Seekor burung gagak terbang menembus udara dingin dalam kegelapan malam, bulu sehitam jelaga miliknya menyamarkan sosoknya dari pandangan para manusia yang selama ini menganggap keberadaannya sebagai simbol kesialan. Pada dahan pohon yang mengering ia hinggap dan mulai memperhatikan sekitar, suasana begitu sepi dikala malam semakin larut membuat sebuah kompleks pemukiman jarang penduduk yang di pijaki gagak itu semakin terlihat menyeramkan, mata tajam sang gagak kemudian menangkap seorang gadis yang berjalan melintasi trotoar jalan dengan diikuti seekor kucing hitam berekor panjang yang berusaha mengimbangi langkah sang gadis.
Gagak itu kembali terbang lalu menukik melayang hingga hampir menyerempet kepala gadis berambut hitam itu, membuat sang gadis terperanjat dibarengi kucingnya yang mengerang penuh waspada.
Mikasa mengeratkan genggaman pada tali tas selempang yang melingkari tubuhnya, dadanya berdegup kencang dengan keringat dingin mulai meluncur di pelipis wajah cantiknya, rasa takut itu mulai muncul di permukaan setelah ia sedari tadi merasa ganjil dengan keadaan disekitarnya yang begitu sepi, ia memperhatikan seekor burung gagak yang hampir menabrak kepalanya dan pandangannya mulai mengikuti kemana arah sang gagak terbang. Burung itu melewati sebuah pagar besi berkarat yang menyembunyikan sebuah rumah tua yang tak jauh dari posisi Mikasa saat ini, Mikasa melongok mengintip diantara celah pagar disaat rasa penasarannya yang kembali berulah, dahinya mengerut saat melihat tampilan rumah besar bergaya Eropa kuno yang terlihat tak terurus. Sinar bulan yang temaram membantu netra Mikasa untuk mengamati penampakan rumah besar itu, rumah tiga lantai itu terlihat gelap dengan tembok yang sudah menghitam dan berlumut, semak belukar pun mengelilingi rumah tersebut tanpa ada jalan untuk bisa menjangkau rumah yang Mikasa pikir telah kosong puluhan tahun.
Kembali Mikasa dibuat penasaran dengan burung gagak terbang berputar-putar dihalaman rumah besar itu, setelah berputar-putar akhirnya burung itu pun mengubah arah menuju salah satu balkon yang ada di rumah besar tak berpenghuni. Namun sepertinya dugaan Mikasa keliru begitu ia melihat siluet sosok hitam keluar dari pintu balkon yang gelap, Mikasa pun terbelalak saat melihat seorang laki-laki dengan membawa sang gagak yang hinggap di lengannya berjalan hingga pagar pembatas balkon.
Meraba tengkuknya, Mikasa merinding saat pikirannya mengasumsikan jika yang ia lihat adalah hantu, sejatinya rumah besar yang terlihat tak terurus itu tak mungkin ditinggali oleh manusia. Mikasa melirik kucingnya yang duduk terdiam memandang kearah wajahnya, seakan mengajak agar Mikasa segera meninggalkan tempat menyeramkan itu, namun begitu Mikasa kembali memperhatikan sosok misterius di balkon rumah itu membuat Mikasa terkejut hingga ia menahan napas begitu sosok laki-laki itu ternyata sudah menatap lurus kearah Mikasa.
"Apa yang kau lakukan disini, nona?" Sebuah suara bariton menginterupsi hingga mengagetkan Mikasa.
Mikasa menoleh kebelakang dan mendapati dua orang pemuda yang menatapnya aneh, dan entah mengapa kini Mikasa merasa lega saat melihat manusia selain dirinya ditempat sepi ini disaat malam telah larut.
"Apa yang kau lakukan disini?" Pemuda berambut panjang itu kembali bertanya pada Mikasa yang masih terdiam, bingung.
"Hei, aku tak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau orang baru, nona?" Kini pemuda berambut pirang itu yang bertanya pada Mikasa dengan nada yang lebih ramah bila dibandingkan dengan pemuda satunya.
"Bagaimana seorang gadis bisa keluyuran malam-malam begini?" Pemuda berambut panjang itu menatap Mikasa tajam.
"Ayolah Eren, siapa tahu nona ini tersesat." Pemuda berambut pirang itu menegur temannya supaya lebih ramah pada Mikasa.
Mulut Mikasa masih bungkam, entah mengapa lidahnya menjadi kelu setelah ia kepergok oleh sosok penghuni rumah tua yang Mikasa yakini adalah hantu. Mikasa pun memberanikan diri untuk kembali menoleh kearah balkon dimana sosok misterius tadi berada, akan tetapi sosok itu telah hilang dari pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Victim
Fanfic(Warning ‼️21+ for save) Mata orang itu mulai terbuka memperlihatkan sorotnya yang tajam, menatap Mikasa dengan pandangan menusuk hingga membuat Mikasa melangkah mundur, dan tanpa sengaja tubuhnya menabrak lampu berdiri dibelakangnya hingga menimbul...