29

1.2K 129 10
                                    

‼️‼️PLEASE BACA ‼️‼️
"Holla! Author's back" ya guys 🙏

________Brother from Heaven_______

"Thanks Doy."

Ucap Karen setelah menerima sebuah gelas kertas yang berisi cappucino hangat.

"Sure" jawab Doy singkat.

Mereka terdiam. Tenggelam dalam benak masing-masing. Wiper mobil yang mereka tumpangi tampak sibuk mengusir pasukan gerimis yang mampir.

Saat ini mereka berada di sebuah rest area dalam perjalanan pulang. Alamat yang diberi pak Purwa kepada Karen beberapa waktu lalu ternyata cukup jauh dari pusat kota. Butuh waktu sekitar 4 jam untuk sampai disana, rumah neneknya Karen.

Perkataan wanita berusia senja tadi, membuat dua remaja tersebut kehabisan kata. Beliau orang yang sangat baik, lemah lembut, dan terlihat sangat penyayang.

Hal itu tergambar jelas saat mata tua nya menatap sang cucu yang tidak pernah mengunjunginya lagi setelah 16 tahun. Cucu yang direbut paksa oleh sang ayah untuk tinggal bersama di kota.

Karen tidak ingat sama sekali tentang nenek. Saat itu, ia terlalu kecil untuk memahami situasi pelik ini. Yang ia ingat hanya ia piatu sejak lahir, dan hanya memiliki ayah di sisinya.

"Ren"

"Doy"

Sekalinya bersuara, mereka melakukannya bersamaan. Doyoung mengalah dengan mempersilakan Karen bicara terlebih dahulu.

"Menurut lo, gimana perasaan Jae kalo dia tau yang sebenernya?"

Tanya Karen terdengar ragu

"Maksud lo?"

Jawab Doy bingung

"Lo tau semuanya, Doy. Lo yang anter gue ke alamat yang dikasih Pak Purwa yang ternyata itu rumah nenek gue, lo juga denger kan semua cerita yang tadi nenek omongin tentang masa lalu orang tua gue."

Karen menanggapi panjang lebar

"T-terus?" Timpal Doy lagi, kali ini kedua alis matanya ikut berkerut

"Semua ini ada sangkut pautnya sama keluarga Baskara, Doy. Dan disini, ayah gue tokoh antagonisnya."

Kalimat Karen mulai terdengar bergetar.

"Jae nggak tau apa-apa, Ren. Bahkan soal om Baskara yang masih hidup pun dia nggak tau." Kata Doy.

________Brother from Heaven_______

Jaehyun POV

Gue terobos kerumunan yang ada. Halaman rumah sakit sekarang lagi chaos banget. Sirine kebakaran juga masih memekakkan telinga.

Sampai gue lihat Echan yang lagi mohon-mohon ke komandan pemadam, muka nya udah berantakan banget

"Bapak, tolongin kakak saya...saya mohon pak, kakak saya sendirian di dalem hiks hiks hiks"

Teriak Haechan yang disusul dengan kalimat penenang dan sentuhan lembut di punggungnya

Waktu mata kita bertemu, jujur gue bingung. Gue takut Echan masih marah sama gue gara-gara kejadian kemarin.

"Abang....kakak masih di dalem bang hiks hiks."

Tapi dia malah lari ke dekapan gue.

"Bang...kakak kan nggak bisa kena asap, bang. Dia pasti kesakitan sekarang." Lanjutnya sambil nangis di dada gue

Gue tau Chan, gue tau. Gue juga adiknya kakak kalo lo lupa.

Batin gue.

"Iya Chan, Abang coba tolongin kakak. Echan doain ya." Kata gue sambil mengelus punggungnya

BROTHER FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang