terperangah, ia sekarang menjadi gelisah. Ia tidak mau masuk neraka, ia tidak mau dosanya bertambah. "Ih, kamu jangan ngomong kayak gitu."

"Makanya kamu harus mau nikahin aku," desak anak perempuan itu dengan tangan yang masih bersidekap.

Alvan mengembuskan napasnya. "Ya, udah. Aku setuju, nanti kalau kita udah dewasa aku bakal nikahin kamu."

Mendengar itu dia tersenyum, kemudian dia mengulurkan jari kelingkingnya kepada Alvan dan Alvan mengernyit keningnya bingung.

"Apa?" tanyanya.

"Janji keliling. Ayo, jari kelingking kamu mana?"

Alvan menunjukkan jari kelingkingnya, lalu mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking milik anak perempuan itu.

"Kamu udah janji sama kamu dan janji itu nggak boleh kamu ingkari. Sepuluh, lima belas atau dua puluh tahun lagi, aku bakal tagih janji kamu. Bye, bye." Anak perempuan itu melambaikan tangannya, lalu berjalan menjauh dari Alvan karena mobil jemputannya sudah datang.

Laki-laki berusia 17 tahun itu terduduk di kursi kelasnya dengan menatap ke arah jendela, ia bisa dengan jelas melihat lapangan serba guna dari ketinggian. Ia menghela napasnya ketika mengingat peristiwa 10 tahun yang lalu. Seharusnya ia tahu, itu hanyalah sebuah janji anak kecil berusia 7 tahun.

Alvan Alsie Gilbert nama lengkap laki-laki itu, anak pertama dari Ravenzy Jovan Gilbert dengan Alleana Alsie Kyler. Ia menghela napas, mengangkat tangan kirinya yang memakai gelang berwarna hitam dengan liontin A.

"Ck! Kenapa gue harus pusing mikirin soal itu?" gumamnya pelan, kemudian menelusupkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Memulai acara tidurnya di kelas.

[iii] [END] MAS SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang