18

1.7K 173 17
                                    

Pukul 02.15 dini hari

Sehun terlihat masih berkutat dengan buku latihan soalnya. Sesekali anak itu mengetikkan sesuatu di keyboard dan beberapa detik kemudian informasi terlihat di layar monitor.

Menulis, kemudian menghitung, kembali mencari informasi di internet, kemudian menulis lagi, lalu menghitung lagi. Belajar memang hobby nya, namun rutinitas ini, belajar sampai pagi, jarang sekali ia lakukan.

Sampai akhirnya, 2 hari yang lalu tutor belajar barunya datang. Sekaligus membawa kabar bahwa Sir Albert telah meninggal sehari sebelumnya karena serangan jantung.

Perkenalan yang lumayan alot. Tutor barunya itu bernama Sir David. Terlihat 5 tahun lebih muda dibanding mendiang Sir Albert. Ya, muda dan sangat arrogant. Pikir Sehun.

Sesekali Sehun memijat dada kirinya, desiran aneh yang belakangan mengganggu ini sedikit membuatnya sesak. Ia juga lebih sering mengedipkan matanya sekedar untuk memfokuskan pandangan, sepertinya ia harus segera ke optik untuk mengganti lensa minusnya.

Sir Albert selalu memberikan PR latihan soal untuk Sehun setiap harinya. 50 jawaban essay menjadi fokus Sehun malam ini. Oh tidak,  malam kemarin juga.

Sehun pikir mungkin ini hanya semacam pre-test, untuk mengukur sejauh mana ia memahami materi. Dengan senang hati ia mengerjakan tugas tersebut dari selesai makan malam sampai dini hari, bahkan kemarin malam ia baru istirahat sekitar pukul 4 pagi.

Agak berat memang, terlebih lagi cara mengajar Sir David yang sangat otoriter. Ia tidak segan-segan membentak Sehun ketika anak itu memberikan pendapatnya terhadap materi yang sedang dibahas, Sehun benar, namun Sir David menilai bahwa segala sesuatu yang bertentangan dengan pendapatnya itu salah.

Suara dentingan kecil menandakan sebuah pesan masuk. Sehun membuka ponselnya

Sir David :

Jangan tidur sebelum menyelesaikan soal ke 50, Sehun. Persiapkan juga materi untuk besok pagi.

Sehun menghembuskan nafasnya yang mulai memberat. Besok ia harus ke rumah sakit untuk check up rutin. Namun, sepertinya Sir David tidak akan mengizinkannya untuk pergi, mengingat waktu pelaksanaan ujian semakin dekat.

Ketukan kembali terdengar di depan pintu kamarnya. Terhitung sudah 4 kali orang rumah mengetuk pintu kamarnya sejak ia menguncinya setelah makan malam tadi. Oh iya, sebenarnya Sehun tidak diperbolehkan mengunci pintu dari dalam, kapanpun. Itu sudah menjadi peraturan di keluarga Baskara selama beberapa tahun belakangan.

Namun kemarin siang, Sir David bilang bahwa belajar itu butuh ketenangan, kunci pintu, dan biarkan mereka menganggap kamu sudah tidur. Dan itu yang dilakukan Sehun sekarang, mengabaikan ketukan orang suruhan mama nya agar mereka mengira dirinya sudah beristirahat dan tidur.

Sehun kembali mengerjakan tugasnya setelah suara ketukan itu tidak terdengar lagi. Dan ia pun berhenti saat jarum jam dinding menunjuk ke angka 5, sejam lebih lama dibanding hari kemarin. Sehun menjatuhkan kepalanya di atas kertas-kertas latihan soal yang ada di atas meja belajarnya dan mulai bermain ke alam mimpi.

Sehun terbangun saat Jaehyun menerobos masuk ke kamarnya dengan menggunakan kunci cadangan yang sengaja ia simpan.

"Besok-besok jangan di kunci pintunya, kak" ucap anak tengah Baskara itu sambil membuka tirai kamar Sehun, ternyata matahari sudah muncul

"Lo nggak tidur di kasur? Bergadang ya Lo?" Tanya Jaehyun sambil memerhatikan Sehun yang masih terduduk di kursi meja belajarnya.

Jaehyun mendesah kesal, terlihat frustasi atas bagaimana cara berbicara kepada kakak sulungnya ini.

BROTHER FROM HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang