𝘀𝗼𝗻𝗴 𝗳𝗼𝗿 𝘁𝗵𝗶𝘀 𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿, Talking to the moon - Bruno Mars (Nightcore)
≪•◦ ❈ ◦•≫
𝐡𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐫𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
♡︎♡︎♡︎
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Malam ini, (name) membantu Ayaka mengerjakan beberapa urusannya. Menurutnya cukup menyenangkan bisa meluangkan waktu untuk Tuan rumah.
Apalagi ia merasa tidak enak dan jadi berpikir harus membalas budinya karena sudah mengizinkannya tinggal disini.
Setelah semua urusannya selesai, (name) berjalan dari koridor menuju koridor kamarnya.
Seketika tungkainya berhenti didepan kamar kazuha. Pintunya terbuka lebar. Terlihat Sachiko yang sudah tertidur pulas difutonnya. (name) pun menghampiri laki-laki itu.
"Kazuha, kau sedang apa?"
"...."
"Kazuha?"
"...."
"hei!"
"ah! oh (name) rupanya. Kamu sudah kembali, A-Ada apa (name)?"
"humm... tidak ada, Hanya saja kau sedang apa melamun seperti itu? Aku takut tadi- matamu terlihat seperti tak hidup..."
"Eh? Vision tak berelemen? punya siapa itu?"
"... ini milik temanku."
"Oh yang itu..."
(name) duduk disampingnya dan melirik kearah Kazuha yang menunduk kembali. Kazuha terlihat murung. Menatap lekat lekat Vision yang sudah tak terlihat elemennya itu.
"(name), aku ingin bertanya."
"eh? Tanya apa?"
"apa kau tau bagaimana caranya mengembalikan vision yang sudah mati ini seperti semula? yah, kurasa itu mustahil."
"err, Maaf tapi aku tidak tahu..."
"hm sudah kuduga. Aku sudah menyerah kalau begitu. heh, Aku bodoh ya, terus saja berharap lebih." Kazuha memasang senyum pahit.
Keheningan melanda mereka selama beberapa detik. (name) kembali membuka suaranya.
"Tidak."
"Eh?"
"Kazuha yang kukenal bukan seperti itu. Kazuha yang kukenal itu Pantang Menyerah.
Biar aku berkata jujur, Seorang Kazuha yang aku kenal itu sok puitis tapi ia sangat rendah hati, Sangat menyukai ketenangan, pintar membaca situasi, pikiran, dan perasaan orang.
