23 (Flashback)

1.4K 121 3
                                    

18 tahun yang lalu...

"Ya ampun, lucu sekali kesayangan tante Rina. Sini tante gendong yuk."

Katarina menyambut Sehun kecil dengan penuh semangat. Pasalnya, ia sangat rindu pada keponakan manisnya itu, Sehun kecil yang tampan dan juga pintar.

"Macet ya mbak?" Lanjutnya sambil menciumi pipi tembam milik Sehun. Ia bertanya kepada Melinda yang datang sedikit lebih lama dari waktu yang sudah mereka setujui.

"Iya Rin, di depan pintu tol baru. Astaga sampai nggak bergerak sama sekali, ya pa?" Jawab Melinda meminta penguatan dari sang suami.

"Iya, Seharusnya ada petugas yang jaga. Biar nggak semerawut." Kata Baskara sambil menyalakan lilin aromaterapi diatas karpet piknik mereka.

Hari ini keluarga Baskara dan Steve sedang mengadakan piknik sederhana di rumput hijau pinggir sungai kota. Matahari yang cerah dan udara nyaman seakan mendukung dua keluarga itu untuk berbincang ringan.

"Mama Hun mam jeluk mama." (Mama Sehun makan jeruk mama) anak berumur 2 tahun itu berucap kegirangan dengan mulut yang penuh dengan serat-serat berwarna orange.

"Pintar anak mama, enak jeruknya?" Tanya Melinda yang dijawab dengan anggukan gemas Sehun. "Sehun suka jeruk ya?" Lanjut Katarina, Sehun mengangguk lucu untuk yang kedua kalinya "jeluk anis tee" (jeruk manis tante). Lalu semua yang ada disana tertawa bangga, Sehun benar-benar anak yang cerdas.

Katarina lantas mengeratkan pelukannya pada daksa Sehun, hatinya sangat bahagia melihat putra dari sahabatnya bisa bertumbuh dengan baik. Namun di sisi lain, hatinya nyeri karena Tuhan belum mempercayakan buah hati kepadanya dan juga Steve.

"Sayang, geser sedikit sini, mataharinya mulai terik." Ucap Baskara kepada Melinda sambil menepuk tempat duduk di sebelahnya yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Melinda lantas tersenyum dan mengikuti saran sang suami untuk berpindah posisi duduk.

"Pegal ya? Sini jagoan nya papa aja yang gendong" lanjut Baskara saat melihat Sehun kecil yang mulai mengantuk di pangkuan sang istri.

Pemandangan itu sangat lah manis, ujar Katarina dalam hati. Ia memerhatikan Baskara yang bersikap sangat lembut dalam memperlakukan keluarga kecilnya. Lain halnya dengan Steve, pria itu tidak pernah berlaku manis padanya.

Entah apa yang membuat suaminya itu begitu dingin padanya. Apa karena Katarina yang belum juga hamil di tahun keempat pernikahan mereka? Entahlah, Katarina juga tidak tahu.

Mereka lantas berpamitan satu sama lain saat hari beranjak sore.

"Sampai bertemu lagi Sehun sayang, aduh tante miss you already anak manis." Jujur Katarina sambil mengecup pelan pipi Sehun yang sedang tertidur pulas di dalam gendongan Melinda.

Sehun kecil yang merasa sesuatu menyentuh pipi tembam nya menggeliat lucu, membuat Katarina semakin ingin memiliki anak.

"Mbak, doain aku ya semoga Steve junior bisa segera hadir di dunia ini." Ucap Katarina penuh harap setelah cipika cipiki dengan Melinda.

"Soon Rin, aku selalu berdoa untuk kehadiran Steve junior." Jawab Melinda tak kalah tulus.

"Yang semangat dong usahanya, Steve!" Tambah Baskara kepada Steve yang sedari tadi hanya memerhatikan kegembiraan istrinya. Steve hanya membalas dengan senyum seadanya.

"Oh my God, aku happy banget deh hari ini. Baby Sehun lucu banget ya, Mas?" Ucap Katarina saat dalam perjalanan pulang

"Happy karna habis ketemu Baskara mungkin." Jawab Steve sinis. Ia kembali menginjak gas saat lampu merah berubah hijau.

BROTHER FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang