•| Prolog

11.6K 874 35
                                    

"shh.." ringis seorang lelaki, yang baru saja sampai di rumahnya, dengan keadaan yang begitu mengenaskan.

dahinya luka, kakinya banyak memar, dan hidungnya terus mengeluarkan darah, sudah dia coba elap dengan punggung tangannya, namun tetap saja tak berhenti darah-darah itu keluar dari hidupnya.

setelah sampai didalam kamarnya sendiri, lelaki itu membanting tasnya yang sejak tadi ia tenteng di bahu ke ranjang dengan kesal, "dasar pengecut!!"

kemudian dia duduk dipinggir ranjang dengan perlahan. karna ada banyak luka dan memar yang membuat kaki dan perutnya begitu nyeri, ketika banyak bergerak.

Tiba-tiba saja ada yang menghampirinya, lelaki itu tidak perlu menoleh, dia sudah tau siapa yang datang. siapa lagi jika bukan kakak perempuan nya?

"lo dibulli lagi?" tanya kakaknya itu, nanun ia hanya diam.

"gyu, kenapa lo jadi diem terus dibulli gini?! pindah sekolah aja!" tegas kakaknya itu, sedikit menaikan nadanya kepada adik satu-satunya itu, yang bernama Beomgyu Gridrea Jenggala.

Beomgyu menoleh menatap sang kakak perempuannya, dengan malas. "udah gue bilang berkali-kali, gue gak mau pindah." jawabnya, dingin.

Hanasta terdiam, seraya menatap adiknya dengan miris. jujur saja ada rasa penyesalan dihatinya, dia tidak bisa membantu sama sekali, "maaf. maaf ini semua gara-gara gue, coba aja gue bisa cari kerjaan yang lebih bagus, pasti gak gini."

ucap perempuan itu dengan sangat lirih, matanya dengan cepat berair, dia tidak tega melihat adik laki-lakinya itu selalu disiksa oleh teman sekolahnya.

"udah kak gak usah nangis" tutur Beomgyu, lalu menunduk.

sakit sekali ketika melihat kakaknya itu selalu menyalahkan dirinya sendiri. ini bukan kesalahan Hanasta, ini semua salah dirinya sendiri, dari awal dia tidak melawan.

sekarang Beomgyu mau melawan, sudah tidak ada keberanian di dalam dirinya. karna pernah dia melawan, tapi malah semakin disiksa. dilaporkan ke guru, gurunya hanya diam, entah pura-pura tak tau, tak mengerti, atau tutup telinga, dan mata. mungkin karna hanya ia satu-satunya murid yang dibulli disekolah itu.

ia bahkan malah disuruh untuk berhenti bersekolah disana jika tidak mau dibuli. gila bukan?

iya, memang gila.

Beomgyu itu murid beasiswa. ia murid terpintar disekolahnya, sering sekali menjadi rangking 1 diparalel sekolah tersebut. sebenarnya mau berhenti sekolah disana, namun sayang sekali. mendapatkan beasiswa itu tidak mudah.

Beomgyu Gridrea Jenggala dan Hanasta Herta Jenggala, adalah sepasang adik kakak, yang sudah tidak memiliki orang tua. namun tenang saja, Hanasta diwarisi harta ketika kedua orang tuanya itu meninggal dunia, tetapi tidak banyak, Hanasta masih harus bekerja keras untuk memenuhi kehidupan dirinya dan juga adiknya.

"gue mending gak usah pergi kali ya?" ucap Hanasta ragu, Beomgyu langsung menoleh menatap Hanasta.

"lah, kenapa?" tanyanya dengan satu alis menaik.

"gue gak tenang buat ninggalin lo sendiri, lo butuh temen kan pasti? gue gak tenang." tutur Hanasta lirih, sembari manatap Beomgyu.

Beomgyu terdiam sebentar kemudian ia senyum kecil, memperlihatkan kepada kakaknya itu, bahwa ia baik-baik saja.

"enggak kok kak, gue baik-baik aja, lo gak usah khawatirin gue. gue itu cowok, gue gak ngelawan mereka, bukan berarti gue itu lemah!"

Hanasta tersenyum, kemudian berjalan mendekati Beomgyu. ternyata kakaknya itu telah membawa kotak p3k ditangannya.

Hanasta berlutut didepan Beomgyu yang sedang duduk dan menatapnya, lalu menaro kotak p3k itu disamping. kemudian dia membuka kotak p3k tersebut, mencari obat untuk mengobati sang adik.

"bener ya? kalo ada apa-apa bilang ke gue." ujar Hanasta tanpa menatap Beomgyu, memfokuskan tatapannya mencari obat yang dibutuhkannya.

"iya kakak cantiknya gue, tenang aja!"



- TBC -

jangan lupa vote dan komen!
❤️❤️❤️

562 word

NOT A DOLL || Taegyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang