Extra Chapter

1.4K 151 78
                                    

  Suara tawa seorang balita memenuhi sebuah rumah sederhana didalam kota sepi, bayi berumur kurang dari enam bulan itu tak kuasa menahan tawa lucunya tatkala tubuhnya terangkat tinggi dan berputar dalam gendongan lengan kekar seorang laki-laki berambut cokelat panjang. Setelah lelah tertawa, raut wajah bayi itu mulai berubah hendak menangis.

"Ah~ apa kau lapar?" Eren membawa bayi itu dalam dekapannya.

Tangisan perlahan membuat Eren tersenyum, ia pun mulai melukai jari telunjuknya dengan kuku hingga darah mengalir keluar, lalu memasukkan jarinya yang berdarah pada mulut bayi itu.

Mendapatkan apa yang dibutuhkan membuat bayi itu langsung terdiam dan meminum darah Eren layaknya asi.

"Apa kau sudah mencuci tanganmu?" Sebuah suara wanita membuat Eren menoleh dan mendapati Mikasa yang menatapnya curiga.

"Tentu saja." Eren berbohong karena tak ingin mendapatkan amarah Mikasa.

Eren meringis saat bayi itu menyedot darahnya dengan rakus.

"Lihat! Bukan hanya wajahnya yang mirip Levi, tapi sifat rakusnya juga." Komentar Eren tentang bayi itu membuat betisnya mendapatkan tendangan dari Mikasa.

Begitu selesai memberi makan darah pada sang bayi, Eren menyerahkan bayi itu pada ibunya dan mengambil setelan kemeja putih yang telah disiapkan oleh Mikasa. Menguncir rambutnya secara asal-asalan, ia melihat Mikasa yang berada di ambang pintu rumah baru mereka menunggu untuk mereka berangkat ke klinik bersama.

Eren kembali meraih bayi itu dari Mikasa dan merengkuhnya dalam gendongan, lalu membiarkan Mikasa untuk mengunci pintu rumah. Sebuah kecupan mendarat di pipi Mikasa, ia menoleh dan melihat Eren yang langsung berpaling darinya dan berjalan mendahuluinya seraya menggendong bayi lucu yang tak hentinya mengoceh.

Mereka berjalan beriringan, terdiam dengan pikiran masing-masing. Hanya suara bayi yang menggemaskan sesekali memecah keheningan.

Langkah kaki Mikasa terhenti begitu mereka melintasi bekas rumah tua yang kini tinggal puing-puing sisa kebakaran, tempat yang penuh kenangan dan tempat yang membuat Mikasa bertemu dengannya. Hingga membuat kehidupan Mikasa berubah.

Hal yang rutin di setiap harinya, Mikasa yang selalu mematung di depan gerbang berkarat membelenggu sisa rumah tua. Dan Eren dengan setia menunggu Mikasa hingga istrinya itu puas, lalu mereka pun kembali melanjutkan perjalanan. Namun kali ini Eren meraih tangan Mikasa dan menggandengnya, meremasnya sebagai penguat hati.

Levi.

Mereka tak akan pernah melupakan seorang vampir yang menjadi bagian dari hidup mereka.

Wajah berbinar Historia menyambut kedatangan Eren, Mikasa dan bayi. Historia langsung merebut bayi itu dari gendongan Eren lalu menimang-nimang dengan sayang.

Bayi itu telah menjadi bagian dari klinik, disetiap harinya mendapatkan banyak kasih sayang dari orang-orang yang berada di dalam klinik tersebut.

.
.
.
.
.

*
.
.
.
.
.

  Hujan turun begitu deras, membasahi sebuah kastil tua yang berdiri megah di atas bukit. Pada salah satu balkon menara kastil terlihat seorang vampir yang duduk diatas pagar pembatas balkon, wajahnya mendongak menatap langit dan menikmati hujan menerpa wajah tampan dan tubuhnya yang telanjang dada, memperlihatkan urat dan otot dari tubuhnya yang kekar nan indah.

Ia baru saja di bangkitkan dengan pengorbanan dari darah suci salah satu Yeager.

"Tak kusangka, ternyata ritual kebangkitan bekerja untukmu, Levi." Kenny yang menyeret jasad pastur Nick tersenyum lebar saat melihat keponakannya kembali hidup, ia telah bersusah payah mengumpulkan abu Levi untuk semua ini bisa terjadi.

Dengan tak berperasaan Kenny melemparkan jasad pastur Nick ke jurang yang berada di bawah balkon kastil tersebut.

"Jadi, apa kau akan menemui Mikasa dan anakmu?" Kenny masih tersenyum membayangkan hal apa yang akan terjadi.

Kini Mikasa sudah hidup bersama Eren, jika Levi kembali datang diantara mereka akankah semua menjadi lebih menarik untuk Kenny nikmati?

Tak ada jawaban apapun yang keluar dari bibir Levi, ia masih menatap langit yang menangis. Seolah menggambarkan hatinya yang kini terasa kosong.



The real ending.

A/N:  Ini adalah ending sebenarnya, dan masih menggantung. Sisanya bisa diimajinasikan sendiri :"v

Sebenarnya chapter ini ngikut chapter sebelumnya, karena pasti banyak stand rivamika yang bakal kecewa dengan endingnya jadi aku putuskan untuk menyimpan chapter ini sampai beberapa bulan. Kalau situasi udah mendingan baru aku up wkwkwk (silahkan ngamuk lagi gpp) 😎

Levi x Mikasa x Eren 🤟

The Last VictimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang