First •2Sung

Jumpa mantan

. 
.
.
.

Jisung memarkirkan motor beat milik adik sepupunya itu di halaman parkir kafe yang akan menjadi tempatnya berkumpul dengan teman temannya di bandung.

Suara nyaring bell yang terpasang tepat diatas pintu memenuhi ruangan kafe bercat putih dengan berhias berbagai kalimat kalimat motifasi berwarna coklat.

Jisung mengedarkan pandangannya keseluruh kafe, netra hazel milik Park akhirnya terhenti pada tiga orang remaja seusianya yang duduk di pojok kafe.

"Oi Ji!" Panggil salah satu dari mereka, Jisung segera menghampiri meja itu.

"Tumben telat?" Tanya Sunghoon

"Gue ketiduran." Jawab Jisung yang dengan kurang ajarnya meminum lemon ade milik seorang gadis mata sipit bernama Winter. Jisung meringis kala rasa masam memenuhi indra perasanya.

"Bangsat kecut banget." umpat Jisung.

"Mampus." ejek Winter.

"Lo mau pesen apa Ji?" tanya Jake yang dari tadi menyimak keributan kecil mereka.

"Traktir gak?"

"Serah." Senyum Jisung merekah, dengan segera dia memanggil salah satu pelayan kafe, yang tanpa disangka sangka adalah seorang remaja yang dia kenal dekat. Dan berpangkat sebagai mantan terindahnya.

"Loh Jisung?"

"Kak Chenle?" mata keduanya bersitatap, sedangkan ketiga teman Jisung memutar bola matanya malas saat melihat adegan drama picisan yang dihadirkan.

"Kapan kamu sampe Bandung?" Tanya Chenle.

"Malem tadi sih, kakak ngapain disini?" tanya Jisung balik.

"Loh, ini kan kafe punya kakak." Jisung terhenyak, wait kafe punya dia?!

Netra hazelnya melirik ketiga temannya, "Kok lo pada gak bilang?!" Ucapnya galak, Jake langsung menunjuk Sunghoon dengan wajah panik.

"Idenya dia." Ucap Remaja berahang tegas itu.

"Kok aku?!" Tanya Sunghoon tidak terima.

"Kan memang kamu, sayang."

Jisung gak salah denger kan? Apa apaan tadi? Sayang? SAYANG? S.A.Y.A.N.G?! Jisung shock berat, baru sebulan dia pindah kok udah ada yang official?!

"Utang cerita lo berdua sama gue, nyet." Jisung mendelik tajam penuh dendam karena tidak diberi tau kalau salah dua dari tiga sahabatnya itu sudah resmi berpacaran. Netra hazelnya kini menoleh kearah sang mantan. "kak, aku pesen blue adenya ya?"

"Kalau kamu gratis aja, Ji."

"No! Jangan digratisin, biar Jake yang bayar." tolak Jisung.

Jake gimana? Pasrah aja dia, gini nih kalau temenan sama uke. Untung kantong Jake tebel.

"Oke. oh iya, Nanti malem kamu gak ada acara kan?"

"Hum?" Jisung mengedip ngedipkan matanya lucu, membuat Chenle harus menggigit pipi dalamnya karena menahan gemas.

"Enggak ada sih, kenapa kak?"

"Dandan yang cantik nanti malem." Ucap Chenle beranjak dari meja Jisung meninggalkan si marmut dan ketiga temannya yang menatap penuh arti.

•••

"Jadi ji, gimana Jogja?" Tanya Sunghoon.

Sekarang udah jam empat lebih empat puluh empat sore, mereka udah ngobrol berjam jam. JakeHoon juga udah cerita gimana bisa mereka pacaran, termasuk kisah cinta biasa. Karena sering adu mulut karena masalah kecil mereka malah saling suka. Picisan banget kan?

"Ya gak gimana gimana sih—

"ketemu cogan gak?" potong Winter.

"Iya, banyak." Gak boong kok, kakel, anak seangkatan, sama adkel dia banyak yang ganteng. Contohnya Sungchan. Ehehehehe.

"WAH GUE IRI." Ucap Winter dan Sunghoon bersamaan, Jake yang dari tadi nyimak cuma bisa memutar bola matanya.

"Dari sekian banyak ada yang lo taksir gak, ji?" tanya Sunghoon.

Jisung berfikir sejenak, lalu mengulum senyum tipis, "ada kok."

Dari kejauhan Chenle tanpa sengaja mendengar percakapan mereka. Senyum teduh penuh misteri terukir diwajah tampannya.

.
.
.
.

___________________
A/N : double up 😚, bikaus aq kangen sm kaliyan /jamet njis. Btw btw, aku mau nanya dong. Kalian kok bisa nemu ff ini?