*Note : Cerita ini aku ikut sertakan dalam salah satu event cerpen.
💎Happy reading💎
Lia, gadis 17 tahun itu pernah mendengar kalimat bahwa dunia begitu sempit. Padahal bagi Lia, dunia itu sebegitu luasnya. Buktinya saja dunia halunya bisa berkelana sampai ke negara Jepang sana. Bahkan waktu yang ia punya pun begitu panjang untuk bisa merangkai kisah terbaik dalam kepalanya.
Gadis dengan kulit sawo matang itu memiliki hobi membaca. Katanya asyik saat menghalusinasikan dirinya ada dalam cerita yang ia baca. Gadis populer yang disukai banyak laki-laki tampan misalnya. Atau gadis yang memiliki abang lima dan selalu dimanja. Senang sekali kalau semua itu benar-benar terjadi di dunia nyatanya Lia.
Sabtu sore, saat Lia bahkan masih belum ke luar sama sekali dari kamarnya sehabis tidur siang, suara lantang dari kamar sebelah membuat Lia mendengus dan ingin memaki pemilik suara yang pasti berasal dari abang gilanya. Siapa lagi kalau bukan Adrian. Lelaki menyebalkan yang punya banyak bahan candaan, tapi candaannya sering kelewatan. Sering kali Adrian itu menjadikan Lia sebagai objek tertawaan. Benar-benar abang sialan memang.
"Adek!" Teriakan itu kembali terdengar saat Lia hendak membuka pintu kamarnya.
Lia menarik napas dalam-dalam, guna untuk mendinginkan kepalanya yang memanas menahan amarah. Kalau tidak berteriak-teriak seperti orang gila saat memanggil Lia, bukan Adrian namanya.
"Apa, sih?" tanya Lia. Gadis itu kini sudah berdiri di depan pintu kamar abangnya. Tangannya sudah siap memutar gagang pintu, tapi Adrian justru lebih dulu membuka pintu dan berdiri di hadapan Lia seperti hantu.
Lia hampir memekik kencang saat melihat muka Adrian yang mengerikan. Untunglah sebelum gadis itu berhasil membuka mulut lebar-lebar, Adrian lebih dulu mendekap mulut itu dengan sebelah tangan.
"Asin," komentar Lia saat tangan Adrian tak sengaja menyentuh lidahnya.
"Mumpung besok Minggu ... mau, enggak, Dek bantuin abang cuci motor?"
Lia tidak tahu otak abangnya ini terbuat dari apa. Hanya karena menyuruh Lia mencuci motornya besok, lelaki itu justru berteriak kencang sore-sore begini. Bahkan para tetangga mungkin ada yang kaget mendengar teriakan Adrian tadi.
"Kirain mau ngajak main. Makan bakso atau apalah. Ini malah nyuruh-nyuruh. Teman adek aja suka cerita kalau abangnya sayang banget sama dia. Ini punya abang, tapi kerjaannya nyuruh-nyuruh doang," omel Lia, kemudian pergi dari sana.
Baru saat gadis itu melangkah pada hitungan ke lima, suara Adrian di belakang sudah kembali memekakkan telinga.
"Abang kasih upah, deh."
Lia tergiur, tentu saja. Akan tetapi, masalahnya Lia berniat menghabiskan Minggu besok dengan membaca Wattpad saja. Pasalnya sudah hampir seminggu Lia tak lagi punya kesempatan untuk membaca karena tugas sekolah. Jadi, Lia memutuskan untuk menolak saja.
Lia berjalan pelan menuju sofa setelah menolak tawaran abangnya. Niatnya ia ingin membaca cerita Wattpad kesukaannya. Mumpung ada bagian baru yang dipublikasikan tadi malam. Lumayan untuk asupan halusinasi Lia sore ini.
Cerita yang Lia baca berkisah tentang gadis yang punya satu abang baik luar biasa. Abangnya itu selalu memanjakan adiknya dan tidak memperbolehkan adiknya dekat dengan laki-laki mana saja. Beda sekali dengan Adrian yang tidak peduli dengan Lia.
Tiba-tiba Adrian muncul dengan wajah memelas. Pasti lelaki itu akan memaksa Lia untuk mencuci motornya.
Tepat saat Adrian hendak angkat bicara, Lia lebih dulu mengangkat ponsel ke telinga. Berpura-pura seolah ia sedang menerima telepon dari orang di seberang sana. Padahal sebenarnya tidak ada yang menghubunginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Brother [Complete]
Humor⚠️[Bukan cerita sis-con]⚠️ "Cium pipi dulu!" Adrian menoel-noel pipi kirinya sendiri. Entah sejak kapan helm-nya sudah terlepas dari kepala. "Dih! Najis." "Biasanya juga lo cium gue kalau lagi ada maunya. Sekarang sok-sokan bilang najis." "Lah? Itu...