Haii
Happy reading all 😾😗😗
Maaf yaa kalau agak gaje
Maaf kalau ada typo atau kesalahan kataa
Pagi pagi sekali ,Nara sudah siap dengan seragam sekolah yang sudah melekat di tubuhnya. Bukan sengaja namun ini memang sudah menjadi kebiasaan . Nara harus bangun sekitar jam 3 pagi untuk menyiapkan sarapan, bersih bersih rumah bahkan mencuci baju seluruh anggota keluarga .
Kalau bisa di bilang memang melelahkan, tapi kalau sudah jadi kebiasaan akan ringan jika di lakukan setiap hari.
Kemudian Nara beranjak dari kamarnya untuk segara berangkat ke sekolah, melewati keluarganya yang sedang sarapan bersama.
Tunggu kenapa Nara tak ikut sarapan, ah iya, Nara tak di ijinkan oleh Vanessa duduk bersama di meja makan atau kumpul bersama keluarga.Maka dari itu Nara lebih suka makan di sekolah, kamar atau dapur . Nara hanya bisa tersenyum tipis melihat bagaimana keharmonisan keluarga itu tanpa dirinya . Jujur, ia iri dengan adiknya, dan kakak kakaknya. Walaupun ia bukan terlahir dari rahim Vanessa tapi tidak bolehkah ia ingin di anggap seperti saudaranya yang lain.
"Heh ngapain Lo lihat lihat, bikin badmood aja, pergi sana Lo, ganggu orang makan aja " bentak gadis berambut pendek yang duduk di sebelah Vanessa,yang tak lain adalah Sharen kakak tirinya. Untunglah Nara sudah biasa dengan bentakan seperti ini , dapat dikatakan seperti makanan sehari hari.
"Tau, udah pergi aja Lo , Gedeg gua lihat muka Lo lama lama" tambah Steva adik tirinya.
Mereka berdua memang sangat handal dalam membully Nara, tak di rumah tak di sekolah , bagi mereka Nara adalah mainan yang sangat bisa memuaskan hati."Maaf, Nara Pamit , Assalamualaikum" pamit Nara kepada seluruh anggota keluarga sambil menenteng sepatu sekolah keluar dari rumah . Lalu ia akan memakainya ketika sudah di depan pintu depan.
"Masih lama Ra? " Tanya seseorang dari atas motor. Ia adalah Dimas Antasena , panggil saja Dimas, cowok nakal, hobi balapan, tawuran, hobi bolos tidak selaras dengan wajahnya yang tampan. Bagaimana tidak Rahangnya tegas , mata elangnya, alisnya bisa di katakan dia sempurna.
Nara mendongak sebal, Memakai sepatu hanya butuh waktu 2 menit kenapa manusia didepannya ini selalu hitung hitungan soal waktu.
"Bentar, dim "
"Btw kek ada yang berubah dari Lo, bentar gua lihat" Nara penasaran dengan sikap Dimas hari ini, ia menangkup kepala Dimas dengan kedua tangan, mengecek suhu tubuh Dimas ."Ga ada yang berubah " gerutu gadis itu , tapi memang ada yang berubah tapi ia tidak tahu apa itu.
"Ya emang kagak ada bego, yang berubah tu motor gua ni, ga sadar juga lu" dengan gayanya Dimas memamerkan motor barunya
"Anjay motor baru , ah pegel punggung gua kalau pake ini kenapa lu ga pake Astrea punya Abah aja lebih enak buat boncengan"
"Gapapa itung itung nyoba motor baru kali Ra , ayok naik " ajak Dimas sambil menepuk jok belakang motor itu.
"Helmnya bego"
"Sabar dong tuan putri ,lagi di ambilin nih"
Bukan hanya mengambil helm untuk Nara tapi ia juga memakaikannya.
"Udah kan , yok berangkat""Hmm"
" Eh bentar , ada sarapan dari Mami katanya suruh ngasih ke , Lo"Dimas menyodorkan sebuah kotak nasi , memang sudah biasa ibu Dimas memberikan sarapan seperti ini, bahkan setiap hari. Lia sudah menganggap Nara seperti anak kandungnya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
CROMULENT
Chick-Litsesuatu yang nampaknya asli padahal palsu. Sebut saja namanya Nara atau Klanara Miraklaresta, gadis penyuka hujan, bunga dan permen itu, terlihat bahagia seperti gadis seumuran lainnnya, namun itu semua palsu senyum itu, tatapan itu dan kehidupa...