Kobaran api besar disertai kepulan asap hitam raksasa membumbung tinggi, menjilati setiap inci dari rumah tua, menghanguskan segala yang dilewatinya, memancarkan cahaya panas ditengah dinginnya malam sisa hujan.Levi mendecih dalam setiap gerakannya menghindari jilatan api yang hendak meraihnya, ia dikepung api yang siap membakar hangus tubuhnya hingga tak bersisa, dan hanya tinggal menunggu waktu sampai ia berhasil tertelan dalam api yang kini menjelma menjadi pencabut nyawa.
Sedang Nick dan Reiner tak berhenti menyiramkan bensin yang telah dibalut dengan darah suci, membuat api semakin merajalela. Terbakarnya rumah tua di tengah malam menjadi pusat perhatian segelintir warga yang masih membuka mata tercengang menyaksikan, bahkan diantara mereka memberanikan diri untuk lebih mendekati area rumah tua demi memuaskan hasrat keingintahuan yang menggebu.
Hannes sebagai polisi yang bertanggung jawab atas kota kecil itu baru tiba dengan kendaraan polisinya, ia dan teman kerjanya heran dengan segelintir warga yang menyaksikan kebakaran rumah tua diluar gerbang berkarat dan tak berniat untuk memadamkan api yang melahap rumah tua.
"Apa yang kalian lakukan? Kenapa tidak membantu memadamkan api?" Kesal Hannes pada salah satu warga.
"Percuma." Ucap warga tersebut dengan jari telunjuk menunjuk sosok Reiner dan Nick yang masih menyiram bensin mengelilingi rumah tua.
"Truk pemadam kebakaran akan segera tiba." Ucap salah satu polisi pada Hannes yang masih menatap tak percaya pada Nick dan Reiner yang membakar rumah tua.
Setelah mendengar penuturan rekannya Hannes pun bergegas memasuki area rumah tua, dengan tergesa ia menghampiri Reiner dan mencekal tangannya yang hendak kembali menuangkan bensin, hingga bensin tersebut sedikit tumpah.
"APA YANG KAU LAKUKAN?" Bentak Hannes, namun hanya di tanggapi tatapan nanar dari Reiner, pemuda itu terlihat tersiksa jiwanya.
"Kau sadar dengan apa yang kau perbuat?" Hannes tak habis pikir.
"Vampir itu... Vampir itu harus mati." Lirih Reiner yang membuat Hannes mengerutkan keningnya, disaat telinganya mendengar kata vampir yang keluar dari mulut Reiner. Hal yang tak masuk akal baginya.
"Apa kau sudah gila?" Ucap Hannes sebelum ia mengikuti kemana arah pandangan Reiner.
Mata Hannes menyipit memperhatikan sosok mahkluk yang ia pikir adalah manusia, tengah melompat dari dinding ke dinding dengan kecepatan tinggi, menghindari amukan api yang semakin menggila. Hannes menganga, berpikir jika tidak mungkin manusia biasa bisa melakukan gerakan secepat kilat.
"Tidak mungkin." Desis Hannes tak percaya dengan apa yang ia lihat, ini untuk kali pertama ia melihat sosok vampir yang menjadi rumor masyarakat.
Bukankah vampir hanya mitos? Tapi apa yang Hannes lihat sepertinya adalah sebuah bukti nyata. Ilusi? Jika benar hanya ilusi mengapa bukan dirinya saja yang melihatnya.
Suara sirine truk pemadam kebakaran menggema di tengah malam, para petugas pemadam bergegas memadamkan api yang berkobar hebat, namun sayang mereka tak tahu jika api tidak akan bisa padam sebelum melahap habis rumah tua dan penghuninya. Sebuah ketentuan dari kekuatan darah suci, meskipun lautan dituangkan untuk memadamkan api tersebut namun semuanya tak akan berarti.
Beberapa petugas kepolisian menangkap Reiner dan Nick tanpa perlawanan, mencekal kedua orang tersebut dan menyeretnya memasuki mobil polisi dengan kawalan ketat, meninggalkan sosok Hannes yang masih terpaku mencari-cari keberadaan Levi yang mulai tertelan oleh api.
.
.
.
.
.
.*
.
.
.
.
.Rambut panjang berwarna pirang itu bergerak ke kanan dan kiri seirama dengan langkah kaki dari gadis cantik yang kini terlihat buru-buru menuju klinik di kediaman keluarga Yeager.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Victim
Fanfiction(Warning ‼️21+ for save) Mata orang itu mulai terbuka memperlihatkan sorotnya yang tajam, menatap Mikasa dengan pandangan menusuk hingga membuat Mikasa melangkah mundur, dan tanpa sengaja tubuhnya menabrak lampu berdiri dibelakangnya hingga menimbul...